1. Kelompok lemah secara struktural, baik secara kelas, gender, maupun
etnis. 2.
Kelompok lemah khusus, seperti manula, anak-anak, remaja dan penyandang cacat.
3. Kelompok lemah secara personal, yakni mereka yang mengalami masalah
pribadi atau keluarga Sennett dan Cabb 1972 dan Conway 1979 menyatakan bahwa
ketidakberdayaan disebabkan oleh beberapa faktor seperti : ketiadaan jaminan ekonomi, ketiadaan pengalaman dalam arena politik, ketiadaan akses terhadap
informasi, ketiadaan dukungan finansial, ketiadaan pelatihan-pelatihan, dan adanya ketegangan fisik maupun emosional
Dalam pemberdayaan masyarakat yang terpenting adalah dimulai dengan bagaimana cara menciptakan kondisi, suasana atau iklim yang memungkinkan
potensi masyarakat untuk berkembang. Dalam mencapai tujuan pemberdayaan, berbagai upaya dapat dilakukan melalui berbagai macam strategi, diantara strategi
tersebut adalah modernisasi yang mengarah pada struktur sosial, ekonomi dan budaya yang bersumber pada peran serta masyarakat setempat Setiana, 2005, p.
6.
1.3 Rumusan Masalah
Masalah dalam penelitian ini mengenai modal sosial dan pemberdayaan masyarakat oleh Credit Union satolop di Siborongborong yang mana juga
dianggap memiliki fungsi sebagai bank. Sehingga yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah :
Universitas Sumatera Utara
1. Apa saja bentuk partisipasi anggota dalam kegiatan usaha Credit Union
Satolop ? 2.
Apa saja nilai-nilai sosial dalam Credit Union yang dapat berfungsi dalam pemberdayaan ekonomi dan sosial anggotanya?
3. Apa saja usaha pemberdayaan yang dilakukan oleh Credit Union Satolop
Siborongborong?
1.4 Maksud dan Tujuan Penulisan 1.4.1 Tujuan Penulisan
Dari pemaparan diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi, menggambarkan dan menjelaskan bentuk dan jenis modal sosial yang terdapat di
KOPDIT Credit Union Satolop . Serta bagaimana modal sosial ini dapat berperan di dalam memberdayakan masyarakat yang menjadi anggotanya agar mampu
menjadi masayarakat yang mandiri.
1.4.2 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang diharapakan akan diperoleh dari peneltian ini memiliki 2 manfaat penting yakni :
1. Akademis Menambah bahan bacaan dan studi kepustakaan sebagai informasi dalam
perkembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan modal sosial serta pemberdayaan masyarakat dari sudut pandang ilmu Antropologi yang merupakan
fokus kajian peneliti. 2. Praktis
Universitas Sumatera Utara
Memberi masukkan kepada praktisi-praktisi yang berhubungan dengan pemberdayaan masyarakat mengenai modal sosial dalam Credit Union yang mana
mampu berperan dalam mendorong usaha-usaha pemberdayaaan anggotanya dan diharapkan mampu menjadi model dan masukan bagi usaha permberdayaan
masyarakat yang bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang mandiri.
1.5 Kerangka penulisan
Dalam tulisan ini terdapat 5 bab penulisan, dalam bab II akan dijelaskan mengenai gambaran lokasi penelitian di Kecamatan Siborongborong, komposisi
dan mata pencaharian masayarakat Siborongborong. Dalam bab ini juga diuraikan mengenai lembaga keuangan Credit Union Satolop dan bidang usahanya. Bab III
berisikan modal sosial yang ada di dalam Credit Union Satolop serta manfaatnya dalam kehidupan dan kelangsungan dari lembaga keuangan Credit Union Satolop
ini. Dalam bab IV dijelaskan tentang manfaat yang diperoleh oleh masyarakat setelah bergabung menjadi anggota dibandingkan sebelum menjadi anggota. Bab
V berisikan kesimpulan dan saran dari penulis atas hasil penelitian yang dilakukan di Credit Union Satolop di Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli
Utara.
1.6 Metode Penelitian
Adapun daerah yang menjadi lokasi penelitian yang akan saya kaji adalah Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli utara. Karena di Kecamatan
inilah keberadaan Credit Union Satolop yang menjadi subjek penelitian melakukan aktifitas usahanya setiap hari yakni transaksi simpan pinjaman
Universitas Sumatera Utara
keuangan oleh masyarakat yang menjadi anggota Credit Union Satolop Siborongborong.
