dilakukan secara sistematis dengan menggunakan macam-macam alat-alat bantu, 5 Dapat memengaruhi suasana emosi peserta.
Metode ceramah merupakan salah satu metode yang baik untuk kelompok besar. Kelompok besar yang dimaksud disini adalah apabila peserta itu lebih 15
orang. Metode ini cocok untuk sasaran pendidikan tinggi dan rendah. Metode ini menguntungkan bila dipergunakan untuk memperkenalkan suatu subjek dengan
memberikan gambaran, sehingga menuntun orang untuk mengambil suatu tindakan, bersifat informatif dan dapat menghemat waktu karena sebagia peserta dapat diberi
pemahaman pada suatu waktu serta dapat diulang kembali jika ada peserta yang kurang memahami Trianto, 2013.
5.2. Penyuluhan tentang SADARI dengan Metode Simulasi
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa semua item pertanyaan pengetahuan mengalami peningkatan, dimana sebelum penyuluhan sebagian besar
pengetahuan responden pada kategori kurang. Sebelum diberikan penyuluhan diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab salah pada semua item
pertanyaan. Pertanyaan yang sebagian besar menjawab dengan tepat adalah pertanyaan tentang penyebab kanker payudara, pencegahan primer yang dapat
dilakukan, definisi kanker payudara dan stadium kanker payudara. Sedangkan pertanyaan yang paling banyak menjawab salah adalah pertanyaan tentang cara
melakukan SADARI, tujuan gerakan SADARI dengan posisi berbaring, tujuan
Universitas Sumatera Utara
melakukan SADARI pada saat berdiri di depan cermin, metode yang dapat digunakan untuk melihat perubahan bentuk payudara dan tujuan perabaan ketiak.
Setelah diberikan penyuluhan diketahui bahwa peningkatan pengetahuan di setiap item pertanyaan sebesar 10-70 . Pertanyaan yang mengalami perubahan yang
signifikan adalah pertanyaan tentang cara melakukan SADARI, dimana sebelum sebelum penyuluhan yang menjawab dengan tepat adalah 5 orang 25,0 dan
setelah penyuluhan yang menjawab dengan tepat sebanyak 19 orang 95,0 dan tujuan gerakan SADARI dengan posisi berbaring, dimana sebelum sebelum
penyuluhan yang menjawab dengan tepat adalah 4 orang 20,0 dan setelah penyuluhan yang menjawab dengan tepat sebanyak 18 orang 90,0, sedangkan
pertanyaan yang mengalami perubahan yang tidak signifikan adalah pertanyaan tentang pencegahan primer yang dapat dilakukan, dimana sebelum penyuluhan yang
menjawab dengan tepat sebanyak 15 orang 75,0 dan setelah penyuluhan yang menjawab dengan tepat sebanyak 17 orang 85,0.
Sebelum penyuluhan diketahui bahwa sebagian besar responden berpengetahuan kurang dengan jumlah sebanyak 16 orang 80,0 dan setelah
diberikan penyuluhan sebanyak 3 kali diketahui bahwa terjadi perubahan pengetahuan dimana sebagian besar responden berpengetahuan baik dengan jumlah
14 orang 70,0. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ada perbedaan pengetahuan
siswi sebelum diberikan penyuluhan menggunakan metode simulasi, hasil dapat dilihat bahwa antara pretes dengan post test pertama p = 0,001, post test pertama
Universitas Sumatera Utara
dengan post test kedua p = 0,046 dan post test kedua dengan ketiga p = 0,025 menunjukan ada peningkatan yang signifikan karena nilai p 0,05.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa, sebelum pemberian penyuluhan dengan metode simulasi diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab tidak
setuju pada pernyataan SADARI harus dilakukan setiap bulan sebanyak 11 orang 55,0, Semakin dini ditemukan kanker payudara dan ditangani dengan pengobatan
maka harapan kesembuhan semakin besar sebanyak 12 orang 60,0, manfaat dari SADARI adalah dapat mendeteksi kanker payudara sedini mungkin sebelum sampai
pada stadium lanjut sebanyak 12 orang 60,0, tehnik pelaksanaan SADARI simpel, murah, dan mudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari secara kontinyu
sebanyak 16 orang 80,0, SADARI dilakukan setelah menstruasi karena jaringan payudara sudah lunak dan longgar sehingga memudahkan perabaan sebanyak 11
orang 55,0 dan SADARI tidak digunakan untuk mengobati infeksi pada payudara sebanyak 15 orang 75,0.
