64
7 Bumbu
Garam dapur, baking powder, soda kue, vetsin dan bumbu yang mengandung
garam seperti kecap, terasi, petis, dan tauco.
Sumber : Penuntun Diit menurut bagian Gizi RSCM dan Persatuan Ahli Gizi Indonesia, 2006.
d. Mengatur Menu Makanan
Mengatur menu makanan sangat dianjurkan bagi penderita hipertensi untuk menghindari dan membatasi makanan yang dpat meningkatkan kadar
kolesterol darah serta meningkatkan tekanan darah, sehingga penderita tidak mengalami stroke atau infark jantung. Makanan yang harus dihindari atau
dibatasi adalah: 1. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi otak, ginjal, paru, minyak
kelapa, gajih. 2. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium biscuit,
craker, keripik dan makanan kering yang asin. 3. Makanan dan minuman dalam kaleng sarden, sosis, korned, sayuran
serta buah-buahan dalam kaleng, soft drink. 4. Makanan yang diawetkan dendeng, asinan sayurbuah, abon, ikan asin,
pindang, udang kering, telur asin, selai kacang. 5. Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber
protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah sapikambing, kuning telur, kulit ayam.
Universitas Sumatera Utara
65
6. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam
natrium. 7. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape.
Cara mengatur diet untuk penderita hipertensi adalah dengan memperbaiki rasa tawar dengan menambah gula merahputih, bawang
merahputih, jahe, kencur dan bumbu lain yang tidak asin atau mengandung sedikit garam natrium. Makanan dapat ditumis untuk
memperbaiki rasa. Membubuhkan garam saat diatas meja makan dapat dilakukan untuk menghindari penggunaan garam yang berlebih. Dianjurkan
untuk selalu menggunakan garam beryodium dan penggunaan garam jangan lebih dari 1 sendok teh per hari. Meningkatkan pemasukan kalium 4,5 gram
atau 120 – 175 mEqhari dapat memberikan efek penurunan tekanan darah yang ringan. Selain itu, pemberian kalium juga membantu untuk mengganti
kehilangan kalium akibat dan rendah natrium. Pada umumnya dapat dipakai ukuran sedang 50 gram dari apel 159 mg kalium, jeruk 250 mg kalium,
tomat 366 mg kalium, pisang 451 mg kalium kentang panggang 503 mg kalium dan susu skim 1 gelas 406 mg kalium. Kecukupan kalsium
penting untuk mencegah dan mengobati hipertensi: 2-3 gelas susu skim atau 40 mghari, 115 gram keju rendah natrium dapat memenuhi kebutuhan
kalsium 250 mghari. Sedangkan kebutuhan kalsium perhari rata-rata 808 mg.
Universitas Sumatera Utara
66
Pada ibu hamil makanan cukup akan protein, kalori, kalsium dan natrium yang dihubungkan dengan rendahnya kejadian hipertensi karena
kehamilan. Namun pada ibu hamil yang hipertensi apalagi yang disertai dengan bengkak dan protein urin pre eklampsia, selain obat-obatan
dianjurkan untuk mengurangi konsumsi garam dapur serta meningkatkan makanan sumber Mg sayur dan buah-buahan. Contoh menu pada seorang
penderita hipertensi laki-laki umur 55 tahun, TB = 175 cm, BB = 80 kg, Tekanan darah = 160100 mHg dengan aktivitas ringan.
80 IMT = -------------- = 26,13 gemuk
1,75 x 1,75 BB ideal = 175-100 – 10 175-100 = 67,5 kg
Penurunan BB menjadi 75 kg masih dalam batas 10. Jadi kebutuhan energi dari laki-laki tersebut diatas adalah :
BMR = 11,6 x 75 + 879 = 870+ 879 = 1749 AKG = 1,56 x 1749 = 2728 Kkal.
Karena kegemukan, sehingga total kalori diturunkan menjadi 2500 Kkal. Kebutuhan karbohidrat : 65 x 2500 = 1625 kkal = 406,25 gram 60-65
Kebutuhan protein : 20 x 2500 = 500 kkal = 100 gram 15-25 Kebutuhan lemak : 15 x 2500 = 375 kkal = 41,66 gram 10-15
Hipertensi erat hubungannya dengan gaya hidup dan pola makan yang kurang baik. Cara paling tepat dalam menghindari tekanan darah tinggi
adalah dengan mengubah kearah gaya hidup sehat seperti aktif berolahraga, mengatur dietpola makan seperti rendah garam, rendah kolesterol dan
Universitas Sumatera Utara
67
lemak jenuh, meningkatkan konsumsi buah dan sayuran, tidak mengkonsusmi alkohol dan rokok.
