BAB V PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Responden Pendidikan Kepala Keluarga Responden,
Pekerjaan dan Tingkat Penghasilan Kepala Keluarga Responden
Berdasarkan hasil penelitian secara persentase penyakit DBD lebih banyak terjadi pada kelompok responden yang berpendidikan tinggi yaitusebesar 60,9, hal
ini menunjukkan bahwa perluadanya peningkatan penyuluhan kepada masyarakat baik secara kualitas maupun kuantitas agar masyarakat mau berprilaku hidup bersih
dan sehat salah satunya melakukan pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD dengan cara menjaga dan memelihara kebersihan lingkungannya masing – msing.
masyarakat yang berpendidikan tinggi diharapkan akan lebih banyak tahu informasi tentang cara pencegahan DBD dari berbagai sumber ataupun media untuk dapat
disebarkan ke masyarakat lain yang berpendidikan rendah. Menurut Notoatmodjo 2003 Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin mudah juga bagi
orang tersebut untuk menerima informasi dan pada akhirnya semakin banyak pengetahuan yang mereka miliki.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pekerjaan kepala keluarga responden kasus yang paling banyak adalah pedagang dan PNS dengan persentase
masing – masing sama yaitu sebesar 30,4. Hal ini dimungkinkan karena pada penelitian ini seluruh penderita merupakan anak –anak yang berumur 15 tahun dan
bukan kepala keluarga, dan terjadinya penularan DBD tidak bergantung pada pekerjaan kepala keluarga penderita.Penghasilan kepala keluarga responden kasus
yang paling banyak adalah kategori tingkat pendidikan tinggi SLTA, Perguruan
70
Universitas Sumatera Utara
Tinggi yaitu dengan persentase 65,2. Hal ini karena kepala keluarga responden dengan tingkat penghasilan yang tinggi kemungkinan memiliki lebih banyak
memiliki tempat – tempat perindukan nyamuk, baik di dalam maupun dilingkungan rumah yang memudahkan nyamuk untuk berkembangbiak.
5.2 Kondisi Perumahan Responden
Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, disamping kebutuhan samdang dan pangan. Rumah berfungsi pula sebagai tempat tinggal serta
digunakan untuk berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya. Selain itu rumah juga merupakan tempat pengembangan kehidupan dan tempat
berkumpulnya anggota keluarga untuk menghabiskan waktunya. Bahkan bayi, anak- anak, orang tua, dan orang sakit menghabiskan hampir seluruh waktunya dirumah. Rumah
sehat merupakan sumber inspirasi penghuninya untuk berkarya, sehingga dapat meningkatkanproduktivitasnya Depkes RI, 2002.
Kondisi perumahan di lokasi penelitian masih banyak yang belum memenuhi persyaratan rumah sehat, baik dalam komponen rumah maupun sanitasinya. Masih
terdapat masyarakat yang tidak mempunyai fasilitas MCK sehingga menjadikan sungai ataupun pekarangan rumah sebagai tempat pengganti WC. Namun
berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar penderita DBD yang merupakan sampel penelitian adalah masyarakat yang kondisi perumahannya memenuhi syarat
kesehatan.Hal ini dimungkinkan karena penularan Demam Berdarah Dengue bisa terjadi di luar rumah atau didaerah lain, gizi yang kurang baik atau karena banyaknya
tempat penampungan air yang tidak memenuhi syarat kesehatan serta adanya jentik pada tempat penampungan air tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Depkes RI 2002, rumah yang sehat adalah rumah yang memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah dengan penyediaan
air bersih, pengelolaan tinja, dan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi,
terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, di samping pencahayaan dan penghawaan yang cukup. Menurut Depkes RI 2002, bahwa konstruksi rumah dan
lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor resiko sumber penularan berbagai jenis penyakit dimana penyediaan air bersih dan sanitasi
lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapat menjadi faktor terhadap berbagai penyakit. Faktor-faktor risiko lingkungan bangunan rumah yang dapat
mempengaruhi keladian penyakit maupun kecelakaan antara lain
ventilasi, pencahayaan, kepadatan hunian ruang tidur, kelembaban ruangan,kualitas udara ruangan, binatang penular penyakit, air bersih, limbahrumah tangga, sampah, serta
perilaku penghuni dalam rumah.
5.3 Tempat perindukan Nyamuk