PEMBUATAN TANAMAN SABUK HI JAU GREEN BELT

55

F. PEMBUATAN TANAMAN SABUK HI JAU GREEN BELT

Pembuatan tanaman Sabuk hijau green belt dimaksudkan sebagai upaya pemulihan kawasan sekitar waduk danau pada daratan sepanjang tepian danau waduk yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik waduk danau. Tujuan pembuatan sabuk hijau green belt adalah untuk mengurangi tanah longsor, erosi dan laju sedimentasi ke dalam waduk danau. Sabuk hijau dapat berfungsi sebagai tempat deposisi tanah yang tererosi, serta melindungi waduk danau dari kegiatan budidaya yang dapat mengganggu kelestarian fungsi bendungan waduk danau. Tahapan kegiatan pembuatan sabuk hijau adalah sebagai berikut: 1. Penyusunan Rancangan. a. Penetapan Calon Lokasi 1 Sesuai dengan RTT-nya, sebelum rancangan disusun dilakukan pemantapan calon lokasi oleh BP DAS setempat bersama Dinas Kab Kota terkait, dan I nstansi Lembaga Badan Otorita yang menangani mengelola waduk danau. 2 Calon lokasi definitif terpilih ditetapkan secara bersama-sama oleh Balai PDAS setempat, Dinas Kabupaten kota yang diserahi tugas dan tanggungjawab dibidang Kehutanan, serta I nstansi Lembaga Badan Otorita yang menangani waduk danau. 3 Apabila lahan calon lokasi sabuk hijau dikuasai dimiliki oleh masyarakat diperlukan kesepakatan bersama dengan berita acara. 4 Panjang dan Lebar sabuk hijau yang ditetapkan agar mempertimbangkan kondisi tanah, topografi, curah hujan, kepemilikan penguasaan lahan dan kondisi lainnya yang perlu. Semakin mudah tanah tererosi erodibilitas tinggi, curah hujan tinggi erosivitas tinggi dan topografi curam maka semakin lebar sabuk hijau yang dibangun. Secara umum lebar sabuk hijau berkisar 50 – 100 m, dimulai dari + 20 m garis pasang tertinggi ke arah daratan Keppres No. 32 tahun 1990. 5 Apabila sasaran lokasi merupakan lahan milik masyarakat maka perlu dilakukan prakondisi terhadap masyarakat tersebut. b. Pengumpulan Data dan I nformasi. Pengumpulan data dan informasi untuk rancangan teknis pembuatan tanaman sabuk hijau meliputi : 1 Aspek biofisik, yaitu tanah, curah hujan, tipe iklim, ketinggian dan topografi, aksesibilitas dan vegetasi. 2 Aspek sosial ekonomi, menyangkut kepemilikan pengelola lahan, demografi, adat istiadat, organisasi sosial, harga saprodi dan upah tenaga, sarana prasarana transportasi, mata pencaharian. 56 c. Penataan Areal 1 Pengukuran, penataan dan pemancangan patok batas luar, batas blok atau petak yang dituangkan dalam peta rancangan dengan poligon tertutup. 2 Data pengukuran dituangkan dalam sket lapangan tanpa skala dan buku ukur untuk pembuatan peta rancangan. d. Pengolahan dan Analisis Data Berdasarkan hasil survei, data dan informasi disusun dan dilakukan tabulasi, sortasi dan validasi sebagai bahan untuk penyusunan rancangan. Berdasarkan analisa data dan informasi tersebut ditetapkan pola tanam, jenis tanaman, tata tanam jarak dan posisi tanaman teknik penyiapan lahan , tata waktu, dan lain-lain. e. Rancangan Kegiatan 1 Jenis tanaman yang direncanakan adalah kayu-kayuan, namun dapat disela dengan MPTS maksimal 40 . Jenis yang dipilih adalah yang dapat berfungsi lindung, dengan jumlah 1100 batang ha dan jarak tanam sesuai kondisi lapangan. 