Definisi Perumahan Kriteria Rumah Sehat

2. Memperhatikan kebersihan lingkungan dengan gerakan 3M yaitu menguras bak mandi, menutup tempat penampungan air dan mengubur barang bekas, yang dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk 3. Fogging atau pengasapan apabila telah diketahui ada penderita demam berdarah di suatu daerah, dan menggunakan bubuk abate untuk membasmi jentik nyamuk pada tempat penampungan air, untuk memutus mata rantai perkembangbiakan nyamuk 4. Segera memberikan obat penurun panas apabila penderita mengalami demam atau panas tinggi 5. Jika terlihat penderita mengalami tanda – tanda syok segera bawa ke rumah sakit Rahayu, 2010.

2.1.9 Pengobatan

Bagian terpenting dari pengobatan adalah terapi suportif. Pasien atau penderita di sarankan untuk menjaga penyerapan makanan terutama dalam bentuk cairan, selain itu dengan penambahan cairan infus untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi yang berlebihan, pengobatan alternatif dengan mengkonsumsi jus jambu biji dan sari kurma untuk mengembalikan jumlah trombosit Rahayu, 2010.

2.2 Perumahan

2.2.1 Definisi Perumahan

Berdasarkan Undang –Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang perumahan dan pemukiman, perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang di lengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan Marlina, 2005. Universitas Sumatera Utara Dalam program kesehatan lingkungan, suatu pemukimanperumahan sangat berhubungan dengan kondisi ekonomi, sosial, pendidikan, tradisi dan kebiasaan, suku, serta geografi dan kondisi lokal. Selain itu lingkungan perumahan atau pemkiman di pengaruhi oleh beberapa faktor yang yang menentukan kualitas lingkungan perumahan tersebut antara lain fasilitas pelayanan perlengkapan dan peralatan yang dapat menunjang terselenggaranya kesehatan fisik, kesehatan mental, dan kesejahteraan sosial bagi individu dan keluarganya Mukono, 2006.

