Tahanan beban lateral ultimit

78 tiang terdeformasi lateral. Hal ini akan menimbulkan gaya geser pada tiang dan tiang akan melentur sehingga timbul momen lentur. Gaya geser yang dipikul tiang harus mampu didukung oleh tampang tiang se- suai dengan bahan yang dipakai. Besarnya gaya geser dapat dianggap terbagi rata ke seluruh tiang. Selain kapasitas dukung tiang perlu juga ditinjau terhadap kapasitas dukung tanah di sekitarnya. Keruntuhan yang mungkin terjadi karena keruntuhan tiang, dan dapat pula karena keruntuhan tanah di sekitarnya. Selain gaya geser, akibat beban lateral akan menimbulkan momen lentur pada tiang. Akibat beban lentur ini akan menyebabkan tiang mendesak tanah di samping- nya. Jika tanah cukup keras maka keruntuhan akan terjadi pada tiang karena kapasi- tas lentur tiang terlampaui. Sedangkan jika tiang cukup kaku pendek maka kerun- tuhan yang akan terjadi akibat terlampauinya kapasitas dukung tanah. Daya dukung horizontal pada tiang pendek dan tiang panjang untuk tanah non-kohesif Gambar 2.30 Skema deformasi tiang akibat beban lateral

2.16.1 Tahanan beban lateral ultimit

Menentukan tiang berperilaku seperti tiang panjang atau tiang pendek perlu diketahui faktor kekakuan tiang. Faktor kekakuan tiang dapat diketahui dengan menghitung faktor-faktor kekakuan R dan T. Faktor-faktor tersebut dipengaruhi oleh kekakuan tiang EI dan kompresibilitas tanah yang dinyatakan dalam modulus tanah Universitas Sumatera Utara 79 K yang tidak konstan untuk sembarang tanah, tapi tergantung pada lebar dan keda- laman tanah yang dibebani. Faktor kekakuan untuk modulus tanah lempung R di- nyatakan oleh Persamaan 2.16 : 4 . K I E R  2.16 Dimana : K = kh . d = k11,5 = Modulus tanah k 1 = Modulus reaksi subgrade dari Terzaghi E = Modulus elastis tiang I = Momen inersia tiang d = Lebar atau diameter tiang Nilai-nilai k 1 yang disarankan oleh Terzaghi 1955, ditunjukkan dalam Tabel 2.7. Pada kebanyakan lempung terkonsolidasi normal normally consolidated dan tanah granuler, modulus tanah dapat dianggap bertambah secara linier dengan keda- lamannya. Faktor kekakuan untuk modulus tanah granuler dinyatakan oleh Persa- maan 2.17 : 5 . h n I E T  2.17 Koefisien variasi modulus nh diperoleh Terzaghi secara langsung uji beban tiang dalam tanah pasir yang terendam air. Nilai-nilai nh yang disarankan oleh Ter- zaghi ditunjukkan dalam Tabel 2.8 .Dalam tabel tersebut dicantumkan juga nilai-nilai nh yang disarankan oleh Reese dkk 1956. Nilai-nilai nh yang lain, ditunjukkan da- lam Tabel 2.8. Dari nilai-nilai faktor kekakuan R dan T yang telah dihitung, Tomlin- son 1977 mengusulkan kriteria tiang kaku atau disebut tiang pendek tiang kaku dan tiang panjang tiang tidak kaku yang dikaitkan dengan panjang tiang yang terta- nam dalam tanah L. Universitas Sumatera Utara 80 Tabel 2.7 Hubungan modulus subgrade k 1 dengan kuat geser undrained untuk lem- pung kaku terkonsolidasi berlebihan Overconsolidasi Terzaghi, 1955 Konsistensi Kaku Sangat Kaku Keras Kohesi undrained C u kNm² 100 -200 200 - 400 400 kgcm² 1 - 2 2 - 4 4 k ₁ MNm³ 18 - 36 36 - 72 72 kgcm³ 1.8 - 3.6 3.6 - 7.2 7.2 k ₁ direkomendasikan MNm³ 27 54 108 kgcm³ 2.7 5.4 10.8 Sumber : Teknik fondasi 2 , Hary Christady Hardiyantmo, Hal 209 Tabel 2.8 Nilai-nilai n h untuk tanah granuler c = 0 Sumber : Teknik fondasi 2 , Hary Christady Hardiyantmo, Hal 209 Tabel 2.9 Kriteria tiang kaku dan tiang tidak kaku untuk ujung bebas Sumber : Teknik fondasi 2 , Hary Christady Hardiyantmo, Hal 209 Kerapatan relatif Dr Tak Padat Sedang Padat Interval nilai A 100 - 300 300 - 1000 1000 - 2000 Nilai A dipakai 200 600 1500 n h, pasir kering atau lembab Terzaghi kNm³ 2425 7275 19400 n h, pasir terendam air kNm³ Terzaghi 1386 4850 11779 Reese dkk. 5300 16300 34000 Modulus tanah K Modulus tanah K bertambah dengan kedalaman konstan Kaku Ujung bebas L ≤ 2T L ≤ 2R Tidak kaku Ujung bebas L ≥ 4T L ≥ 3,5R Tipe Tiang Universitas Sumatera Utara 81

2.16.2 Tiang ujung jepit dan ujung bebas