Usaha lain untuk mengurangi tekanan darah adalah dengan pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan adalah segala Tujuan
pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat
mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut. Pendidikan kesehatan pada pasien hipertensi diantaranya adalah
menjelaskan tentang hipertensi dengan jelas serta klasifikasinya, menerangkan faktor-faktor penyebab hipertensi, menjelaskan tanda dan
gejala, dan menjelaskan penanganan dan terapi yang dapat di lakukan sebagai penyembuhan
Dalam upaya pencegahan penyakit hipertensi, hendaknya seseorang menerapkan pola hidup sehat. Baik dari segi penerapan pola makan,
mencakup menghindari makanan yang berisiko meningkatkan tekanan darah, hindari pemicu stress stressor, serta asupan nutrisi yang seimbang.
Selain itu aktifitas fisik seperti olahraga secara teratur, agar tidak terjadi obesitas. Hindari kebiasaan yang berakibat buruk seperti merokok serta
konsumsi alkohol.
Universitas Sumatera Utara
68
B. Tinjauan Kasus 1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan kepada 5 orang pasien hipertensi yang dilakukan perawat melalui wawancara langsung kepada masing-masing
pasien hipertensi. Berdasarkan hasil wawancara langsung kepada pasien hipertensi 1 Ny.W, usia 65 tahun yaitu seorang lansia yang saat ini tinggal
dengan seorang anaknya dan 2 orang cucunya. Ny.W memiliki riwayat penyakit keturunan hipertensi yang diperoleh dari ibunya. Pada bulan
februari 2011, Ny.W mendapat serangan stroke pertama yang mengakibatkan tangan kanannya hingga hari ini terasa kebas namun masih
dapat digerakkan dengan leluasa. Sejak saat itu Ny.W mengetahui memiliki penyakit hipertensi. Saat wawancara dilakukan pemeriksaan TD dan
diperoleh TD: 220130mmHg, HR: 96xI, RR: 20xi. Ny.W juga mengatakan tidak pernah memeriksakan kesehatannya dan tidak
mengkonsumsi obat hipertensi apapun. Pengolahan makanan untuk Ny.W dilakukan oleh anaknya, dan tidak ada pemisahan makanan untuk Ny.W
yang menderita hipertensi dan anggota keluarga yang lain. Untuk menurunkan tekanan darahnya, Ny.W biasa mengkonsumsi buah nenas.
Aktivitas sehari-hari Ny.Wa adalah menjaga cucunya dan tidak memiliki kebiasaan berolahraga.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan menurut aspek biopsikososial diperoleh bahwa pada aspek biologi ke-5 pasien mengalami
kenaikan tekanan darah. Pada salah satu pasien yaitu Ny.W ditemukan
Universitas Sumatera Utara
69
serangan stroke pertama. Stroke ini dialami setahun yang lalu, dan bermula hari itu pasien mengetahui dirinya terkena hipertensi yang diturunkan dari
ibunya. Aspek psikologi, Ny.Wberada di keluarga extended family, dimana akan ada perbedaan karakter dari setiap anggota keluarga yang akan
menimbulkan permasalahan. Namun menurut Ny.W setiap masalah yang
muncul dalam keluarga harus dapat diselesaikan secara kekeluargaan. Ny.W tinggal bersama anak dan cucunya, ramainya lingkungan rumah membuat
Ny.W tidak kesepian dan merasa terhibur melihat proses tumbuh kembang dari cucunya. Aspek social, Ny.W berada di lingkungan extended family.
