HASIL PENELITIAN 1. Kadar protein dan kadar lemak pada keju kedelai dengan

Tabel 4.1. Menunjukkan bahwa perbedaan penambahan konsentrasi bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus lactis menghasilkan perbedaan kadar protein pada masing-masing perlakuan. Kadar protein tertinggi adalah perlakuan S 3 penambahan konsentrasi bakteri 3 Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus lactis pada 10 g keju kedelai yang memiliki kadar protein sebanyak 14,12, sedangkan kadar protein terendah adalah perlakuan S 1 penambahan konsentrasi bakteri 1 Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus lactis pada 10 g keju kedelai yang memiliki kadar protein hanya 8,79 , artinya penambahan konsentrasi bakteri yang lebih banyak akan menghasilkan kadar protein yang lebih tinggi. Selanjutnya data kadar protein Tabel 4.1 diuji dengan Anava Satu Jalur untuk membuktikan adanya pengaruh penambahan konsentrasi bakteri terhadap keju kedelai untuk mengetahui kadar protein. Kemudian dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil BNT untuk mengetahui perbedaan masing-masing perlakuan. Adapun hasil Uji Anava adalah sebagai berikut : Tabel 4.2. Hasil Uji Anava Satu Jalur Terhadap Kadar Protein Keju Kedelai Sumber Variasi db JK KT Fhitung Ftabel 5 Ftabel 1 Perlakuan 2 45,0381 22,5191 27,1511 4,26 8,02 Galat 6 4,9767 0,8294 Total 8 50,0148 Keterangan = Berbeda secara nyata pada taraf signifikansi 5 = Berbeda secara nyata pada taraf signifikan 1 Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan, bahwa semakin tinggi konsentrasi yang diberikan maka semakin tinggi pula kadar protein . Hal ini disebabkan karena terbentuk adanya asam amino dan peptida dalam keju kedelai. Selanjutnya dengan mengacu pada hasil penelitian mengetahui apakah ada pengaruh pemberian konsentrasi terhadap kadar protein keju kedelai, maka dilakukan penghitungan uji statistik dengan analisis varians Anava satu jalur Tabel 4.2 dan diperoleh F hitung F tabel yaitu 27.1511 4,26 pada taraf signifikan 5. Dengan demikian H ditolak dan H a di terima yang berarti signifikan, bahwa ada pengaruh penambahan konsentrasi bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus lactis yang berbeda terhadap kadar protein keju kedelai. Dengan ketentuan sebagai berikut: H0 : Tidak ada pengaruh antara penambahan konsentrasi bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus lactis terhadap kadar protein keju kedelai yang dihasilkan. H1 : Ada pengaruh antara penambahan konsentrasi bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus lactis terhadap kadar protein keju kedelai yang dihasilkan. Hasil Uji Anava yang signifikan, maka dilanjutkan dengan Uji BNT yang hasilnya sebagai berikut : S 1 S 2 S 3 8,93 10,02 14,12 α = 5 Keterangan : Perlakuan yang dihubungkan garis berarti tidak berbeda nyata. Perlakuan S 1 tidak berbeda nyata dengan perlakuan S 2 dan S 3. Perlakuan S 2 tidak berbeda nyata dengan perlakuan S 3. Perlakuan S 1 sangat berbeda nyata dengan perlakuan S 3 . Hasil Uji BNT menunjukkan bahwa perlakuan yang paling berbeda diperoleh pada S 3 penambahan konsentrasi bakteri 3 Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus lactis pada 10 g keju kedelai. Hal ini karena nilai jarak nyata yang paling besar 4,10 2,447 pada taraf nyata 5. Jadi kadar protein yang tertinggi adalah pada keju kedelai dengan penambahan konsentrasi bakteri 3 Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus lactis pada 10 g keju kedelai, dimana rata-rata kadar protein mencapai 14,12 . Sedangkan kadar protein yang terendah adalah pada keju kedelai dengan penambahan konsentrasi bakteri 1 Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus lactis pada 10 g keju kedelai, dimana rata-rata kadar protein mencapai 8,93 seperti terlihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2. menunjukkan, bahwa perbedaan penambahan konsentrasi bakteri 3 Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus lactis menghasilkan kadar potein tertinggi yaitu perlakuan S 3 sebesar 14,12, sedangkan penambahan konsentrasi bakteri 1 Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus lactis menghasilkan kadar protein terendah yaitu perlakuan S 1 sebesar 8,93. Artinya penambahan konsentrasi bakteri yang lebih banyak, maka akan menghasilkan kadar ptotein yang lebih tinggi. Tabel 4.3. Kadar Lemak Keju Kedelai dalam Ulangan Perlakuan 1 2 3 Jumlah Rata- rata Keterangan S 1 17,84 18,52 17,96 54,32 