2 Pembuatan sabuk hijau dilakukan dengan pola tanam mengikuti garis kontur, sesuai tingkat kelerengannya. Cara pengaturan tanaman pada pola tanam mengikuti garis kontur sebagaimana pada BAB I V, B. 1. e. 3 Pemeliharaan Tanaman Pemeliharaan tanaman dilaksanakan untuk memberikan kondisi ruang tumbuh yang baik dalam rangka menjaga kelangsungan hidup dan pertumbuhan tanaman dari kerusakan dan gangguan gulma. a Pemeliharaan Tahun Berjalan T-0. Kegiatan ini meliputi penyulaman, pemupukan, penyiangan dan pendangiran serta pengendalian hama dan penyakit. Penyulaman T-0 dilakukan untuk mengganti tanaman yang mati tidak tumbuh sehat dengan jumlah bibit 10 110 batang. b Pemeliharaan Tahun Pertama T+ 1 dan Kedua T+ 2. Pemeliharaan tahun pertama dapat dilakukan dengan biaya pemerintah APBN apabila persentase tumbuh tanaman ≥ 60 terhadap standar hasil tanaman. Apabila persentase tumbuh 60 , maka pemeliharaan dilakukan swadana APBD, dana instansi lembaga badan otorita pengelola waduk danau atau masyarakat jika areal sabuk hijau adalah lahan masyarakat. Pemeliharaan tanaman tahun I meliputi kegiatan : penyulaman 10 sesuai bibit tersedia, penyiangan, pendangiran, pemupukan dan pengamanan. Pemeliharaan tanaman tahun I I meliputi penyiangan, pendangiran, pemupukan dan pengamanan. 57 f. Rencana Anggaran Biaya RAB. 1 Berdasarkan analisa rancangan kegiatan, dilakukan analisa kebutuhan bahan, peralatan, dan tenaga kerja per komponen pekerjaan. 2 Berdasarkan survei sosial dan ekonomi dilakukan analisa untuk menentukan ketersediaan tenaga kerja dari desa sekitar dan pemenuhan tenaga kerja yang dibutuhkan. 3 Berdasarkan butir 1 dan 2 tersebut di atas dan harga pasar yang wajar, disusun rencana anggaran biaya per komponen kegiatan. g. Pembuatan Gambar dan Peta Hasil pengukuran, pengolahan dan analisa data dituangkan dalam gambar dan peta. 1 Peta situasi skala 1 : 50.000 s d 1 : 100.000 yang menunjukkan situasi dan letak lokasi kegiatan pada wilayah DAS, kabupaten kota. 2 Peta rancangan yang menggambarkan peta kerja dengan memuat batas-batas blok, petak, rencana jalan inspeksi, rencana tanaman, dengan skala 1 : 5.000 s d 1 : 10.000. 3 Peta rancangan dibuat sesuai dengan kaidah perpetaan dengan inset lokasi dan ruang penilaian dan pengesahan peta. 4 Gambar bestek yang perlu dibuat adalah : a Gubuk kerja b Papan nama c Tata ruang tata letak pertanaman pola tanam h. Format Rancangan Hasil pengolahan data dan pembuatan peta, kemudian dirumuskan dan diuraikan dalam buku naskah rancangan. Format buku rancangan sebagaimana diatur dalam Bab I I .B.4. 2. Pelaksanaan Pembuatan Tanaman Sabuk Hijau Green Belt a. Persiapan Lapangan Kegiatan persiapan lapangan meliputi: 1 Penyiapan dokumen rancangan pembuatan sabuk hijau naskah dan peta rancangan; 2 Penyiapan organisasi pelaksana dan koordinasi dengan pihak terkait untuk menyiapkan lokasi agar bebas konflik dan areal yang akan dijadikan sebagai sabuk hijau, serta menyusun tata waktu pelaksanaan kegiatan dan pembagian kerja secara proporsional; 3 Penyiapan sarana dan prasarana untuk gubuk kerja, papan nama, patok batas, ajir dan alat pengukuran GPS alat ukur theodolit, kompas, altimeter, dan lain-lain serta perlengkapan kerja; 4 Pengukuran ulang batas-batas areal, pemancangan patok batas luar, pembuatan gubug kerja, papan nama dan penyiapan lahan dalam rangka penerapan pola tanaman yang sesuai dalam jalur tanaman; 58 5 Pemasangan ajir dan penentuan arah atau letak tanaman sesuai dengan rancangan. Pola tanam dilakukan secara jalur sesuai kontur secara merata di seluruh lokasi dan disesuaikan keadaan lapangan. 