Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Permasalahan yang sering dihadapi masyarakat dengan ekonomi lemah adalah sempitnya akses terhadap sumber keuangan yang melayani pemberian kredit usaha. Bank yang seyogianya menjadi harapan terakhir guna memperoleh sokongan dana usaha tidak serta-merta dapat mengabulkan pengajuan pinjaman yang dilakukan oleh masyarakat sebagai akibat dari kebijakan bank yang mengharuskan beberapa persyaratan dalam prosesnya. Salah satu kebijakan ini diantaranya adalah keharusan adanya jaminan berupa materi yang memiliki nilai sesuai dengan besar pinjaman yang mereka ajukan, ditambah lagi dengan adanya perjanjian-perjanjian yang dalam prosedurnya tidak seluruhnya dapat dipahami oleh masyarakat awam. Minimnya modal usaha yang mereka miliki maka, kesempatan untuk melakukan diversifikasi usaha yang diharapkan mampu meningkatkan taraf hidup mereka semakin jauh dari harapan. Banyaknya pilihan terhadap lembaga keuangan yang melayani transaksi simpan-pinjam pada saat ini, turut mempengaruhi pola pikir masyarakat dalam menentukan pilihan terhadap lembaga keuangan yang menurut mereka dapat memberi kemudahan dan keringanan serta rasa aman dalam proses simpan-pinjam yang mana lembaga keuangan ini salah satunya adalah KOPDIT. Credit Union atau KOPDIT merupakan salah satu bentuk kegiatan KOPDIT yang dalam usahanya bergerak dalam melayani simpan-pinjam dimana KOPDIT ini berawal dari keinginan masyarakat untuk bersatu dan mengumpulkan dana Universitas Sumatera Utara milik mereka. Kepengurusan Credit Union ini seluruhnya dikelola oleh masyarakat yang menjadi anggota, dana diperoleh dari masyarakat yang menjadi anggota dan dimanfaatkan terutama untuk kepentingan anggotanya. Dana yang dikumpulkan dari masyarakat ini selanjutnya dikelola oleh pengurus yang dipilih dari anggota melalui serangkaian proses pemilihan yang dilakukan secara berkala dan memperoleh kepercayaan dari seluruh anggota. Salah satu fungsi dari KOPDIT ini adalah mengakomodasi kebutuhan anggotanya dalam hal pemberian modal usaha untuk anggota-anggotanya sesuai dengan prinsip-prinsip KOPDIT. Hal ini menjadi salah satu ciri yang membedakan lembaga keuangan Bank dengan KOPDIT KOPDIT , dimana dana yang ada di KOPDIT ini pada dasarnya diperoleh dari anggota dan diperuntukkan hanya untuk anggota. Dengan adanya fungsi-fungsi yang hampir memiliki kesamaan dengan bank yang sama-sama bergerak dalam usaha simpan -pinjam, sehingga oleh masyarakat banyak KOPDIT ini tidak jarang disamakan dengan Bank. Hal ini turut menjadi faktor yang mempengaruhi pola pikir mereka dalam memutuskan pilihan mereka untuk menjadi anggota KOPDIT. Dengan prinsip-prinsip KOPDIT yang menjadi pedoman dalam menjalankan kegiatan usaha mereka maka keberadaan dan manfaat yang ada di dalam KOPDIT ini dominan berpihak kepada masyarakat yang menjadi anggota dibanding dengan lembaga keuangan lainnya. Dalam hal ini masyarakat yang menjadi anggota tidak hanya menjadi kelompok pihak yang sekedar menyetorkan sisa dari modal yang tidak terpakai, tetapi sekaligus juga memiliki hak serta kewajiban terhadap Universitas Sumatera Utara berlangsungnya kegiatan usaha KOPDIT ini. Adanya keuntungan dan kerugian yang terjadi dalam usaha KOPDIT merupakan konsekuensi yang akan ditanggung bersama oleh seluruh anggota di dalamnya. Dalam Credit Union anggota merupakan komponen utama dimana mereka menjadi sumber modal, pengelola dan menjadi pengguna modal yang ada dalam KOPDIT ini. Demikian juga halnya dengan Credit Union Satolop, anggota merupakan komponen utama yang sekaligus pemilik dan sumber modal dimana mereka menginginkan lembaga ini menjadi pihak yang mampu meningkatkan usaha dan taraf hidup para individunya melalui partisipasi mereka dalam berbagai wujud kegiatan-kegiatan yang ada dalam KOPDIT Satolop ini. Credit Union Satolop di Siborongborong yang terbentuk pada tanggal 28 Januari 1975 pada awalnya adalah KOPDIT yang menghimpun dana dari masyarakat dengan golongan ekonomi lemah yakni para petani dan pedagang kecil. Kelompok masyarakat ini mengalami berbagai kesulitan dalam hal mengakses sumber