18,107 1 Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus lactis S 2 20,03 20,24 20,65 60,92 20,307 2 Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus lactis S 3 22,65 22,69 23,00 68,34 22,780 3 Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus lactis Keterangan: Kadar Lemak tertinggi pada perlakuan S 3 22,780. Tabel 4.3. Menunjukkan bahwa perbedaan penambahan konsentrasi bakteri menghasilkan perbedaan kadar lemak pada masing-masing perlakuan. Kadar lemak tertinggi adalah perlakuan S 3 penambahan konsentrasi 3 Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus lactis pada 10 g keju kedelai yang memiliki kadar lemak sebanyak 22,780 , sedangkan kadar lemak terendah adalah perlakuan S 1 penambahan konsentrasi sebanyak 1 Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus lactis pada 10 g keju kedelai yang memiliki kadar lemak sebanyak 18,107 . Artinya penambahan konsentrasi bakteri yang lebih banyak akan menghasilkan kadar lemak yang lebih tinggi. Selanjutnya data kadar lemak Tabel 4.3 diuji dengan Anava Satu Jalur untuk membuktikan adanya pengaruh penambahan konsentrasi bakteri terhadap kadar lemak. Kemudian dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil BNT untuk mengetahui perbedaan masing-masing perlakuan. Adapun hasil Uji Anava adalah sebagai berikut : Tabel 4.4. Hasil Uji Anava Satu Jalur Terhadap Kadar Lemak Keju Kedelai Sumber Variasi db JK KT Fhitung Ftabel 5 Ftabel 1 Perlakuan 2 32,7993 16,3997 368,5315 4,26 8,02 Galat 6 0,5339 0,0890 Total 8 33,3332 Keterangan = Berbeda secara nyata pada taraf signifikansi 5 = Berbeda secara nyata pada taraf signifikan 1 Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan, bahwa semakin tinggi konsentrasi bakteri yang diberikan maka semakin tinggi pula kadar lemak . Hal ini disebabkan karena terbentuk adanya asam lemak dan gliserol dalam keju kedelai. Selanjutnya dengan mengacu pada hasil penelitian mengetahui apakah ada pengaruh pemberian konsentrasi bakteri terhadap kadar lemak keju kedelai, maka dilakukan penghitungan uji statistik dengan analisis varians Anava satu jalur Tabel 4.3 dan diperoleh F hitung F tabel yaitu 368,5315 4,26 pada taraf signifikan 5. Dengan demikian H ditolak dan H a di terima yang berarti signifikan, bahwa ada pengaruh penambahan konsentrasi bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus lactis yang berbeda terhadap kadar lemak keju kedelai. Dengan ketentuan sebagai berikut: H0 : Tidak ada pengaruh antara penambahan konsentrasi bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus lactis terhadap kadar protein keju kedelai yang dihasilkan. H1 : Ada pengaruh antara penambahan konsentrasi bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus lactis terhadap kadar protein keju kedelai yang dihasilkan. Hasil Uji Anava yang signifikan, maka dilanjutkan dengan Uji BNT yang hasilnya sebagai berikut : S 1 S 2 S 3 18,107 20,307 22,780 α = 5 Keterangan : Perlakuan yang dihubungkan garis berarti tidak berbeda nyata. Perlakuan S 1 tidak berbeda nyata dengan perlakuan S 2 dan S 3. Perlakuan S 2 tidak berbeda nyata dengan perlakuan S 3. Perlakuan S 1 sangat berbeda nyata dengan perlakuan S 3 Hasil Uji BNT menunjukkan bahwa perlakuan yang paling berbeda diperoleh pada S 3 penambahan konsentrasi bakteri 3 Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus lactis pada 10 g keju kedelai. Hal ini karena nilai jarak nyata yang paling besar 2,47 2,447 pada taraf nyata 5. Jadi kadar lemak yang tertinggi adalah pada keju kedelai dengan penambahan konsentrasi bakteri 3 Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus lactis pada 10 g keju kedelai, dimana rata-rata kadar lemak mencapai 22,780 . Sedangkan kadar lemak yang terendah adalah pada keju kedelai dengan penambahan konsentrasi bakteri 1 Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus lactis pada 10 g keju kedelai, dimana rata-rata kadar lemak mencapai 18,107 seperti terlihat pada Tabel 4.4. Tabel 4.3. menunjukkan bahwa perbedaan penambahan konsentrasi bakteri 3 Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus lactis menghasikan kadar lemak tertinggi yaitu perlakuan S 3 sebesar 22,780, sedangkan penambahan konsentrasi bakteri 1 Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus lactis menghasilkan kadar lemak terendah yaitu perlakuan S 1 sebesar 18,107. Artinya penambahan konsentrasi bakteri yang banyak akan menghasilkan kadar lemak yang lebih tinggi.

