Diagnosis Patogenesis dan Patofisiologi Pencegahan

Setelah masa inkubasi selama 3 – 15 hari, penderita yang tertular dapat mengalami penyakit ini dalam salah satu dari empat bentuk berikut ini : 1. Bentuk abortif, yaitu penderita tidak merasakan suatu gejala apapun 2. Dengue klasik, penderita mengalami demam tinggi, selama 4 – 7 hari, nyeri pada tulang, dan munculnya bintik – bintik perdarahan di bawah kulit. 3. Dengue Hemorrhagic Fever Demam Berdarah Dengue gejalanya sama dengan dengu klasik dan di tambah dengan terjadinya perdarahan di hidung epitaksismimisan, mulut dan sebagainya 4. Dengue Syok Sindrom, gejalanya sama dengan DBD dan di tambah dengan Syok dan sering berakibat kematian. Angka kematian akibat DBD tergolong cukup tinggi karena sering terjadi perdarahan dan syok, oleh karena itu setiap penderita yang di duga menderita penyakit demam berdarah dalam tingkatan apa pun harus segera di bawa ke tempat pelayanan kesehatan Rahayu, 2010.

2.1.6 Diagnosis

Diagnosis demam berdarah dapat dilakukan secara klinis, biasanya yang terjadi adalah demam tanpa adanya sumber infeksi, ruam dengan trombositopenia dan leukopenia relatif. Mendiagnosis demam berdarah secara dini dapat mengurangi resiko kematian Rahayu, 2010. Temuan laboratorium tentang Demam berdarah dengue meliputi : 1. Menjelang akhir fase demam terjadi penurunan jumlah sel darah putih Universitas Sumatera Utara 2. Trombositopenia dan hemokonsentrasi, penurunan jumlah trombosit secara drastis sampai di bawah 100.000mm 3 , biasanya ditemukan antara hari ketiga dan kedelapan terjadinya penyakit 3. Albuminuria ringan dan sementara terkadang muncul 4. Sering ditemukan darah dalam tinja 5. Asidosis metabolik juga sering ditemukan pada kasus yang mengalami syok cukup lama, kadar nitrogen urea darah meningkat pada tahap terminal kasus dengan syok yang berkepanjangan WHO, 2005.

2.1.7 Patogenesis dan Patofisiologi

Terdapat dua perubahan patofisiologi yang terjadi yaitu ; 1. Meningkatnya permeabilitas pembuluh darah mengakibatkan kebocoran plasma, hipovolemia, dan syok. DHF memiliki ciri yang unik karena kebocoran plasma khusus ke arah rongga pleura dan peritoneum, selain itu periode kebocoran cukup singkat 24 – 28 jam. 2. Hemostatis abnormal terjadi akibat vaskulopati, trombositopenia, sehingga terjadi berbagai jenis manifestasi perdarahan WHO, 2005.

2.1.8 Pencegahan

Pencegahan utama demam berdarah yaitu dengan cara modifikasi dan manipulasi lingkungan, menghilangkan tempat perindukan nyamuk. Hal – hal yang perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan agar terhindar dari penyakit demam berdarah di antaranya dalah : 1. Melakukan kebiasaan pola hidup yang sehat dengan mengkonsumsi makanan bergizi, olahraga secara teratur, dan istirahat yang cukup Universitas Sumatera Utara 2. Memperhatikan kebersihan lingkungan dengan gerakan 3M yaitu menguras bak mandi, menutup tempat penampungan air dan mengubur barang bekas, yang dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk 3. Fogging atau pengasapan apabila telah diketahui ada penderita demam berdarah di suatu daerah, dan menggunakan bubuk abate untuk membasmi jentik nyamuk pada tempat penampungan air, untuk memutus mata rantai perkembangbiakan nyamuk 4. Segera memberikan obat penurun panas apabila penderita mengalami demam atau panas tinggi 5. Jika terlihat penderita mengalami tanda – tanda syok segera bawa ke rumah sakit Rahayu, 2010.

2.1.9 Pengobatan

Dokumen yang terkait

Kepadatan Jentik Penular Demam Berdarah Dengue (DBD) Antara Desa Endemis Dan Non Endemis Serta Faktor Yang Mempengaruhinya Di Kecamatan Sungailiat Kabupaten Bangka Tahun 2000

0 32 97

Karakteristik Penderita Demam Berdarah Dengue Di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe Dan Kegiatan Pemberantasannya Tahun 2003-2007

1 40 88

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOYOLALI I.

0 0 7

(ABSTRAK) HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KESEHATAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CEPIRING KECAMATAN CEPIRING KABUPATEN KENDAL TAHUN 2009.

0 0 3

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KESEHATAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CEPIRING KECAMATAN CEPIRING KABUPATEN KENDAL TAHUN 2009.

0 7 154

c. Ada, luas ventilasi permanen >10 luas lantai - Hubungan Kondisi Perumahan dengan Angka Kejadian Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Kotabaru Kecamatan Keritang Kabupaten Inderagiri Hilir Riau Tahun 2012

0 0 33

Hubungan Kondisi Perumahan dengan Angka Kejadian Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Kotabaru Kecamatan Keritang Kabupaten Inderagiri Hilir Riau Tahun 2012

0 0 14

HUBUNGAN KARAKTERISTIK KLIEN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS I PURWOKERTO TIMUR KABUPATEN BANYUMAS

0 0 16

BAB I PENDAHULUAN - HUBUNGAN KARAKTERISTIK KLIEN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS I PURWOKERTO TIMUR KABUPATEN BANYUMAS - repository perpustakaan

0 0 16

HUBUNGAN PERILAKU MASYARAKAT DAN UPAYA PENCEGAHAN DENGAN ANGKA KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GOMBONG II - Elib Repository

0 0 70