Syarat Pembuangan Tinja Syarat – Syarat Jamban Sarana Pembuangan Air Limbah Jenis Air Limbah

dapat mencemari lingkungan. Yang dimaksud dengan kotoran manusia adalah segala benda atau zat yang yang dihasilkan oleh tubuh dan dipandang tidak berguna lagi sehingga perlu di keluarkan untuk dibuang. Ditinjau dari pengertian ini , jelas bahwa yang dimaksud dengan kotoran manusia sebenarnya bidang yang amat luas. Karena terbentuknya CO 2 sebagai hasil dari proses pernapasan respirasi, lendir atau getah tubuh yang dihasilkan oleh kelenjar – kelenjar eksokrin dan lain sebagainya. Hanya saja dalam ilmu ilmu kesehatan lingkungan yang lebih dipentingkan adalah masalah tinja dan air seni, karena kedua jenis kotoran manusia ini memiliki karakteristik tersendiri yang dapat menjadi sumber penyebab timbulnya berbagai penyakit. Karena mengandung zat – zat organik, kotoran manusia mengalami proses penguraian yang terjadi sebagai akibat bekerjanya bakteri – bakteri alam, baik yang bersifat aerob, anaerob dan fakultatif. Proses penguraian yang menghasilkan stabilisasi ini hanya mungkin terjadi jika beberapa syarat yang dibutuhkannya terpenuhi. Syarat – syarat tersebut ialah suhu yang sesuai, kelembaban yang sesuia tersedianya zat organik itu sendiri serta tidak ditemuinya zat - zat antiseptik ataupun desinfektan yang mungkin membunuh bakteri – bakteri yang bekerja. Proses penguraian akan terhenti, jika salah satu dari syarat diatas tidak terpenuhi Azwar, 1996.

2.4.3.1 Syarat Pembuangan Tinja

Syarat pembuangan tinja ialah : 1. Tidak mengontaminasi tanah 2. Tidak mengontaminasi sumber air tanah 3. Tidak mengontaminasi air permukaan Universitas Sumatera Utara 4. Tidak dapat dicapai berbagai hewan seperti lalat, kecoa, tikus, dan lain – lain 5. Tidak menyebabkan bau yang mengganggu estetika 6. Pengangkutan dalam bentuk segar harus terpenuhi Azwar, 1996.

2.4.3.2 Syarat – Syarat Jamban

1. Harus tertutup, dalam arti bangunan tersebut terlindung dari pandangan orang lain, terlindung dari panas atau hujan, serta terjamin privacynya. Dalam kehidupan sehari – hari syarat ini dipenuhi dalam bentuk mengadakan ruangan sendiri untuk jamban di rumah ataupun mendirikan rumah kakus dipekarangan. 2. Bangunan jamban ditempatkan pada lokasi yang tidak mengganggu pandangan, tidak menimbulkan bau, serta tidak menjadi tempat perkembangbiakan vektor 3. Bangunan jamban mempunyai lantai yang kuat, mempunyai tempat berpijak yang kuat, yang terutama harus dipenuhi jika mendirikan jamban cemplung 4. Mempunyai lubang closet yang kemudian melalui saluran tertentu dialirkan pada sumur penampung atau sumur rembesan, yang terutama diisyaratkan jika mendirikan jamban model pemisahan bangunan jamban dengan tempat penampungan dan atau rembesan 5. Menyediakan alat pembersih air ataupun kertas yang cukup sedemikian rupa sehingga dapat segera dipakai setelah buang air Azwar, 1996.

2.4.3.3 Jenis – Jenis Jamban

1. Jamban Lubang Gali atau Jamban Plung Pit Privacy

Universitas Sumatera Utara Jamban ini berupa lubang di dalam tanah. Diameter umumnya 60 – 120 cm. Kedalaman mulai dari 2,5 sampai beberapa meter. Dinding batu bata atau permanen. Bila mencapai ketinggian 50 cm, tinja ditimbun menggunakan tanah. Ditunggu sekitar 10 bulan, akan berubah komposisinya, sehingga dapat dijadikan pupuk. Untuk menghindari nyamuk tiap beberapa hari bisa disiram minyak tanah, dan kapur barus kamfer dapat menghilangkan bau.

2. Aqua Privacy jamban cubluk berair

Proses pembusukan dalam jamban ini memakai air. Oleh karena itu harus banyak disiram air. Bila air hampir penuh dapat dialirkan ke sumur resapan. Pada sisitem ini harus dialirkan pada suatu terminal berupa sistem pengolahan limbah organik lembut, termasuk tinja, sehingga hasil prosesnya adalah gas metan dan pupuk.

3. Angsa – Trine

Yang penting pada bentuk jamban ini adalah closetnya, yang menyerupai leher angsa, sehingga air selalu menggenang di leher angsa ini. Guna air tersebut ialah menyumbat agar bau tidak menyebar. Meskipun di daerah pedesaan leher angsa masih dikombinasikan dengan jamban plung, namun sebaiknya leher angsa sebaiknya dikombinasikan dengan sistem septic- tank dan peresapan.