Ny.W membuka warung kecil di rumahnya, hubungan dengan tetangga sangat baik dan dari sudut ekonomi keluarga Ny.W tergolong ke dalam
ekonomi menengah ke bawah. Berdasarkan aspek di atas dapat diketahui bahwa yang menjadi
penyebab tidak terkontrolnya tekanan darah adalah kesadaran Ny.W yang masih kurang dalam diet yang seharusnya dijalankan dan kurangnya
kepedulian dalam memeriksakan kesehatan secara rutin. Pasien ke-2 yaitu, Ny.Wa, usia 54 tahun tinggal bersama suami,
seorang anak, menantu dan cucunya. Ny.Wa mengetahui terkena hipertensi sejak 4 bulan yang lalu saat mengikuti kegiatan posyandu lansia. Ny.Wa
memiliki riwayat hipertensi dari ibunya. Tidak ada keluhan berarti yang dirasakan, hanya terasa nyeri tengkuk sesekali dan biasanya Ny.Wa
membeli obat sakit kepala dari warung. Setelah meminum obat tersebut, nyeri di tengkuk Ny.Wa hilang. Ny.Wa tidak pernah memeriksakan
Universitas Sumatera Utara
70
kesehatannya. Saat wawancara langsung dilakukan pemeriksaan TD dan diperoleh TD: 16090 mmHg, HR: 92xI, RR: 24xi. Pengolahan makanan
untuk Ny.Wa dilakukan oleh Ny.Wa sendiri, dan tidak ada pemisahan makanan untuk Ny.Wa yang menderita hipertensi dan anggota keluarga
yang lain. Aktivitas sehari-hari Ny.Wa adalah menjaga ketiga cucunya dan tidak memiliki kebiasaan berolahraga.
Pada aspek biologi, Ny.Wa mengetahui dirinya terkena hipertensi beberapa bulan yang lalu saat mahasiswa keperawatan melakukan
pemeriksaan fisik dalam sebuah kegiatan dan ditemukan tekanan darah yang tergolong tinggi menurut usia Ny.Wa yang tergolong kelompok lansia.
Ny.Wa mengatakan kemungkinan hipertensi yang dialaminya diturunkan dari ibunya. Keluhan yang dirasakan Ny.Wa bila tekanan darahnya
meningkat adalah nyeri tengkuk, dan sakit kepala. Aspek psikologi, Ny.Waberada di keluarga extended family, dimana akan ada perbedaan
karakter dari setiap anggota keluarga yang akan menimbulkan
permasalahan. Namun menurut Ny.Wa setiap masalah yang muncul dalam
keluarga harus dapat diselesaikan secara kekeluargaan. Ny.Wa tinggal bersama anak dan cucunya, ramainya lingkungan rumah membuat Ny.Wa
tidak kesepian dan merasa terhibur melihat proses tumbuh kembang dari cucunya dan tidak merasa direpotkan oleh kenakalan yang terkadang
membuat Ny.Wa merasa kerepotan dan lelah. Aspek social, Ny.Wa berada di lingkungan extended family. Dari sudut ekonomi keluarga Ny.Wa
tergolong ke dalam ekonomi menengah ke bawah. Berdasarkan aspek di
Universitas Sumatera Utara
71
atas dapat diketahui bahwa yang menjadi penyebab tidak terkontrolnya tekanan darah adalah kesadaran Ny.Wa yang masih kurang dalam diet yang
seharusnya dijalankan, kurangnya kepedulian dalam memeriksakan kesehatan secara rutin dan kelelahan yang dialami Ny.Wa dalam menjaga
ketiga cucunya. Pasien yang ketiga yaitu Ny.T, usia 30 tahun adalah seorang ibu
rumah tangga yang sudah menikah dan memiliki 2 orang anak. Ny.T didiagnosa hipertensisejak kehamilan anak ke-2nya yang dilahirkan melalui
operasi Caesar dengan usia kehamilan 8 bulan. Saat ini Ny.T tidak menjalani pengobatan dan tidak pernah memeriksakan kesehatannya.
