91 Gambar 2.40 Faktor Beban Dinamis FBD untuk BGT, pembebanan lajur “D”.
Sumber : RSNI T-02-2005. Catatan:
Untuk L ≤ 50 m
FBD = 0,40 2.31
Untuk 50 m L 90 m FBD = 0,40 – 0,0025 . L -50
2.32 Untuk L 90 m
FBD = 0,30. 2.33
2.17.2 Beban Skunder
Beban skunder adalah beban yang merupakan beban sementara yang selalu diperhitungkan dalam perhitungan tegangan pada setiap perencanaan jembatan.
2.17.2.1 Beban Akibat Gaya REM
Bekerjanya gaya-gaya di arah memanjang jembatan, akibat gaya rem dan traksi, harus ditinjau untuk kedua jurusan lalu lintas. Pengaruh ini diperhitungkan
senilai dengan gaya rem sebesar 5 dari beban lajur D yang dianggap ada pada se- mua jalur lalu lintas, tanpa dikalikan dengan faktor beban dinamis dan dalam satu
jurusan. Gaya rem tersebut dianggap bekerja horisontal dalam arah sumbu jembatan dengan titik tangkap setinggi 1,8 m di atas Permukaan lantai kendaraan. Beban lajur
D disini jangan direduksi bila panjang bentang melebihi 30 m, digunakan rumus be- ban “D” diatas.
Universitas Sumatera Utara
92 Hubungan antara besar gaya rem yang diperhitungkan dengan panjang ben-
tang jembatan dapat dilihat pada Gambar 2.41.
Gambar 2.41 Gaya rem per lajur 2,75 meter keadaan batas ultimate KBU. Sumber : RSNI T-02-2005.
2.17.2.2 Beban Akibat Pengaruh Temperatur
Temperatur dapat menyebabkan material jembatan mengalami rangkak dan susut. Variasi temperatur jembatan rata-rata digunakan dalam menghitung pergera-
kan pada temperatur dan sambungan pelat lantai, dan untuk menghitung beban akibat terjadinya pengekangan dari pergerakan tersebut.
2.17.2.3 Beban Angin
Gaya nominal ultimit dan daya layan jembatan akibat angin tergantung kece- patan angin rencana seperti berikut,
T
EW
= 0,0006 C
w
V
w 2
A
b
kN 2.34
Dimana, V
w
= kecepatan angin rencana ms untuk keadaan batas yang ditinjau. Kecepatan angin rencana harus diambil seperti yang diberikan dalam
Tabel 2.10. C
w
= koefisien seret Tabel 2.11 A
b
= luas equivalen bagian samping jembatan h x L m
2
.
Universitas Sumatera Utara
93 Tabel 2.10 Kecepatan angin rencana, V
w
. Keadaan Batas
Lokasi Sampai 5 km dari pantai
5 km dari pantai Daya Layan
30 ms 25 ms
Ultimit 35 ms
30 ms Sumber : RSNI T-02-2005.
Tabel 2.11 Koefisien seret, C
w
. Tipe Jembatan
Cw bangunan atas masif 1, 2
bd = 1,0 2,1 3
bd = 2,0 1,5 3
bd ≥ 6,0
1,25 3 bangunan atas rangka
1,2 Sumber : RSNI T-02-2005.
Apabila suatu kendaraan sedang berada diatas jembatan, beban garis merata tamba- han arah horisontal harus diterapkan pada permukaan lantai seperti diberikan dengan
rumus, T
EW
= 0,0012 C
w
V
w 2
A
b
kN 2.35
Dimana, C
w
= 1.2 A
b
= luas bagian samping kenderaan m
2
. 2.17.2.4
Beban Gempa
Pada perencanaan jembatan, pengaruh gempa rencana hanya ditinjau pada keadaan batas ultimit.
Untuk jembatan-jembatan sederhana, pengaruh gempa dihitung dengan me- tode beban statis ekuivalen. Untuk jembatan besar, rumit dan penting mungkin diper-
Universitas Sumatera Utara
94 lukan analisa dinamis. Beban rencana gempa minimum diperoleh dari rumus berikut
: T
EQ
= K
h
I W
T
2.36 K
h
= C S 2.37
Dimana, T
EQ
= Gaya geser dasar total dalam arah yang ditinjau kN.
K
h
= Koefisien beban gempa horisontal. C
= Koefisien geser dasar untuk daerah, waktu dan kondisi setempat yang sesuai, diambil dari Gambar .2.42.
I =
Faktor kepentingan, Tabel 2.12 S
= Faktor tipe bangunan, Tabel 2.13 W
T
= Berat total nominal bangunan yang mempengaruhi percepatan gempa, diambil sebagai beban mati ditambah beban mati
tambahan kN.
Universitas Sumatera Utara
95 Gambar 2.42 Koefisien geser dasar C plastis untuk analisis statis
Sumber : RSNI T-02-2005
Universitas Sumatera Utara
96 Gambar 2.43 Wilayah gempa Indonesia untuk perioda ulang 500 tahun
Sumber : RSNI T-02-2005 Tabel 2.12 Faktor Kepentingan
Jembatan memuat lebih dari 2000 kendaraanhari, jembatan 1,2
pada jalan rayautama atau arteri dan jembatan dimana tidak ada rute alternatif.
Seluruh jembatan permanen lainnya dimana rute alternatif 1,0
tersedia, tidak termasuk jembatan yang direncanakan untuk pembebanan lalu lintas yang dikurangi.
Jembatan semetara misal: Bailey dan jembatan yang 0,8
direncanakan untuk pembebanan laju lintas yang dikurangi sesuai dengan pasal 6.5
Sumber : RSNI T-02-2005 Tabel 2.13 Faktor Tipe Bangunan
Sumber : RSNI T-02-2005 Tipe
Jembatan dengan Jembatan
daerah sendi beton bertulang atau baja
Prategang Parsial 2 Prategang Penuh 2 Tipe A 3
1,0F 1,15F
1,3F Tipe B 3
1,0F 1,15F
1,3F Tipe C
3,0 3,0
3,0 Jembatan dengan daerah sendi beton
Prategang
Universitas Sumatera Utara
97
2.17.3 Beban Khusus