2.2.2 Kriteria Rumah Sehat

Adapun kriteria rumah sehat yang tercantum dalam Residential Environment dari WHO 1974, antara lain : 1. Harus dapat melindungi dari hujan, panas, dingin, dan berfungsi sebagai tempat istirahat 2. Mempunyai tempat untuk tidur, masak, mandi mencuci, jamban dan kamar mandi. 3. Dapat melindungi dari bahaya kebisingan dan bebas dari pencemaran. 4. Bebas dari bahan bangunan yang berbahaya. 5. Terbuat dari bahan bangunan yang kokoh dan dapat melindungi penghuninya dari gempa, keruntuhan dan penyakit menular. 6. Memberi rasa aman dan lingkungan tetangga yang serasi. Kriteria rumah sehat menurut Winslow, antara lain : 1. Dapat memenuhi kebutuhan fisiologis 2. Dapat memenuhi kebutuhan pikologis 3. Dapat menghindari terjadinya kecelakaan Universitas Sumatera Utara 4. Dapat menghindarkan terjadinya penularan penyakit. Di Indonesia terdapat kriteria untuk rumah sehat sederhana, yaitu : 1. Luas tanah antara 60 – 90 meter persegi 2. Luas bangunan antara 21 – 36 meter persegi 3. Memiliki fasilitas kamar tidur, WC kamar mandi, dan dapur 4. Berdinding batu bata dan diplester 5. Memiliki lantai dari ubin keramik, dan langit – langit dari triplek 6. Memiliki sumur atau air PAM 7. Memiliki fasilitas listrik minimal 450 watt 8. Memiliki bak sampah dan saluran air limbah chandra, 2007. Menurut Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal PPM dan PL Tahun 2002, secara umum rumah di katakan sehat apabila memenuhi kriteria : 1. Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu 2. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup, komunikasi yang sehat antara anggota keluarga dan penghuni rumah 3. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja, dan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, di samping pencahayaan dan penghawaan yang cukup. Universitas Sumatera Utara 4. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul dari luar maupun dari dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh, dan tidak mudah terbakar. Selain – selain kriteria di atas, faktor – faktor kebutuhan yang perlu di perhatikan berkaitan dengan perumahan adalah : a. Kebutuhan Fisiologis 1. Suhu Ruangan Suhu ruangan sebaiknya tetap berkisar antara 18 – 20 C, suhu ruangan dipengaruhi oleh suhu udara luar, pergerakan udara, kelembaban udara, suhu benda – benda yang ada di sekitarnya 2. Penerangan Rumah harus cukup mendapatkan penerangan pada siang hari maupun malam hari, idealnya penerangan di peroleh dengan bantuan listrik. Setiap ruangan di upayakan mendapat sinar matahari di pagi hari. 3. Ventilasi udara Pertukaran udara yang cukup membuat hawa ruangan tetap segar cukup mengandung oksigen. Setiap rumah harus memiliki jendela yang memadai, luas jendela keseluruhan kurang lebih 15 dari luas lantai. Susunan ruangan harus sedemikian rupa sehingga udara dapat mengalir bebas jika jendela dan pintu terbuka. 4. Jumlah Ruangan atau Kamar Universitas Sumatera Utara Jumlah ruangan atau kamar diperhitungkan berdasarkan jumlah penghuni yang tinggal di rumah tersebut atau sekitar 5m 2 per orang b. Kebutuhan Psikologis 1. Keadaan rumah dan sekitarnya, harus memperhatikan unsur keindahan sehingga rumah tersebut menjadi pusat kesenangan rumah tangga yang sehat. 2. Adanya kebebasan yang cukup bagi setiap anggota keluarga yang tinggal di rumah keluarga tersebut 3. Untuk setiap anggota keluarga terutama yang mendekati dewasa harus memilikiruangan tersendiri sehingga privacynya tidak terganggu 4. Harus ada ruangan untuk hidup bermasyarakat, seperti ruangan untuk menerima tamu b. Bahaya Kecelakaan atau Kebakaran 1. Konstruksi rumah dan bahan – bahan bangunan harus kuat sehingga tidak mudah runtuh 2. Memiliki sarana pencegah kecelakaan di sumur, kolam atau tempat lain terutama untuk anak – anak 3. Bangunan terbuat dari material yang tidak mudah erbakar 4. Memiliki alat pemadam kebakaran terutama yang menggunakan gas 5. Lantai kedap air dan tidak licin c. Lingkungan 1. Memiliki sumber air bersih dan sehat yang tersedia sepanjang tahun 2. Memiliki tempat pembuangan kotoran, sampah dan pembuangan air limbah yang baik Universitas Sumatera Utara 3. Dapat mencegah perkembangbiakan vektor penyebab penyakit 4. Letak rumah jauh dari sumber pencemaran dengan jarak minimal sekitar 5 km dan bebas banjir Chandra, 2007. 2.2.3 Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkunganpemukiman menurut Keputusan Menteri Kesehatan Kepmenkes No. 829MenkesSKVII1999 1. Lokasi a. Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai, aliran lahar, tanah longsor, gelombangtsunami, daerah gempa, dan sebagainya; b. Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhirTPA sampah atau bekas tambang; c. Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerahkebakaran seperti jalur pendaratan penerbangan. 2. Kualitas udara Kualitas udara ambien di lingkungan perumahan harus bebas darigangguan gas beracun dan memenuhi syarat baku mutulingkungan sebagai berikut : a. Gas H2S dan NH3 secara biologis tidak terdeteksi; b. Debu dengan diameter kurang dari 10 µg, maksimum 150µgm3 c. Gas SO2 maksimum 0,10 ppm; d. Debu maksimum 350 mm3m2 per hari. 3. Kebisingan dan getaran Universitas Sumatera Utara a. Kebisingan dianjurkan 45 dB.A, maksimum 55 dB.A; b. Tingkat getaran maksimum 10 mmdetik . 4. Kualitas tanah di daerah perumahan dan pemukiman a. Kandungan Timah hitam Pb maksimum 300 mgkg b. Kandungan Arsenik As total maksimum 100 mgkg c. Kandungan Cadmium Cd maksimum 20 mgkg d. Kandungan Benzoapyrene maksimum 1 mgkg 5. Prasarana dan sarana lingkungan a. Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluargadengan konstruksi yang aman dari kecelakaan; b. Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempatperindukan vektor penyakit; c. Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan konstruksi jalan tidak mengganggu kesehatan, konstruksi trotoar tidakmembahayakan pejalan kaki dan penyandang cacat,jembatan harus memiliki pagar pengaman, lampu peneranganjalan tidak menyilaukan mata d. Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitasair yang memenuhi persyaratan kesehatan e. Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah rumah tanggaharus memenuhi persyaratan kesehatan f. Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi syarat kesehatan g. Memiliki akses terhadap sarana pelayanan kesehatan, komunikasi, tempat kerja, tempat hiburan, tempat pendidikan,kesenian, dan lain sebagainya; h. Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan penghuninya Universitas Sumatera Utara i. Tempat pengelolaan makanan TPM harus menjamin tidakterjadi kontaminasi makanan yang dapat menimbulkankeracunan. 6. Vektor penyakit a. Indeks lalat harus memenuhi syarat; b. Indeks jentik nyamuk dibawah 5. 7. Penghijauan Pepohonan untuk penghijauan lingkungan pemukimanmerupakan pelindung dan juga berfungsi untuk kesejukan,keindahan dan kelestarian alam. Adapun ketentuan persyaratan kesehatan rumah tinggalmenurut Kepmenkes No. 829MenkesSKVII1999 adalah sebagaiberikut : 1. Bahan bangunan a. Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan bahan yangdapat membahayakan kesehatan, antara lain :debu totalkurang dari 150 µgm2, asbestos kurang dari 0,5 seratm 3 per24 jam, plumbum Pb kurang dari 300 mgkg bahan b. Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh danberkembangnya mikroorganisme patogen. 2. Komponen dan penataan ruangan a. Lantai kedap air dan mudah dibersihkan; b. Dinding rumah memiliki ventilasi, di kamar mandi dan kamarcuci kedap air dan mudah dibersihkan c. Langit-langit rumah mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan d. Bumbungan rumah 10 m dan ada penangkal petir e. Ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya Universitas Sumatera Utara f. Dapur harus memiliki sarana pembuangan asap. 3. Pencahayaan Pencahayaan alam danatau buatan langsung maupun tidaklangsung dapat menerangi seluruh ruangan dengan intensitaspenerangan minimal 60 lux dan tidak menyilaukan mata. 4. Kualitas udara a. Suhu udara nyaman antara 18 – 30 C b. Kelembaban udara 40 – 70 c. Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm24 jam; d. Pertukaran udara 5 kaki 3 menitpenghuni; e. Gas CO kurang dari 100 ppm8 jam; f. Gas formaldehid kurang dari 120 mgm3. 5. Ventilasi Luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10 luaslantai. 6. Vektor penyakit Tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang di dalamrumah. 7. Penyediaan air a. Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasitasminimal 60 liter oranghari b. Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersihdanatau air minum menurut Permenkes 416 tahun 1990 danKepmenkes 907 tahun 2002. 8. Sarana penyimpanan makanan Tersedia sarana penyimpanan makanan yang aman . Universitas Sumatera Utara 9. Pembuangan Limbah a. Limbah cair yang berasal rumah tangga tidak mencemari sumber air, tidak menimbulkan bau, dan tidak mencemaripermukaan tanah; b. Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidakmenimbulkan bau, tidak mencemari permukaan tanah dan airtanah. 10. Kepadatan hunian Luas kamar tidur minimal 8 m 2 dan dianjurkan tidak untuk lebihdari 2 orang tidur.Penyelenggara pembangunan perumahan pengembang yang tidak memenuhi ketentuan tentang persyaratan kesehatanperumahan dan lingkungan pemukiman dapat dikenai sanksi pidanadanatau sanksi administrasi sesuai dengan UU No. 4 1992 tentangPerumahan dan Pemukiman, dan UU No. 23 1992 tentangKesehatan, serta peraturan pelaksanaannya.