4. Bucket Latrine

Universitas Sumatera Utara Tinja ditampung ditempat khusus semacam bejana untuk kemudian dibuang ketempat yang semestinya. Ini umum dilakukan di rumah sakit bagi pasien yang tidak bisa buang air ke jamban.

5. Bore – hole Latrine

Sama dengan jamban cubluk, tetapi lebih kecil karena hanya untuk sementara sekali pakai misalnya dipemukiman sementara.

6. Overhung Latrine

Jamban yang di buat di rawa, kolam, sungai dan lain – lain.

7. Trench Latrine

Tempat membuang tinja dengan menggali tanah sedikit, kemudian setelah dipakai ditimbun lagi.

8. Chemical Toilet

Tinja di tampung disebuah bejana terbuat dari logam yang telah diisi dengan coustic soda, NaOh. Jamban ini digunakan di tempat – tempat yang sulit untuk menghubungkan dengan sisitem saluran air atau air yang terbatas. Pembersihnya memakai kertas toilet. Umumnya digunakan pada pesawat terbang, bus atau tempat lain yang khusus. Fungsi coustic soda sebenarnya disamping panghancur juga desinfektan.

9. Jamban Vietnam, jamban di tempat langka air

Pada tahun 1956 Departemen Kesehatan Vietnam mengampanyekan pembuatan jamban untuk rakyatnya, karena banyak daerah kurang air maka jamban tersebut di sesuaikan untuk daerah kurang air Machfoedz, 2008. Universitas Sumatera Utara

2.4.4 Pembuangan Air Limbah

Air limbah atau air kotor adalah air yang tidak bersih dan mengandung berbagai zat yang bersifat membahayakan kehidupan manusia dan hewan dan lazimnya muncul karena perbuatan manusia termasuk industrialisasi Azrul, 1996. Dalam kehidupan sehari-hari pengelolaan air limbah dilakukan dengan cara menyalurkan air limbah tersebut jauh dari tempat tinggal tanpa diolah sebelumnya. Air buangan yang dibuang tidak saniter dapat menjadi media perkembangbiakan mikroorganisme pathogen, larva nyamuk ataupun serangga yang dapat menjadi media transmisi penyakit.

2.4.4.1 Sarana Pembuangan Air Limbah

Sarana pembuangan air limbah yang sehat harus memenuhi persyaratan teknis sebagai berikut DepKes RI, 1993 : 1. Tidak mencemari sumber air bersih 2. Tidak menimbulkan genangan air yang menjadi sarang serangganyamuk 3. Tidak menimbulkan bau 4. Tidak menimbulkan becek, kelembaban dan pandangan yang tidak menyenangkan

2.4.4.2 Jenis Air Limbah

1. Air limbah yang berasal dari rumah tangga, baik dari kamar mandi, dapur, bekas cucian di sumur atau wastafel dan lain – lain ini disebut domestic sewage. 2. Berasal dari hotel, restoran, warung, kolam renang, perusahaan dan lain – lain yang disebut comercial waste. Universitas Sumatera Utara 3. Berasal dari industri, seperti pabrik kulit, pabrik cat, pabrik tinta dan lain-lain disebut industrial waste 4. Berasal dari sumber lain misalnya dari comberan bercampur air hujan dan banyak lagi Machfoedz, 2008.

2.4.4.3 Pengolahan Air Limbah

Dokumen yang terkait

Kepadatan Jentik Penular Demam Berdarah Dengue (DBD) Antara Desa Endemis Dan Non Endemis Serta Faktor Yang Mempengaruhinya Di Kecamatan Sungailiat Kabupaten Bangka Tahun 2000

0 32 97

Karakteristik Penderita Demam Berdarah Dengue Di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe Dan Kegiatan Pemberantasannya Tahun 2003-2007

1 40 88

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOYOLALI I.

0 0 7

(ABSTRAK) HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KESEHATAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CEPIRING KECAMATAN CEPIRING KABUPATEN KENDAL TAHUN 2009.

0 0 3

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KESEHATAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CEPIRING KECAMATAN CEPIRING KABUPATEN KENDAL TAHUN 2009.

0 7 154

c. Ada, luas ventilasi permanen >10 luas lantai - Hubungan Kondisi Perumahan dengan Angka Kejadian Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Kotabaru Kecamatan Keritang Kabupaten Inderagiri Hilir Riau Tahun 2012

0 0 33

Hubungan Kondisi Perumahan dengan Angka Kejadian Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Kotabaru Kecamatan Keritang Kabupaten Inderagiri Hilir Riau Tahun 2012

0 0 14

HUBUNGAN KARAKTERISTIK KLIEN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS I PURWOKERTO TIMUR KABUPATEN BANYUMAS

0 0 16

BAB I PENDAHULUAN - HUBUNGAN KARAKTERISTIK KLIEN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS I PURWOKERTO TIMUR KABUPATEN BANYUMAS - repository perpustakaan

0 0 16

HUBUNGAN PERILAKU MASYARAKAT DAN UPAYA PENCEGAHAN DENGAN ANGKA KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GOMBONG II - Elib Repository

0 0 70