Berkenaan dengan penelitian ini sebagai studi deskriptif maka penelitian ini menjelaskan mengenai nilai-nilai di dalam Credit Union dan bagaimana Credit
Union itu mampu memberdayakan masyarakat khususnya para anggotanya, serta mengambarkan tingkat kesejahteraan hidup masyarakat yang menjadi anggota
Credit Union Satolop . Hal ini senada dengan pengertian penelitian etnografi menurut James
Spradley dalam bukunya Metode Etnografi bahwa etnografi merupakan pekerjaan mendeskripsikan suatu kebudayaan yang bertujuan untuk memahami suatu
pandangan hidup dari sudut pandang penduduk asli.
1.6.1 Tipe dan pendekatan Penelitian
Pada prinsipnya teknik pengumpulan data yang banyak digunakan adalah metode yang dapat mengakomodasi aspirasi dan keinginan dari informan yang
ditemui, yaitu terutama dengan pendekatan kwalitatif seperti wawancara mendalam dan pengamatan.
Wawancara mendalam yakni tanya jawab yang langsung dilakukan dengan para informan terpilih yakni para pengurus aktif dan mantan pengurus, kelompok
masyarakat yang ada di dalam Credit Union ini seperti kelompok petani, peternak dan pedagang yang memiliki pengetahuan yang dalam mengenai proses yang
berlangsung di Credit Union Satolop. Adapun syarat untuk dijadikan informan kunci adalah mereka yang
mempunyai pengetahuan luas tentang proses yang berlangsung di lokasi penelitian
Universitas Sumatera Utara
dalam hal ini KOPDIT simpan-pinjam Credit Union Satolop serta hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan pemberdayaan yang dijalankan. Dengan demikian
yang menjadi informan kunci dalam penelitian ini terdiri dari pengurus aktif dan mantan pengurus dari KOPDIT, serta anggota yang dianggap respek terhadap
masalah yang diteliti. Jumlah informan yang dibutuhkan dalam penelitian direncanakan sekitar 5 lima orang dari anggota CU. Satolop Siborongborong dan
5 lima orang dari pengurus, namun tidak menutup kemungkinan jumlah informan yang dibutuhkan guna memperoleh informasi dapat lebih ataupun
kurang dari perencanaan ini. Wawancara dalam hal ini sifatnya semi terstruktur dimana pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan sifatnya tidak mengikat hanya pada interview guide yang telah dibuat tetapi dikondisikan dengan situasi yang ditemui pada saat
wawancara dilakukan sehingga informan bebas memberikan jawaban tanpa batasan, sehingga dari informasi yang diberikan peneliti akan mendapatkan fakta-
fakta serta opini dari informan mengenai hal yang dikaji. Wawancara bersifat santai dan tidak tidak terlalu memaksa informan guna memberikan jawaban
sehingga menimbulkan kesan intimidasi terhadap informan yang mengakibatkan interview tidak berjalan dengan lancar. Hal ini dibutuhkan agar informan dapat
memberikan jawaban dengan jujur sesuai dengan pertanyaan yang diajukan. Observasi digunakan untuk melihat kondisi fisik yang menyangkut sarana dan
prasarana dan lembaga-lembaga sosial yang ada di Kecamatan Siborongborong khususnya yang memiliki keterkaitan dengan aktifitas Credit Union Satolop.
Adapun tujuan dari dilakukannya observasi ini adalah untuk memperkaya data-
Universitas Sumatera Utara
data dari teknik penelitian lain dan membuktikan kesahihan data informasi dari hasil wawancara. Serta untuk mengetahui apa saja yang menjadi bentuk dari peran
serta anggota dalam proses yang berlangsung di Credit Union ini. Adapun dalam hal ini yang menjadi poin-poin yang observasi pada dasarnya
diawali dengan argumen yang diberikan oleh informan pada saat wawancara, namun dalam hal ini sebagai gambaran beberapa poin yang diobservasi antara lain
adalah : bangunan fisik dari kantor Credit Union Satolop, fasilitas penunjang yang ada di dalamnya, kantor-kantor dan fasilitas sosial yang ada, transportasi yang
dapat digunakan untuk menjangkau kantor Credit Union ini serta apa saja serta bagaimana proses dan kegiatan yang berlangsung di Credit Union ini seperti
proses simpan-pinjam, proses transaksi anggota yang belanaja di WIRAKOP Satolop.
