Implementasi Evaluasi Tinjauan Kasus 1. Pengkajian

78 prinsip diet, diet rendah garam, dan sumber makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan, penyuluhan kesehatan mengenai pengaturan makan sehari dengan media booklet berisi informasi penatalaksanaan diet, jenis-jenis diet pada hipertensi, cara mengatur makanan, cara memasak untuk mengeluarkan natrium, pengaturan menu makanan sehari, makanan yang boleh diberikan dan tidak, ramuan tradisional untuk hipertensi dan pengukuran tekanan darah. Promosi kesehatan yang disampaikan dengan metode penyuluhan kesehatan disampaikan dengan kata-kata yang sederhana dan dapat dimengerti oleh pasien. Diharapkan melalui penyuluhan kesejatan ini akan terjadi peningkatan terhadap pengetahuan pasien mengenai perawatan hipertensi dan terjadi perubahan sikap dan perilaku pasien yang berdampak terhadap peningkatan derajat kesehatan sehingga terhindar dari komplikasi hipertensi dan tidak mengalami serangan stroke ke dua bagi seorang pasien.

4. Implementasi

Implementasi yang telah dilakukan antara lain memberikan promosi kesehatan berupa penyuluhan mengenai diet hipertensi kepada pasien dan keluarga, memantau keadaan umum pasien seperti mengukur tanda-tanda vital TD, HR, RR, memberikan booklet dan leaflet sebagai tambahan informasi, memberikan panduan pembagian makanan sehari, dan menilai keberhasilan promosi kesehatan dalam mengikuti program diet hipertensi. Universitas Sumatera Utara 79 Kegiatan diawali dengan mengevaluasi kondisi kesehatan pasien, mengevaluasi pola makan pasien, mengukur tekanan darah setiap pasien, memberikan penyuluhan mengenai diet hipertensi tujuan diet, prinsip diet, makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan dengan media leaflet, memberikan penyuluhan mengenai pengaturan makanan dengan menggunakan media booklet, selama memberikan penyuluhan pasien diizinkan bertanya hal yg tidak dimengerti dan dijelaskan oleh perawat. Penyuluhan kesehatan yang diberikan mengenai diet hipertensi berjalan dengan lancar dan para peserta antusias mendengarkan dan berpartisipasi aktif selama penyuluhan berlangsung. Peserta berdiskusi dengan perawat dan menceritakan kondisi tubuh yang pernah dialami maupun yang sedang dialaminya saat kegiatan berlangsung. Kondisi lingkungan saat kegiatan berlangsung tidak kondusif di beberapa rumah, diakibatkan banyak anak- anak yang bermain di lingkungan tempat tinggal pasien. Penyuluhan dilakukan di kediaman masing-masing keluarga dengan menggunakan media leaflet dan booklet.