6 Pembersihan lahan, pembuatan lubang tanaman dan piringan tanaman, dan penyiapan pupuk dasar. 7 Distribusi bibit dari tempat pengumpulan bibit titik bagi ke petak tanaman, dan menempatkannya menurut arah larikan dan lubang tanaman. b. Penanaman 1 Hal yang perlu diperhatikan sebelum penanaman : a Media bibit kompak dan mudah dilepas dari polybag. b Kondisi lubang tanaman telah dipersiapkan dengan baik dan tidak tergenang air. c Kondisi bibit dalam keadaan sehat dan memenuhi standar kriteria yang telah ditetapkan untuk ditanam. 2 Teknik Penanaman a Waktu penanaman agar disesuaikan dengan musim tanam yang tepat. b Polybag dilepas dari media tanaman dengan hati-hati sehingga tidak merusak sistem perakaran tanaman. c Bibit dan media diletakkan pada lubang tanaman dengan posisi tegak. d Lubang tanaman ditimbun dengan tanah, yang telah dicampur pupuk dasar sampai lebih tinggi dari permukaan tanah. 3 Hasil Pembuatan Tanaman a Terwujudnya tanaman sabuk hijau sejumlah 1.100 batang ha, tersebar merata sesuai rancangan. b Untuk memberikan akurasi realisasi tanaman dilakukan penilaian kinerja pembuatan tanaman yang diatur dalam petunjuk pelaksanaan tersendiri. c. Pemeliharaan Tanaman 1 Jangka Waktu Pemeliharaan Tanaman a Pemeliharaan tahun berjalan T-0 b Pemeliharaan tahun pertama T+ 1 c Pemeliharaan tahun kedua T+ 2 2 Komponen Pekerjaan sesuai dengan rancangan yang telah disahkan. a Pemeliharaan Tahun Berjalan T-0 Kegiatan meliputi penyiangan pendangiran, penyulaman dan pemupukan. Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang mati diperkirakan tak mampu tumbuh dengan sehat, sejumlah 10 dari standar hasil pembuatan tanaman. 59 b Pemeliharaan Tahun Pertama dan Kedua T+ 1 dan T+ 2 1 Penyulaman Untuk pemeliharaan tahun I disediakan bibit sebanyak 10 dengan ukuran bibit minimal sama atau lebih tinggi dari standar. Untuk tahun I I tidak disediakan bibit dari pemerintah, namun dapat disediakan dari anggaran pemerintah Kabupaten Kota. 2 Penyiangan dan Pendangiran Penyiangan meliputi pekerjaan pembersihan gulma sekaligus pendangiran piringan tanah sekitar tanaman, yang dilakukan secara manual. Sisa semak tumbuhan hasil penyiangan agar ditempatkan di posisi yang benar dibenamkan dalam tanah sehingga cepat membusuk dan tidak rawan kebakaran. 3 Pemupukan Tanaman Penggunaan pupuk secara selektif sesuai jenis tanaman dan kesuburan tanah serta dan yang lambat terurai slow released fertilizer, baik berupa pupuk organik kompos kandang, dan atau pupuk buatan granuler atau tablet sesuai dengan dosis yang dibutuhkan. Waktu dan cara pemupukan agar memperhatikan deskripsi pupuk yang digunakan 4 Pengendalian Hama dan Penyakit Sejauh mungkin menghindari tidak menggunakan pengendalian hama dan penyakit secara kimia karena dikhawatirkan mempengaruhi kualitas air pada danau waduk. Apabila terserang hama atau penyakit dapat dilakukan pemusnahan tanaman yang terserang agar tidak menulari tanaman lainnya. 5 Pengamanan Beberapa pendekatan yang dilakukan dalam upaya pencegahan kebakaran dan pengrusakan tanaman melalui peningkatan partisipasi masyarakat, pemeliharaan tanaman yang intensif serta melaksanakan pengawasan secara periodik . d. Hasil Pelaksanaan Hasil kegiatan pelaksanaan pembuatan tanaman sabuk hijau adalah terwujudnya tanaman sesuai target luas dan jumlah tanaman yang telah direncanakan dalam rancangan dan dokumen kegiatan anggarannya. 60

G. REHABI LI TASI HUTAN MANGROVE DAN HUTAN PANTAI