PROTEIN UJI KADAR PROTEIN DAN LEMAK PADA KEJU KEDELAI dengan PERBANDINGAN INOKULUM Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus lactis yang BERBEDA.
Zat pengatur yang dihasilkan enzim dan hormon yang mengatur proses pencernaan makanan sebagai pembentuk antibodi atau kekebalan
tubuh. c. Zat tenaga
Apabila energi yang diperoleh dari konsumsi karbohidrat dan lemak tidak mencukupi kebutuhan tubuh maka protein akan dibakar
menghasilkan energi. Bahan makronutrien memiliki keistimewaan bila dibandingkan dengan
karbohidrat maupun lemak. Didalam struktur protein terdapat N, disamping C, H,O seperti yang terdapat dalam karbohidrat dan lemak, S dan kadang-
kadang P, Fe, dan juga Cu Sudarmadji dkk, 1996. Menurut Prawirokusumo 1994, protein adalah senyawa organik dengan
molekul tinggi mengandung unsur C 51-55, H 0,5-7,3, O 21,5- 23,5, N 15,5-18, S 0,5-20,0, dan P 0,001-1,5.
Secara kimia asam amino dalam protein mempunyai rumus yang tertera sebagai berikut:
H R- C – COOH
atau R – CHN
2
– COOH NH
2
Menurut Wirakusumah 2002, protein merupakan molekul besar yang terdiri dari ratusan atau asam amino terdiri dari asam amino esensial dan non
esensial, pencernaan dan kemampuan daya serap oleh tubuh. Sumber protein
esensial pada protein hewani, sedangkan pada protein non esensial pada serelia dan biji-bijian.
Ada beberapa macam metabolisme protein atau asam amino didalam sel sebagai berikut:
a. Katabolisme 1 Katabolisme nitrogen asam amino yang berupa urea.
2 Katabolisme kerangka karbon asam yang berupa senyawa amfibolik. b. Anabolisme
Merupakan hasil dari sintesis protein yang terdiri dari 20 macam asam amino dan 10 asam amino esensial.
Ada beberapa cara pengujian protein sebagai berikut: 1. Pengujian protein susu secara fisik
a. Pemeriksaan susu dimaksudkan guna menjamin konsumen menerima susu dengan kwalitas yang baik dan memberikan peluang yang baik
untuk perkembangan peternakan sapi perah. b. Pengujian mutu susu biasanya dilakukan terhadap sifat-sifat fisik,
kimiawi dan uji biologik. 2. Pengujian mutu susu secara fisik dapat dilakukan secara sederhana dan
mudah dilakukan antara lain: a. Uji kebersihan
Meliputi warna, rasa, bau, dan tidakya kotoran dalam susu dengan menggunakan kertas saring.
b. Uji berat jenis uji BJ Dilakukan dengan menggunakan alat laktodensi meter. Rata-rata BJ
susu = 1,028. Apabila susu encer maka BJ susu menjadi rendah atau dibawah standar.
c. Kerapatan 1 Kerapatan susu bervariasi antara 1,0260 dan 1,0320 pada suhu
20 C.
2 Kerapatan susu berangsur meningkat dari saat pemerahan dan mencapai maksimum pada 12 jam sesudah pemerahan.
Meningkatnya kerapatan ini terutama disebabkan karena terbebaskannya gas-gas seperti CO
2
dan N
2
yang terdapat di dalam susu yang baru diperoleh dari perahan.
d. Bau susu 1 Bau susu akan lebih nyata jika susu dibiarkan beberapa jam
terutama pada suhu kamar. 2 Kandungan laktosa yang tinggi dan kandungan klorida rendah
diduga menyebabkan susu berbau seperti garam. Pakan yang diberikan pada sapi juga dapat mempengaruhi bau susu.
e. Rasa susu Susu yang baik memiliki rasa sedikit manis yang berasal dari laktosa,
sedangkan rasa asin yang muncul dikarenakan pengaruh beberapa garam mineral seperti garam klorida dan sitrat.
f. Warna susu 1 Warna air susu dapat berubah dari satu warna ke warna lain,
tergantung dari bangsa ternak, jenis pakan, jumlah lemak, bahan padat dan bahan pembentuk warna.
2 Warna air susu berkisar dari putih kebiruan hingga kuning kemasan.
3 Warna putih dari susu merupakan hasil dispersi dari hasil refleksi cahaya oleh globula lemak dan partikel koloid dari casein dan
calsium phosphat. 4 Warna kuning adalah karena lemak dan caroten yang dapat larut.
Bila lemak diambil dari susu maka susu akan menunjukkan warna kebiruan.
g. Titik Beku dan Titik Didih Susu Pada codex air susu dicantumkan bahwa titik beku air susu
adalah -0,500 C. Akan tetapi untuk Indonesia menjadi 5,520
C. Titik beku air 0
C. Apabila terdapat pemalsuan air susu dengan penambahan air, maka dengan mudah dapat dilakukan pengujian dengan uji
penentuan titik beku. Titik didih air adalah 100 C dan air susu
100,16 C. Titik didih juga akan mengalami perubahan pada pemalsuan
air susu dengan air. h. Viskositas susu
1 Seperti BJ, maka viskositas air susu lebih tinggi daripada air. 2 Viskositas air susu biasanya berkisar 1.5-2.0
c
p.
3 Bahan padat dan lemak air susu mempengaruhi viskositas. 4 Temperatur ikut juga menentukan viskositas air susu. Sifat ini
sangat menguntungkan dalam pembuatan mentega.