5. Evaluasi

Setelah melakukan seluruh implementasi dari diagnosa keperawatan selama praktik belajar lapangan komprehensif di Lingkungan VI Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor pada pasien dengan hipertensi, dilakukan evaluasi. Berdasarkan hasil wawancara dan penyebaran kuesioner yang dilakukan pada fase terminasi kepada pasien dan Universitas Sumatera Utara 80 keluarganya setelah pelaksanaan penyuluhan kesehatan secara langsung dan intensif kepada masing-masing pasien dan keluarga didapatkan data bahwa 100 pasien mengetahui bahwa dengan membatasi makanan berlemak dapat mencegah tekanan darah tinggi, 100 pasien mengetahui garam berlebih dapat meningkatkan tekanan darah, 100 pasien mengetahui olahraga dapat mencegah tekanan darah tinggi, 80 pasien mengetahui merokok dan alkohol penyebab timbulnya darah tinggi, 100 pasien mengetahui bahan makanan yang diolah dengan saos, baking soda, dan minuman bersoda adalah penyebab peningkatan tekanan darah. Berdasarkan sikap diketahui 100 pasien setuju memeriksakan TD secara teratur dan mengontrol pola makan, 100 pasien setuju mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran segar dapat membantu mengontrol tekanan darah, 100 pasien setuju konsumsi garam harus dihindari bagi penderita hipertensi, 100 pasien setuju mengurangi makanan yang mengandung lemak, dan 100 pasien setuju bahwa daging kambing dapat meningkatkan tekanan darah. Berdasarkan perilaku diketahui 100 pasien tidak mengkonsumsi makanan mengandung kolesterol tinggi, 80 mengkonsumsi buah setiap hari, 60 pasien tidak mengkonsumsi obat anti hipertensi, 100 pasien mengkonsumsi makanan dengan pembatasan garam, dan 100 mengurangi konsumsi makanan dengan garam tinggi. Diperoleh data 100 pasien memiliki pengetahuan baik terhadap program diet hipertensi, 80 pasien memiliki sikap positif terhadap program diet hipertensi, dan 60 pasien melakukan program diet hipertensi. Universitas Sumatera Utara 81 5.1 Pengetahuan Berdasarkan hasil evaluasi diketahui bahwa terjadi peningkatan pengetahuan pada seluruh pasien hipertensi. Hal ini menunjukan bahwa pasien hipertensi mengerti tentang upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi dengan mengikuti diet hipertensi yang telah disampaikan. Pasien mengetahui bahwa memeriksakan tekanan darah secara teratur, olahraga dan menjaga pola makan yang baik akan membantu mencegah kekambuhan penyakit hipertensi. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni: indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuankognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya suatu tindakan karena dari pengalaman dan penelitian yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo 2002 peningkatan pengetahuan mempunyai hubungan yang positif dengan perubahan variabel perilaku. Pengetahuan dapat diperoleh dari tingkat pendidikan seseorang realitas cara berfikir dan ruang lingkup jangkauan berfikirnya semakin luas. Universitas Sumatera Utara 82 5.2 Sikap Berdasarkan hasil evaluasi diketahui 4 pasien hipertensi80 memiliki sikap positif dalam promosi kesehatan mengenai diet hipertensi dan penderita hipertensi yang memiliki sikap negatif berjumlah 1pasien. Hal ini menunjukan bahwa sikap pasien sudah mendekati baik meskipun masih ada pasien yang mempunyai sikap negatif. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: kurangnya kesadaran atau kemauan pasien untuk berprilaku hidup sehat dan ada juga beberapa pasien yang mengambil sikap positif dikarenakan kondisi mereka pada saat itu misalnya pasien yang kurang pengetahuan tentang upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi tetapi karena mereka takut penyakit hipertensi akan menimbulkan dampak yang lebih buruk lagi bagi kesehatannya maka pasien juga mengambil sikap yang positif. Menurut Notoatmodjo 2003 sikap merupakan salah satu domain perilaku kesehatan yang dapatdiartikan sebagai suatu reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup suatu stimulusobjek, sedangkan menurut Newcomb Notoatmodjo, 2003 sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksana motif tertentu sikap belum otomatis terwujud dalam bentuk praktek overt behavior untuk terwujud suatu sikap agar menjadi perbuatan nyata praktek diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain fasilitas dan dukungan keluarga. Universitas Sumatera Utara 83 5.3 Perilaku Berdasarkan hasil evaluasi diketahui 4 pasien80 yang baik upayanya dalam menjalankan diet hipertensi dan 1 pasien 20 yang kurang baik. Hal ini menunjukan bahwa pasien masih kurang baik upayanya dalam menjalankan diet hipertensi. Keempat pasien telah mengubah perilakunya sebagai usaha untuk menurunkan tekanan darah mereka. Berbagai perubahan yang telah mereka lakukan adalah pengolahan makanan yang dilakukan dengan mengurangi pemakaian garam pada masakan, pengolahan makanan yang dilakukan terpisah, konsumsi buah-buahan seperti timun, belimbing dan jamu sambiloto untuk menurunkan tekanan darah, mengkonsumsi obat anti hipertensi, dan tidak mengambil pusing dengan masalah yang sedang dihadapi. Perubahan perilaku yang dilakukan keempat pasien berdampak menurunnya tekanan darah saat dilakukan pengukuran tekanan darah. Perubahan perilaku yang dilakukan pasien disebabkan karena ketakutan pasien untuk jatuh sakit dan yang menyebabkan mereka tidak bisa mengurus keluarganya dan hanya akan membebani keluarga. Pada seorang pasien yang tidak melakukan perubahan perilaku untuk menurunkan tekanan darahnya dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: ada tidaknya kemauan dari pasien untuk sembuhmengontrol kesehatannya, kurangnya kesadaran dari pasien akan pentingnya upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi dan sulitnya meluangkan waktu untuk memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan dan mengikuti penyuluhan kesehatan yang Universitas Sumatera Utara 84 diberikan oleh petugas kesehatan serta kurangnya dukungan keluarga dalam memotivasi pasien untuk melakukan usaha dalam mencegah kekambuhan penyakit hipertensi, kurangnya perhatian keluarga atau orang-orang terdekat dari pasien akan berpengaruh besar dalam keinginannya untuk sembuh. Menurut Notoatmodjo 2003 tindakan merupakan aplikasi dari sikap seseorang individu yang juga tidak terlepas dari pengetahuan individu itu sendiri. Sikap membuat seseorang positif terhadap nilai-nilai kesehatan tetapi tidak selalu terwujud dalam suatu tindakan nyata, hal ini disebabkan oleh beberapa alasan antara lain tergantung pada situasi saat itu, mengacu kepada pengalaman seseorang dan juga orang lain serta dipengaruhi juga oleh nilai-nilai yang ada di masyarakat tersebut. Selain itu perilaku seseorang juga dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain lingkungan, sarana kesehatan dan perilaku petugas kesehatan. Pasien dan keluarga benar-benar harus dan mengaplikasikan penatalaksanaan pasien dengan hipertensi yaitu tidak hanya melalui pengaturan pola makan diet rendah garam tetapi memberdayakan pola hidup sehat yaitu rajin berolahraga dan mempertahankan berat badan normal, makan makanan sehat, istirahat cukup, menghindari sumber stress, menghidari rokok dan bahan berbahaya bagi kesehatan, dan mulai memeriksakan kesehatan secara teratur sehingga dapat memantau kondisi tekanan darah pasien. Berdasarkan pengelolaan kasus yang telah dilakukan kepada 5 pasien dengan hipertensi telah dilakukan penanganan yang bersifat biologis Universitas Sumatera Utara 85 yaitu dengan memantau perkembangan tekanan darah dan pola makan pasien hipertensi. Namun selain biologis, secara tidak langsung kebutuhan psikologis pasien telah terpenuhi. Misalnya masalah dalam lingkungan keluarga yang sedang dihadapi dapat teralihkan dengan perhatian anggota keluarga yang turut mendukung jalannya program diet hipertensi pasien. Dukungan keluarga adalah hal terpenting yang dibutuhkan oleh seorang pasien untuk proses kesembuhannya. Keluh kesah dan ketakutan akan penyakit yang dimiliki pasien secara tidak langsung telah diutarakan kepada perawat.Pikiran tenang yang dimiliki oleh pasien akan membantu diperolehnya tekanan darah yang terkontrol. Kebutuhan social pasien terpenuhi melalui terciptanya komunikasi yang terjalin baik antara anggota keluarga, tetangga, dan perawat. Pasien dapat saling berbagi informasi dengan tetangga dan anggota keluarga yang ditemui yang memberikan motivasi kepada pasien untuk mengikuti program promosi kesehatan yang telah diberikan. Melalui komunikasi ini maka dukungan social untuk proses kesembuhan pasien pun tercapai. Kebutuhan spiritual pasien meningkat karena keinginan pasien untuk memiliki tubuh yang sehat, dan sebagai umat yang beragamasudah seharusnya pasien berserah kepadaSang Pencipta. Universitas Sumatera Utara 86