keuangan seperti bank. Dalam aktifitasnya KOPDIT ini menghimpun dana dari masyarakat di Kecamatan Siborongborong dan sekitarnya. Anggota di KOPDIT ini pada umumnya bekerja pada sektor pertanian dan perdagangan. Selanjutnya dana yang dikumpulkan oleh masyarakat ini dikelola untuk digunakan dalam membantu anggotanya yang membutuhkan bantuan dana melalui pemberian pinjaman dengan besaran bunga serta denda keterlambatan pengembalian pinjaman yang telah ditentukan sebelumnya. Credit Union Satolop bergerak dalam usaha simpan pinjam sehingga oleh masyarakat fungsinya dianggap sama dengan Bank, merupakan salah satu Universitas Sumatera Utara lembaga simpan pinjam yang dari segi ukuran jumlah kepemilikan aset berupa gedung permanen berlantai tiga di Jl. Sisingamangaraja No. 194-196 Siborongborong yang difungsikan sebagai pusat pelaksanaan kegiatan usaha, dibentuknya wirausaha koperasi WIRAKOP, dan jumlah anggota yang tiap tahunnya bertambah dapat dikatakan berhasil dalam menjalankan fungsinya dalam kegiatan usahanya. Keberhasilan dari KOPDIT ini merupakan hasil dari adanya partisipasi serta rasa percaya anggota yang tinggi terhadap proses dan kinerja yang berlangsung secara berkelanjutan dalam kegiatan usaha yang dilakukan. Rasa percaya, tanggung jawab serta peran serta dari seluruh anggota terhadap berlangsungnya usaha KOPDIT merupakan salah satu wujud modal sosial yang dimiliki oleh KOPDIT yang dapat didayakan guna memberdayakan anggotanya untuk mencapai masyarakat yang mandiri serta terbebas dari kemiskinan. Modal sosial mampu menjadi suatu faktor yang memiliki kekuatan dalam menentukan arah dan keberhasilan dari suatu program maupun kegiatan yang dilakukan oleh anggota masyarakat yang terkait di dalamnya. Hal ini disebabkan karena modal sosial merupakan suatu komplemen yang terbentuk dari hubungan antar individu-individu yang memungkinkan terciptanya nilai-nilai baru, serta suatu rangkaian proses hubungan antar manusia yang ditopang oleh jaringan norma, kepercayaan sosial, sehingga kerjasama dan kebijakan bersama dapat terjalin secara efektif dan efisien. Di berbagai daerah perkembangan KOPDIT ini cukup pesat, salah satu Credit Union yang dalam kinerjanya mampu memberdayakan anggotanya adalah Credit Union Harapan Kita di jalan Medan-Belawan Sijabat, 2009, p. 58 melalui Universitas Sumatera Utara pemberian modal usaha kepada para pedagang untuk percepatan pengembangan usaha para anggotanya yang menekuni usaha dagang, dimana sebelum dana ini diberikan kepada anggotanya proses pertama yang harus dilalui adalah menjalani pendidikan profesi khusus pedagang. Sehingga dengan demikian diharapkan anggotanya akan mampu menggunakan modal yang diterimanya sesuai dengan tujuan awalnya. Selain dalam pemberdayaan ekonomi Credit Union ini juga memberdayakan anggotanya khususnya kaum wanita dengan melibatkan mereka dalam kegiatan usaha seperti menjadi kepala unit dalam kegiatan yang dijalankan oleh Credit Union ini sehingga mampu menciptakan kesetaraan gender. Kekuatan modal sosial selain dalam Credit Union sebagai sesuatu yang mengikat dan memperarat serta memperkuat daya yang dimiliki oleh masyarakat juga dapat dilihat dalam pengelolaan lubuk larangan di daerah Kabupaten Mandailing Natal. Dalam pengelolaan Lubuk Larangan di daerah Kabupaten Mandailing Natal Lubis Z. , 1999 mereka mampu melakukan pengelolaan aliran anak sungai Batang Gadis menjadi milik komunal, sebagian aliran sungai yang melintasi wilayah suatu desa oleh penduduk desa tersebut berdasarkan kesepakatan bersama ditetapkan sebagai wilayah yang terlarang untuk diambil hasil ikannya selama jangka waktu tertentu berkisar 6-12 bulan, setelah lewat masa ini maka ikan dapat diambil dan hasil pengelolaan lubuk larangan tersebut akan digunakan untuk berbagai keperluan pembangunan desa dan fasilitas lainnya. Universitas Sumatera Utara Sistem pengelolaan lubuk larangan ini mampu bertahan hingga puluhan tahun didasari oleh kuatnya modal sosial yang tumbuh di dalam masyarakat dimana mereka mampu menanam dan mengembangkan modal sosial dalam sistem pengelolaan lubuk larangan.

1.2 Tinjauan Pustaka