2.2.4 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Keadaan Perumahan

Dokumen yang terkait

Kepadatan Jentik Penular Demam Berdarah Dengue (DBD) Antara Desa Endemis Dan Non Endemis Serta Faktor Yang Mempengaruhinya Di Kecamatan Sungailiat Kabupaten Bangka Tahun 2000

0 32 97

Karakteristik Penderita Demam Berdarah Dengue Di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe Dan Kegiatan Pemberantasannya Tahun 2003-2007

1 40 88

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOYOLALI I.

0 0 7

(ABSTRAK) HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KESEHATAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CEPIRING KECAMATAN CEPIRING KABUPATEN KENDAL TAHUN 2009.

0 0 3

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KESEHATAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CEPIRING KECAMATAN CEPIRING KABUPATEN KENDAL TAHUN 2009.

0 7 154

c. Ada, luas ventilasi permanen >10 luas lantai - Hubungan Kondisi Perumahan dengan Angka Kejadian Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Kotabaru Kecamatan Keritang Kabupaten Inderagiri Hilir Riau Tahun 2012

0 0 33

Hubungan Kondisi Perumahan dengan Angka Kejadian Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Kotabaru Kecamatan Keritang Kabupaten Inderagiri Hilir Riau Tahun 2012

0 0 14

HUBUNGAN KARAKTERISTIK KLIEN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS I PURWOKERTO TIMUR KABUPATEN BANYUMAS

0 0 16

BAB I PENDAHULUAN - HUBUNGAN KARAKTERISTIK KLIEN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS I PURWOKERTO TIMUR KABUPATEN BANYUMAS - repository perpustakaan

0 0 16

HUBUNGAN PERILAKU MASYARAKAT DAN UPAYA PENCEGAHAN DENGAN ANGKA KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GOMBONG II - Elib Repository

0 0 70