Terkadang Ny.T merasakan nyeri pada tengkuk dan usaha Ny.T untuk mengatasinya hanya dengan istirahat. Saat wawancara langsung dilakukan
pemeriksaan TD dan diperoleh TD: 15080 mmHg, HR: 88xI, RR: 20xi. Pengolahan makanan dilakukan oleh Ny.T sendiri, dan tidak ada pemisahan
makanan untuk Ny.T yang menderita hipertensi dan anggota keluarga yang lain. Aktivitas sehari-hari Ny.T adalah merawat kedua anakya dan tidak
memiliki kebiasaan berolahraga karena kesibukannya. Pada aspek biologi, Ny.T mengetahui dirinya terkena hipertensi
dimulai setahun yang lalu sejak mengandung anak keduanya An.M. Dokter mendiagnosa Ny.T hipertensi dan ditemukannya kadar kolesterol
yang tinggi dalam darah. Keluhan yang dirasakan Ny.T bila tekanan darahnya meningkat adalah nyeri pada tengkuk, kepala sakit, pandangan
berkunang-kunang. Aspek psikologi, Ny.T saat ini mengkhawatirkan anak
Universitas Sumatera Utara
72
pertamanya yang mengalami kesulitan di sekolah sehingga menyebabkannya tinggal kelas selama 2 tahun, dan kesehatan An.M karena
sudah dua kali mengalami step akibat suhu tubuhnya yang tinggi. Ny.T khawatir jika An.M mengalami step lagi karena akan berpengaruh terhadap
kecerdasan An.M di kemudian hari. Aspek sosial, Ny.T berada di lingkungan nuclear family. Dari sudut ekonomi, keluarga Ny.T tergolong ke
dalam ekonomi menengah. Berdasarkan aspek di atas dapat diketahui bahwa yang menjadi penyebab tidak terkontrolnya tekanan darah adalah riwayat
kehamilan An.M yang menyebabkan terganggunya sistem kardiovaskular Ny.T. Keadaan psikologis Ny.T juga mengambil peranan selalu
meningkatnya tekanan darah, dan Ny.T masih kurang dalam diet yang seharusnya dijalankan, kurangnya kepedulian dalam memeriksakan
kesehatan secara rutin. Pasien yang ke- 4 yaitu Ny.A, usia 50 tahun adalah seorang ibu
rumah tangga yang mempunyai seorang suami, 6 orang anak dan 1 orang cucu. Ny.A menderita hipertensi sejak 5 tahun yang merupakan penyakit
keturunan dari ibunya. Ny.A tidak mengkonsumsi obat-obatan hipertensi dan tidak pernah memeriksakan kesehatannya. Keluhan yang dialami Ny.A
hingga saat ini hanya nyeri ringan. Saat wawancara langsung dilakukan pemeriksaan TD dan diperoleh TD: 160100 mmHg, HR: 92xI, RR: 20xi.
Pengolahan makanan dilakukan oleh Ny.A sendiri, dan tidak ada pemisahan makanan untuk Ny.A yang menderita hipertensi dan anggota keluarga yang
lain. Ny.A biasa mengkonsumsi buah timun sebagai lalapan saat Ny.A
Universitas Sumatera Utara
73
merasa tekanan darahnya meningkat. Aktivitas sehari-hari Ny.A adalah menjaga anaknya yang menderita syndrome down dan ibunya yang lumpuh
setelah diamputasi dan Ny.A tidak memiliki kebiasaan berolahraga karena kesibukannya sehari-hari.
Pada aspek biologi, Ny.A mengalami peningkatan tekanan darah saat dilakukan pemeriksaan. Ny.Wa mengatakan kemungkinan hipertensi
yang dialaminya diturunkan dari ibunya. Keluhan yang dirasakan Ny.A bila tekanan darahnya meningkat adalah nyeri tengkuk, sakit kepala, mata
berkunang-kunang, wajah merah, dan gelisah. Aspek psikologi, Ny.Aberada di keluarga extended family, dimana akan ada perbedaan karakter dari setiap
anggota keluarga yang akan menimbulkan permasalahan. Namun menurut
Ny.A setiap masalah yang muncul dalam keluarga harus dapat diselesaikan secara kekeluargaan. Ny.A tinggal bersama anak dan cucunya, ramainya
lingkungan rumah membuat Ny.A tidak kesepian dan merasa terhibur melihat proses tumbuh kembang dari cucunya. Ny.A memiliki seorang putri
berusia 10 tahun yang menderita syndrome down dan seorang ibu yang mengalami demensia dan hanya bisa terbaring di tempat tidur akibat proses
amputasi yang dijalani sekitar 8 bulan yang lalu. Aspek sosial, Ny.A berada di lingkungan extended family.Hubungan dengan tetangga terjalin dengan
baik. Dari sudut ekonomi keluarga Ny.A tergolong ke dalam ekonomi menengah ke bawah. Berdasarkan aspek di atas dapat diketahui bahwa yang
menjadi penyebab tidak terkontrolnya tekanan darah adalah kesadaran Ny.A yang masih kurang dalam diet yang seharusnya dijalankan, kurangnya
Universitas Sumatera Utara
74
kepedulian dalam memeriksakan kesehatan secara rutin dan kondisi kesehatan putri dan ibunya yang menjdi beban pikiran.
