Komposisi Penduduk Kecamatan Siborongborong

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2.1 Letak Geografis Lokasi Penelitian

Kecamatan Siborongborong merupakan Kecamatan yang berada dibawah sistem administrasi Kabupaten Tapanuli Utara dengan kota Tarutung sebagai ibu kota Kabupaten. Letak Kecamatan Siborongborong berdasarkan luas wilayah adalah seluas 279,91 Km 2 dimana Kecamatan ini secara administrasi ke sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Lintong Nihuta, Paranginan dan Kabupaten Humbang Hasundutan, Sebelah Selatan Kecamatan Sipoholon, Sebelah Barat Kecamatan Pagaran, Sebelah Timur Kecamatan Sipahutar dan kabupaten Toba Samosir, sedangkan berdasarkan letak titik koordinat, Kecamatan Siborongborong berada pada titik 02 ⁰ 12 53,75BU dan 98⁰ 58 28,85LU. Adapun kelurahan atau desa yang menjadi bagian administrasi Kecamatan Siborongborong ini antara lain adalah desa Lumban Tonga-tonga, Paniaran, Bahal Batu I, II dan III, Sitabo-tabo, Siborongborong I, Siaro, Sitampurung, Pasar Siborongborong, Pohan Tonga, Lobu Siregar I dan II, Hutabulu, Pohan Jae, Pohan Julu, Parik Sabungan, Siborongborong II, Sigumbang, Sitabotabo Toruan, Silait- lait.

2.2 Komposisi Penduduk Kecamatan Siborongborong

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik BPS, 2012, p. 17 jumlah penduduk Kecamatan Siborongborong pada tahun 2011 adalah sebanyak 44.771 jiwa dimana jumlah penduduk ini bersarkan jenis kelamin 22.436 jiwa untuk laki-laki Universitas Sumatera Utara dan 22.335 jiwa untuk perempuan dengan sebaran penduduk per Km 2 adalah sebanyak 159,95 jiwa. Mengingat masyarakat Kecamatan Siborongborong yang pada dasarnya dominan berprofesi sebagai petani maka dalam hal ini adalah penting untuk mengetahui lahan pertanian dan jenis tanaman yang diusahakan oleh sebagian besar penduduk di Kecamatan ini, adapun dalam hal ini luas lahan pertanian yang menjadi persawahan di wilayah Kecamatan Siborongborong adalah seluas 2.701 Ha, dimana sawah ini terdiri atas sawah yang pengelolaannya terdiri atas sawah irigasi setengah teknis 1 , irigasi sederhana 2 , dan irigasi tadah hujan 3 1 Irigasi setengah tekhnis adalah Sawah berpengairan teknis akan tetapi pemerintah hanya menguasai bangunan penyadap untuk dapat mengatur dan mengukur pemasukan air, sedangkan jaringan selanjutnya tidak diukur dan dikuasai pemerintah. Direktorat Jendral Prasarana dan Sarana Pertanian. 2 Irigasi sederhana adalah irigasi yang keadaan airnya tidak dapat diukur disetiap jenis penyaluran dan pembagian air, biasanya dibangun dan dikelola oleh petanimasyarakat. 3 Irigasi tadah hujan dalah irigasi yang sumber airnya berasal dari air hujan jatuh langsung di petakan, dilengkapi dengan saluran pembawa dan pembuang Direktorat Jendral Prasarana dan Sarana Pertanian , dengan rata- rata hasil produksi adalah 55,42 kwintalHa dalam setiap tahunnya. Untuk jenis tanaman non padi palawija yang diusahakan oleh petani dalam satuan hektar adalah jagung 927, ubi kayu 295, ubi jalar 444 dan kacang tanah 331, dimana hasil produksi untuk tiap jenis tanaman jagung 2.259,92, ubi kayu 1.887,60, ubi jalar 4.910,06, dan kacang tanah 885,32. Untuk tanaman jenis sayuran yang diusahan oleh para petani adalah Cabe, Wortel, Bawang Daun, Buncis, Kentang, Kubis, Sawi, Kacang Panjang, Tomat dan Terong dimana sebagaian besar penanaman tanaman ini adalah dengan sistem tumpang sari dalam artian ditanam dalam satu lahan dengan tanaman kopi dan kulit manis. Universitas Sumatera Utara Untuk peternakan, pada umumnya masyarakat mengusahakan ternak babi, kerbau, kambing, kuda, sapi serta ternak unggas ayam dan itik dimana kotoran yang dihasilkan oleh ternak ini dimanfaatkan kembali sebagai kompos untuk lahan pertanian mereka. Sebagai wilayah pemasaran untuk hasil pertanian yang mereka usahakan selama ini pada umumnya mereka pasarkan ke pasar Siborongborong, Tarutung, Balige, dan sebagian lainnya dijemput langsung oleh tauke ke desa-desa penghasil. Hasil pertanian berupa cabai, sereh, andaliman 4

2.3 Sarana dan Prasarana