Hubungan Karakteristik Responden Dengan Angka Kejadian Demam Berdarah

Tabel 4.7 Hubungan Jumlah Tempat Perindukan Nyamuk dengan Angka Kejadian Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Kotabaru Kecamatan Keritang Tahun 2012 No. Jumlah Tempat Perindukan Nyamuk Kasus Kontrol Jumlah Jumlah 1. 8 20 87.0 13 56,5 2. 8 3 13,0 10 43,5 Total 23 100 23 100 X 2 = 5,254 p = 0,022 Berdasarkan tabel 4.15 diatas dapat dilihat bahwa tempat perindukan nyamuk terbesar 8 adalah pada kelompok kasus yaitu 20 responden 87,0, sedangkan pada kelompok kontrol hanya 13 responden 71,7. Pada kelompok kasus tempat perindukan nyamuk yang 8 hanya 3 responden 13,0 sedangkan pada kelompok kontrol tempat perindukan nyamuk yang 8 adalah 10 responden 28,3. Berdasarkan uji statistik diperoleh hasil bahwa nilai p sebesar 0,022 atau p 0,05, sehingga ada hubungan yang signifikan antara jumlah tempat perindukan nyamuk dengan angka kejadian DBD di wilayah kerja Puskesmas Kotabaru Kecamatan Keritang Kabupaten Inderagiri Hilir Tahun 2012, Nilai OR atau odd ratio sebesar 5,128artinya bahwa kemungkinan orang yang menderita DBD memiliki jumlah tempat perindukan nyamuk lebih besar 5,1 kali dibandingkan dengan orang yang tidak menderita DBD.

4.3.2 Hubungan Karakteristik Responden Dengan Angka Kejadian Demam Berdarah

Dengue Adapun hasil analisis bivariat karakteristik penderita DBD dengan angka kejadian DBD yang meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan kepala keluarga, pekerjaan kepala keluarga dan penghasilan kepala keluarga adalah sebagai berikut. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.8 Hubungan Karakteristik Responden dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Kotabaru Kecamatan Keritang Tahun 2012 No. Variabel Penyakit DBD X 2 Prob OR Kasus Kontrol N N 1. Pendidikan Kepala Keluarga: 1. Rendah 2. Tinggi 9 14 39,1 60,9 14 9 60,9 39,1 2,174 0,140 0,413 2. Penghasilan Kepala Keluarga: 1. Rendah 2. Tinggi 8 15 34,8 65,2 12 11 52,2 47,8 1,415 0,234 0,489 Berdasarkan variabel pendidikan kepala keluarga dapat diketahui bahwa dari 23 responden 50 yang berpendidikan tinggi 14 responden 30,43 merupakan kelompok kasus penderita DBD dan dari 23 responden 50 yang berpendidikan rendah 9 responden 19,56 merupakan kelompok kasus DBD. Hasil uji statistik diperoleh X 2 = 2,174; p = 0,05 , yaitu p = 0,140 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan kepala keluarga responden dengan angka kejadian DBD. Dengan kata lain kejadian DBD tidak dipengaruhi oleh tingkat pendidikan kepala keluarga. Nilai odd ratio = 0,431 artinya pendidikan kepala keluarga responden merupakan faktor proteksi kejadian DBD. Beradasarkan variabel tingkat penghasilan kepala keluarga dapat diketahui bahwa pada responden kasus lebih banyak yang kepala keluarganya memiliki tingkat pendidikan tinggi yaitu 15 orang 32,60, sedangkan pada kelompok kontrol atau yang tidak menderita DBD tingkat pendidikan kepala keluarganya lebih banyak tingkat pendidikan rendah yaitu 12 orang 26,08. Hasil uji statistik diperoleh X 2 = Universitas Sumatera Utara 1,415; p = 0,05 yaitu p = 0,234 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat penghasilan kepala keluarga dengan angka kejadian DBD. Dengan kata lain kejadian DBD tidak dipengaruhi oleh tingkat penghasilan kepala keluarga responden. Nilai odd ratio = 0,489 artinya tingkat penghasilan merupakan faktor proteksi dari kejadian DBD. Universitas Sumatera Utara

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden Pendidikan Kepala Keluarga Responden,

Dokumen yang terkait

Kepadatan Jentik Penular Demam Berdarah Dengue (DBD) Antara Desa Endemis Dan Non Endemis Serta Faktor Yang Mempengaruhinya Di Kecamatan Sungailiat Kabupaten Bangka Tahun 2000

0 32 97

Karakteristik Penderita Demam Berdarah Dengue Di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe Dan Kegiatan Pemberantasannya Tahun 2003-2007

1 40 88

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOYOLALI I.

0 0 7

(ABSTRAK) HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KESEHATAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CEPIRING KECAMATAN CEPIRING KABUPATEN KENDAL TAHUN 2009.

0 0 3

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KESEHATAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CEPIRING KECAMATAN CEPIRING KABUPATEN KENDAL TAHUN 2009.

0 7 154

c. Ada, luas ventilasi permanen >10 luas lantai - Hubungan Kondisi Perumahan dengan Angka Kejadian Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Kotabaru Kecamatan Keritang Kabupaten Inderagiri Hilir Riau Tahun 2012

0 0 33

Hubungan Kondisi Perumahan dengan Angka Kejadian Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Kotabaru Kecamatan Keritang Kabupaten Inderagiri Hilir Riau Tahun 2012

0 0 14

HUBUNGAN KARAKTERISTIK KLIEN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS I PURWOKERTO TIMUR KABUPATEN BANYUMAS

0 0 16

BAB I PENDAHULUAN - HUBUNGAN KARAKTERISTIK KLIEN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS I PURWOKERTO TIMUR KABUPATEN BANYUMAS - repository perpustakaan

0 0 16

HUBUNGAN PERILAKU MASYARAKAT DAN UPAYA PENCEGAHAN DENGAN ANGKA KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GOMBONG II - Elib Repository

0 0 70