Pasien yang ke-5 yaitu Ny.S usia 65 tahun adalah seorang lansia yang tinggal dengan 2 orang anaknya. Ny.S didiagnosa hipertensi sejak 3
tahun yang lalu, saat itu Ny.S merasakan rasa sakit di daerah tengkuk yang selalu muncul berhari-hari, kemudian Ny.S memeriksakan diri ke rumah
sakit. Sekarang Ny.S tidak pernah memeriksakan kondisi kesehatannya karena menurut Ny.S dengan beristirahat nyeri tengkuk dan perasaan oyong
akan hilang dengan sendiri.Saat wawancara langsung dilakukan pemeriksaan TD dan diperoleh TD: 14090 mmHg, HR: 88xi, RR: 20xi.
Pengolahan makanan dilakukan anak Ny.S, dan tidak ada pemisahan makanan untuk Ny.S yang menderita hipertensi dan anggota keluarga yang
lain karena anak Ny.S mengolah makanan dengan kadar menggunakan sedikit garam. Aktivitas sehari-hari Ny.S adalah mengurus kondisi di rumah
dan menjaga cucunya. Pada aspek biologi, Ny.S mengalami peningkatan tekanan darah saat
dilakukan pemeriksaan. Ny.S mengatakan kemungkinan hipertensi yang dialaminya diturunkan dari ibunya. Keluhan yang dirasakan Ny.S bila
tekanan darahnya meningkat adalah nyeri tengkuk, sakit kepala, mata berkunang-kunang, lemas, dan gelisah. Aspek psikologi, Ny.Sberada di
keluarga extended family, dimana akan ada perbedaan karakter dari setiap anggota keluarga yang akan menimbulkan permasalahan. Namun menurut
Ny.S setiap masalah yang muncul dalam keluarga harus dapat diselesaikan
Universitas Sumatera Utara
75
secara kekeluargaan. Anak-anak Ny.S sangat memperhatikan kondisi kesehatannya sehingga dalam pengolahan makanan, anak Ny.S
menggunakan jumlah garam sedikit dan sering membawakan buah maupun jus untuk pemenuhan gizi Ny.S. Ny.S tinggal bersama anak dan cucunya,
ramainya lingkungan rumah membuat Ny.S tidak kesepian dan merasa terhibur melihat proses tumbuh kembang dari cucunya. Aspek sosial, Ny.S
berada di lingkungan extended family. Hubungan dengan tetangga terjalin dengan baik. Dari sudut ekonomi keluarga Ny.S tergolong ke dalam
ekonomi menengah. Berdasarkan aspek di atas dapat diketahui bahwa yang menjadi penyebab tidak terkontrolnya tekanan darah adalah kurangnya
kepedulian dalam memeriksakan kesehatan secara rutin. Berdasarkan hasil pengumpulan data dan pengolahan data yang
didapatkan melalui penyebaran kuesioner kepada masing-masing pasien Ny.W, Ny.Wa, Ny.T, Ny.A, dan Ny.S diketahui bahwa 60 pasien
mengetahui bahwa dengan membatasi makanan berlemak dapat mencegah tekanan darah tinggi, 100 pasien mengetahui garam berlebih dapat
meningkatkan tekanan darah, 80 pasien tidak mengetahui olahraga dapat mencegah tekanan darah tinggi, 80 pasien tidak mengetahui merokok dan
alkohol penyebab timbulnya darah tinggi, 60 pasien tidak mengetahui bahan makanan yang diolah dengan saos, baking soda, dan minuman
bersoda adalah penyebab peningkatan tekanan darah. Berdasarkan sikap diketahui 60 pasien setuju memeriksakan TD secara teratur dan
mengontrol pola makan, 60 pasien setuju mengkonsumsi buah-buahan dan
Universitas Sumatera Utara
76
sayuran segar dapat membantu mengontrol tekanan darah, 80 pasien setuju konsumsi garam harus dihindari bagi penderita hipertensi, 100
pasien setuju mengurangi makanan yang mengandung lemak, dan 100 pasien setuju bahwa daging kambing dapat meningkatkan tekanan darah.
Berdasarkan perilaku diketahui 100 pasien tidak mengkonsumsi makanan mengandung kolesterol tinggi, 60 tidak mengkonsumsi buah setiap hari,
100 pasien tidak mengkonsumsi obat anti hipertensi, 100 pasien mengkonsumsi makanan tanpa ada pembatasan garam, dan 80
mengurangi konsumsi makanan dengan garam tinggi. Diperoleh data 60 pasien memiliki pengetahuan baik terhadap program diet hipertensi, 60
pasien memiliki sikap positif terhadap program diet hipertensi , dan 80 pasien tidak melakukan program diet hipertensi.
2. Perumusan Masalah