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari studi kepustakaan dengan menggali referensi-referensi penelitian terdahulu, buku, jurnal, majalah, surat
kabar, internet maupun media cetak dan elektronik lainnya yang relevan dengan permasalahan yang diteliti.
1.6.2 Alokasi Waktu di lapangan
Dalam menjalankan suatu kegiatan, efesiensi waktu yang secara langsung berhubungan dengan efektifitas kerja dan pengalokasian dana dibutuhkan adanya
suatu rancangan kegiatan yang menggambarkan hal dan kegiatan apa saja yang akan dijalankan pada pra penelitian dan masa penelitian. Adapun rancangan
kegiatan yang akan menggambarkan kegiatan penelitian sebelum dan memasuki lapangan penelitian disajikan dalam tahapan rangkaian kegiatan penelitian berikut.
Universitas Sumatera Utara
Tahapan pra penelitian, pada tahapan ini merupakan tahapan dimana pengajuan draf proposal ke departemen Antropologi USU pada tangggal 10 April
2012 yang bertujuan untuk memperoleh persetujuan dari ketua departemen mengenai judul proposal yang diajukan oleh mahasiswa, dengan adanya draf
penelitian yang diajukan ini maka departemen dapat menentukan dosen pembimbing yang memiliki relevansi dengan judul proposal yang diajukan oleh
mahasiswa. Adapun dalam hal ini yang oleh departemen, bapak Drs. Lister Berutu, MA
ditunjuk sebagai dosen pembimbing proposal penelitian skripsi memberikan bimbingan proposal sejak tanggal 26 April 2012 sampai dengan ACC proposal
untuk seminar pada tanggal 18 Juni 2012. Pada hari kamis tanggal 12 Juli 2012 seminar proposal diadakan di gedung Dharma Wanita dengan hasil seminar lulus
dengan syarat revisi poroposal penelitian skripsi. Tahapan Pekerjaan lapangan, pada tahapan ini merupakan tahapan di mana
penelitian lapangan diadakan berdasarkan hal-hal yang hendak dikaji melalui interview guide yang telah disusun pada proposal skripsi. Adapun kegiatan
penelitian lapangan direncanakan diadakan mulai tanggal 20 Agustus 2012 sampai dengan tanggal 10 Oktober 2012, sehingga penelitian lapangan ini diperkirakan
akan membutuhkan waktu sekitar 5 lima minggu masa penelitian lapangan. Adapun aspek-aspek yang hendak dikaji adalah hal-hal yang berkenaan
dengan topik yang dikaji, yakni modal sosial dan pemberdayaan masyarakat oleh Credit Union Satolop Siborongborong. Sementara teknik maupun metode
penelitian yang digunakan pada masa penelitian lapangan disesuaikan dengan
Universitas Sumatera Utara
jenis data yang hendak dikumpulkan serta tingkat kelompok sasaran yang ditemui atau diwawacarai untuk memperoleh data yang dibutuhkan dan memiliki relevansi
dengan topik yang diteliti.
Universitas Sumatera Utara
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
2.1 Letak Geografis Lokasi Penelitian
Kecamatan Siborongborong merupakan Kecamatan yang berada dibawah sistem administrasi Kabupaten Tapanuli Utara dengan kota Tarutung sebagai ibu
kota Kabupaten. Letak Kecamatan Siborongborong berdasarkan luas wilayah adalah seluas 279,91 Km
2
dimana Kecamatan ini secara administrasi ke sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Lintong Nihuta, Paranginan dan Kabupaten
Humbang Hasundutan, Sebelah Selatan Kecamatan Sipoholon, Sebelah Barat Kecamatan Pagaran, Sebelah Timur Kecamatan Sipahutar dan kabupaten Toba
Samosir, sedangkan berdasarkan letak titik koordinat, Kecamatan Siborongborong berada pada titik 02
⁰ 12 53,75BU dan 98⁰ 58 28,85LU. Adapun kelurahan atau desa yang menjadi bagian administrasi Kecamatan
Siborongborong ini antara lain adalah desa Lumban Tonga-tonga, Paniaran, Bahal Batu I, II dan III, Sitabo-tabo, Siborongborong I, Siaro, Sitampurung, Pasar
Siborongborong, Pohan Tonga, Lobu Siregar I dan II, Hutabulu, Pohan Jae, Pohan Julu, Parik Sabungan, Siborongborong II, Sigumbang, Sitabotabo Toruan, Silait-
lait.
2.2 Komposisi Penduduk Kecamatan Siborongborong