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien Melalui Upaya Promosi Kesehatan Pada Pasien Diabetes Mellitus di Lingkungan XI Kelurahan Gedung Johor Medan Kecamatan Medan Johor

7 102 158

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Masalah Kesehatan Ibu dan Balita di Lingkungan IV Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor

4 104 284

Pengelolaan Pelayanan Dan Asuhan Keperawatan Komunitas Kepada Lansia Dengan Hipertensi Di Lingkungan 8 Kelurahan Titi Kuning Kecamatan Medan Johor

4 63 141

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Komunitas pada Kader Posyandu di Wilayah Binaan Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor

4 39 152

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien Melalui Upaya Promosi Kesehatan Pada Pasien Diabetes Mellitus di Lingkungan XI Kelurahan Gedung Johor Medan Kecamatan Medan Johor

2 4 53

BAB II PENGELOLAAN PELAYANAN KEPERAWATAN A. KONSEP DASAR - Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien Melalui Upaya Promosi Kesehatan Pada Pasien Diabetes Mellitus di Lingkungan XI Kelurahan Gedung Johor Medan Kecamatan Medan Johor

1 2 26

LAPORAN PBLK Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien Melalui Upaya Promosi Kesehatan Pada Pasien Diabetes Mellitus di Lingkungan XI Kelurahan Gedung Johor Medan Kecamatan Medan Johor Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Mata Ajaran Pengalaman Bel

3 27 13

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien Komunitas melalui Promosi Kesehatan terhadap Hipertensi di Kelurahan Gedung Johor

0 0 40

BAB II PENGELOLAAN PELAYANAN KEPERAWATAN A. Konsep Dasar - Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien Komunitas melalui Promosi Kesehatan terhadap Hipertensi di Kelurahan Gedung Johor

0 0 20

LAPORAN PBLK Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien Komunitas melalui Promosi Kesehatan terhadap Hipertensi di Kelurahan Gedung Johor Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Mata Ajar Pengalaman Belajar Lapangan Komprehensif

0 2 10