21
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Tanah selalu mempunyai peranan yang penting pada suatu lokasi pekerjaan konstruksi. Tanah adalah fondasi pendukung suatu bangunan, atau bahan konstruksi
dari bangunan itu sendiri seperti tanggul atau bendungan, atau kadang-kadang sebagai sumber penyebab gaya luar pada bangunan, seperti tembokdinding penahan
tanah, jadi tanah itu selalau berperan pada setiap pekerjaan teknik sipil. Suyono So- srodarsono and Kazuto Nakazawa Mekanika Tanah dan Teknik Fondasi , Hal. 01
Pembangunan suatu konstruksi, pertama – tama sekali yang dilaksanakan dan dikerjakan dilapangan adalah pekerjaan fondasi struktur bawah baru kemudian
melaksanakan pekerjaan struktur atas. Pembangunan suatu fondasi sangat besar fungsinya pada suatu konstruksi. Secara umum fondasi didefenisikan sebagai
bangunan bawah tanah yang meneruskan beban yang berasal dari berat bangunan itu sendiri dan beban luar yang bekerja pada bangunan ke tanah yang ada disekitarnya.
Berdasarkan kedalaman tertanam di dalam tanah, maka fondasi dibedakan menjadi fondasi dangkal shallow foundation dan fondasi dalam deep foundation ,
Das, 1995. Dikatakan fondasi dalam apabila perbandingan antara kedalaman fondasi D dengan diameternya B adalah lebih besar sama dengan 10 DB
≥10. Sedangkan fondasi dangkal apabila DB
≤ 4. Pada fondasi dalam dibedakan 2, yaitu
fondasi end bearing dan fondasi floating. Fondasi ujung tiang end bearing adalah sistem fondasi yang ujung tiang pancangnya menyentuh tanah keras, sehingga beban
aksial seluruhnya disalurkan pada tanah keras. Sedangkan fondasi mengambang floating adalah sistem fondasi yang tidak menyentuh tanah keras sehingga beban
aksial yang diterima disalurkan pada tanah sekitar tiang pancang akibat gesekan friction antara tiang pancang dan tanah sekitar tiang pancang.
Untuk hal ini penulis mencoba mengkonsentrasikan Tugas Akhir ini kepada permasalahan fondasi dalam, yaitu tiang pancang dengan menggunakan data SPT,
Kalendering, serta perhitungan penurunan elastis fondasi tiang kelompok pada Jem-
Universitas Sumatera Utara
22 batan Sungai Penara Jalan Akses Non Tol Kualanamu, Serdang Berdagai-Sumatra
Utara. Pada perencanaan fondasi tiang kelompok, kemampuan menahan beban
lateral dan aksial harus diperhitungkan dengan baik agar dapat menghasilkan suatu struktur fondasi yang kuat dan efisien. Untuk perencanaan beban aksial saja dapat
diselesaikan dengan mudah menggunakan statika sederhana, namun bila struktur tanah yang berlapis – lapis akan mengakibatkan respon tanah yang tidak linear,
sehingga menambah kesulitan dalam merencanakan pembebanan aksial dan lateral pada tiang pancang kelompok. Tiang pancang berinteraksi dengan tanah untuk
menghasilkan daya dukung yang mampu memikul dan memberikan keamanan pada struktur atas. Untuk menghasilkan daya dukung yang akurat maka diperlukan suatu
penyelidikan tanah yang akurat juga. Ada dua metode yang biasa digunakan dalam penentuan kapasitas daya dukung tiang pancang yaitu dengan menggunakan metode
statis dan metode dinamis. Perencanaan fondasi tiang pancang mencakup rangkaian kegiatan yang
dilaksanakan dengan berbagai tahapan yang meliputi studi kelayakan dan perencanaan teknis. Semua itu dilakukan supaya menjamin hasil akhir suatu
konstruksi yang kuat, aman serta ekonomis. Banyak permasalahan yang terjadi pada
saat proses pemancangan mulai dari awal pemancangan sampai akhir pemancangan, sebagai contoh adalah pada saat alat pancang mengangkat tiang pancang sering
terjadi patah dan retak-retak ditengah, ini akibat kurang baiknya tulangan yang ada pada tiang pancang dalam menahan tegangan tarik yang terjadi.
Fondasi tiang tersebut perlu diperkuat agar kokoh sampai siap dipancang dan harus diperkuat untuk menahan tekanan selama pemancangan. Dan biasanya panjang
pracetak pre cast bervariasi, hal ini bertujuan agar dapat disesuaikan dengan keadaan dilapangan.
Untuk menghindari terjadinya kerusakan atau keruntuhan, suatu fondasi tiang pancang baik tunggal maupun tiang kelompok haruslah mempunyai
daya dukung yang cukup untuk memikul konstruksi yang ada diatasnya.
Universitas Sumatera Utara
23
1.2 Tujuan