4. Tidak dapat dicapai berbagai hewan seperti lalat, kecoa, tikus, dan lain – lain 5. Tidak menyebabkan bau yang mengganggu estetika
6. Pengangkutan dalam bentuk segar harus terpenuhi Azwar, 1996.
2.4.3.2 Syarat – Syarat Jamban
1. Harus tertutup, dalam arti bangunan tersebut terlindung dari pandangan orang lain, terlindung dari panas atau hujan, serta terjamin privacynya. Dalam
kehidupan sehari – hari syarat ini dipenuhi dalam bentuk mengadakan ruangan sendiri untuk jamban di rumah ataupun mendirikan rumah kakus
dipekarangan. 2. Bangunan jamban ditempatkan pada lokasi yang tidak mengganggu
pandangan, tidak menimbulkan bau, serta tidak menjadi tempat perkembangbiakan vektor
3. Bangunan jamban mempunyai lantai yang kuat, mempunyai tempat berpijak yang kuat, yang terutama harus dipenuhi jika mendirikan jamban cemplung
4. Mempunyai lubang closet yang kemudian melalui saluran tertentu dialirkan pada sumur penampung atau sumur rembesan, yang terutama diisyaratkan jika
mendirikan jamban model pemisahan bangunan jamban dengan tempat penampungan dan atau rembesan
5. Menyediakan alat pembersih air ataupun kertas yang cukup sedemikian rupa sehingga dapat segera dipakai setelah buang air Azwar, 1996.
2.4.3.3 Jenis – Jenis Jamban
1. Jamban Lubang Gali atau Jamban Plung Pit Privacy
Universitas Sumatera Utara
Jamban ini berupa lubang di dalam tanah. Diameter umumnya 60 – 120 cm. Kedalaman mulai dari 2,5 sampai beberapa meter. Dinding batu bata
atau permanen. Bila mencapai ketinggian 50 cm, tinja ditimbun menggunakan tanah. Ditunggu sekitar 10 bulan, akan berubah
komposisinya, sehingga dapat dijadikan pupuk. Untuk menghindari nyamuk tiap beberapa hari bisa disiram minyak tanah, dan kapur barus
kamfer dapat menghilangkan bau.
2. Aqua Privacy jamban cubluk berair
Proses pembusukan dalam jamban ini memakai air. Oleh karena itu harus banyak disiram air. Bila air hampir penuh dapat dialirkan ke sumur
resapan. Pada sisitem ini harus dialirkan pada suatu terminal berupa sistem pengolahan limbah organik lembut, termasuk tinja, sehingga hasil
prosesnya adalah gas metan dan pupuk.
3. Angsa – Trine
Yang penting pada bentuk jamban ini adalah closetnya, yang menyerupai leher angsa, sehingga air selalu menggenang di leher angsa ini. Guna air
tersebut ialah menyumbat agar bau tidak menyebar. Meskipun di daerah pedesaan leher angsa masih dikombinasikan dengan jamban plung, namun
sebaiknya leher angsa sebaiknya dikombinasikan dengan sistem septic- tank dan peresapan.
4. Bucket Latrine
Universitas Sumatera Utara
Tinja ditampung ditempat khusus semacam bejana untuk kemudian dibuang ketempat yang semestinya. Ini umum dilakukan di rumah sakit
bagi pasien yang tidak bisa buang air ke jamban.
5. Bore – hole Latrine
Sama dengan jamban cubluk, tetapi lebih kecil karena hanya untuk sementara sekali pakai misalnya dipemukiman sementara.
6. Overhung Latrine
Jamban yang di buat di rawa, kolam, sungai dan lain – lain.
7. Trench Latrine
Tempat membuang tinja dengan menggali tanah sedikit, kemudian setelah dipakai ditimbun lagi.
8. Chemical Toilet
Tinja di tampung disebuah bejana terbuat dari logam yang telah diisi dengan coustic soda, NaOh. Jamban ini digunakan di tempat – tempat
yang sulit untuk menghubungkan dengan sisitem saluran air atau air yang terbatas. Pembersihnya memakai kertas toilet. Umumnya digunakan pada
pesawat terbang, bus atau tempat lain yang khusus. Fungsi coustic soda sebenarnya disamping panghancur juga desinfektan.
9. Jamban Vietnam, jamban di tempat langka air