2. Organoleptik Keju Kedelai

Uji orgonoleptik keju kedelai dengan penambahan konsentrasi bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus lactis yang berbeda meliputi uji tekstur, warna, dan rasa yang dilakukan pada 10 panelis dan hasilya disajikan pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.5. Hasil uji organoleptik keju kedelai dengan perlakuan waktu fermentasi dan penambahan konsentrasi bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus lactis yang berbeda meliputi uji tekstur, warna, dan rasa. Sampel Organoleptik Nilai Keterangan Tekstur 1 Lembut Warna 2 Kuning Keputihan S 1 Rasa 2 Asin Tekstur 2 Agak Keras Warna 3 Kuning S 2 Rasa 2 Asin Tekstur 1 Lembut Warna 2 Kuning Keputihan S 3 Rasa 3 Asin Sekali Hasil Tabel 4.5 menunjukkan, bahwa ada perbedaan pemberian konsentrasi bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus lactis pada 10 gram keju kedelai terhadap organoleptik sebagai berikut: a. Tesktur Lembut diperoleh perlakuan S 1 , dan S 3 , tekstur agak keras diperoleh perlakuan S 2. b. Warna Kuning keputihan diperoleh perlakuan S 1 , dan S 3 , warna kuning diperoleh perlakuan S 2. c. Rasa Asin diperoleh perlakuan S 1 , dan S 2 , rasa asin sekali diperoleh perlakuan S 3.

Dokumen yang terkait

POTENSI YOGHURT BERBASIS BAKTERI STREPTOCOCCUS THERMOPHILUS DAN LACTOBACILLUS BULGARICUS SEBAGAI FEED ADDITIVE TERHADAP PERBAIKKAN KADAR PROTEIN DAN LEMAK TELUR AYAM LURIK

0 6 16

UJI KUALITAS YOGHURT SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN MADU dan Lactobacillus bulgaricus PADA KONSENTRASI YANG Uji Kualitas Yoghurt Susu Sapi Dengan Penambahan Madu Dan Lactobacillus bulgaricus Pada Konsentrasi Yang Berbeda.

0 1 15

PENDAHULUAN Uji Kualitas Yoghurt Susu Sapi Dengan Penambahan Madu Dan Lactobacillus bulgaricus Pada Konsentrasi Yang Berbeda.

0 2 4

DAFTAR PUSTAKA Uji Kualitas Yoghurt Susu Sapi Dengan Penambahan Madu Dan Lactobacillus bulgaricus Pada Konsentrasi Yang Berbeda.

0 1 4

UJI KUALITAS YOGHURT SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN MADU dan Lactobacillus bulgaricus PADA KONSENTRASI YANG Uji Kualitas Yoghurt Susu Sapi Dengan Penambahan Madu Dan Lactobacillus bulgaricus Pada Konsentrasi Yang Berbeda.

0 1 14

PEMBUATAN KEJU COTTAGE MENGGUNAKAN SUSU KAMBING ETAWA DENGAN STARTER (Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus) danENZIM MICROBIAL RENNET.

1 7 57

Pembuatan Yoghurt menggunakan Starter Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermphilus

0 0 4

View of UJI KADAR ASAM LAKTAT PADA KEJU KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) BERDASARKAN VARIASI WAKTU DAN KONSENTRASI BAKTERI Lactobacillus bulgaricus DAN Streptococcus lactis

0 0 5

KAJIAN KUALITAS KEJU SEGAR SUSU KEDELAI YANG MENGGUNAKAN KOMBINASI INOKULUM Lactobacillus bulgaricus - Streptococcus thermophillus dan Lactobacillus bulgaricus - Streptococcus lactis THE STUDY OF FRESH CHEESE QUALITY MADE FROM SOYMILK USING INOCULUM COMBI

0 0 11

KAJIAN KUALITAS KEJU SEGAR SUSU KEDELAI YANG MENGGUNAKAN KOMBINASI INOKULUM Lactobacillus bulgaricus - Streptococcus thermophillus dan Lactobacillus bulgaricus - Streptococcus lactis - Unika Repository

0 0 20