Setelah diberikan penyuluhan diketahui bahwa responden yang mendapat penyuluhan dengan metode simulasi mengalami perubahan sikap, sebagian besar
responden menjawab setuju pada pernyataaan pada usia remaja, wanita juga harus waspada terhadap bahaya kanker payudara, SADARI sebaiknya dilakukan sendiri
karena kita yang tahu perubahan yang terjadi pada payudara kita, SADARI harus dilakukan setiap bulan, semakin dini ditemukan kanker payudara dan ditangani
dengan pengobatan maka harapan kesembuhan semakin besar, manfaat dari SADARI adalah dapat mendeteksi kanker payudara sedini mungkin sebelum sampai pada
Universitas Sumatera Utara
stadium lanjut, tehnik pelaksanaan SADARI simpel, murah, dan mudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari secara kontinyu, SADARI dilakukan setelah menstruasi
karena jaringan payudara sudah lunak dan longgar sehingga memudahkan perabaan, SADARI tidak digunakan untuk mengobati infeksi pada payudara, dengan
mengetahui lebih dini adanya benjolan pada payudara dan ternyata adalah kanker maka harapan untuk sembuh akan lebih besar maka sebaiknya melakukan SADARI
secara teratur dan dalam pelaksanaan SADARI jika ditemukan adanya benjolan keras, tidak teratur sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga kesehatan. Perubahan sikap yang
dialami responden yang mendapat penyuluhan dengan metode simulasi hampir sama dengan yang dialami responden yang mendapat penyuluhan dengan metode ceramah.
Berdasarkan tingkatan sikap responden diketahui bahwa sebelum penyuluhan sebagian besar responden bersikap kurang dengan jumlah 17 orang 85,0 dan
setelah diberikan penyuluhan diketahui bahwa terjadi perubahan sikap dimana sebagian besar responden bersikap cukup dengan jumlah sebanyak 12 orang 60,0
baik dengan jumlah 8 orang 40,0. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ada perbedaan sikap siswi
sebelum diberikan penyuluhan menggunakan metode simulasi, hasil dapat dilihat bahwa antara pretes dengan post test pertama p = 0,001, post test pertama dengan
post test kedua p = 0,046 dan post test kedua dengan ketiga p = 0,317 menunjukan ada peningkatan yang signifikan antara pretest dengan posttest pertama dan posttest
pertama dengan posttest kedua karena nilai p 0,05, sedangkan antara posttest kedua dengan posttest ketiga tidak ada peningkatan yang signifikan.
Universitas Sumatera Utara
Tidak adanya peningkatan sikap siswi antara posttest kedua dengan posttest ketiga disebabkan karena pada saat posttets kedua, sikap siswi pada kategori cukup
dan baik. Namun jika dilihat skor pernyataan sikap yang dijawab dengan tepat diketahui bahwa ada peningkatan antara sikap pada posttest kedua dengan posttest
ketiga. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebelum penyuluhan tidak ada
yang melakukan SADARI dan setelah dilakukan penyuluhan dengan metode simulasi diketahui bahwa sebanyak 14 orang 70,0 melakukan SADARI dengan nilai p
0,001 α 0,05 sehingga terdapat pengaruh pemberian penyuluhan dengan metode
simulasi terhadap peningkatan tindakan tentang SADARI. Berdasarkan uji wilcoxon diketahui bahwa antara pretes dengan post test
pertama p = 0,008, post test pertama dengan post test kedua p = 0,157 dan post test kedua dengan ketiga p = 0,025 menunjukan ada peningkatan yang signifikan
antara pretest dengan posttest pertama dan posttest kedua dengan posttest ketiga karena nilai p 0,05, sedangkan posttest pertama dengan posttest kedua tidak ada
peningkatan yang signifikan. Tidak adanya peningkatan yang signifikan antara posttest kedua dan ketiga
disebabkan karena antara posttest pertama dengan kedua, peningkatan jumlah siswi yang melakukan SADARI hanya 2 orang 10. Hal ini disebabkan karena SADARI
sebaiknya dilakukan 7 – 10 hari setelah menstruasi, namun karena jumlah siswi yang menstruasi antara posttest pertama dan kedua sedikit sehingga banyak yang tidak
melakukan SADARI.
Universitas Sumatera Utara
Metode simulasi adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukan kepada peserta suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang
dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan yang sering disertai dengan penjelasan lisan dengan tujuan agar peserta mempelajari lebih mendalam tentang bagaimana
peserta merasa dan berbuat seperti apa adanya Mubarak, 2007. M enurut Trianto
2013, metode pembelajaran simulasi adalah bentuk metode praktek yang sifatnya untuk mengembangkan keterampilan peserta didik ranah kognitif maupun
keterampilan. Metode ini memindahkan suatu situasi yang nyata ke dalam kegiatan atau ruang belajar karena adanya kesulitan atau keterbatasan untuk melakukan
praktek di dalam situasi yang sesungguhnya. Tujuan dari metode pembelajaran simulasi adalah: Agar siswapeserta
mempunyai gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses mengatur sesuatu, proses membuat sesuatu, proses terjadinya sesuatu, proses
mengerjakan atau menggunakannya, dan komponen-komponen yang membentuk sesuatu, untuk menghindari terjadinya verbalisme pada siswapeserta, agar proses
pembelajaran lebih menarik bagi siswapeserta, meminimalisir pembelajaran satu arah dari gurupenyuluh, dengan metode ini siswapeserta dilibatkan secara aktif
dalam pembelajaran, merangsang siswapeserta untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan dan mencoba mempraktekan apa yang
ada dalam teori menjadi sesuatu yang nyata disimulasikan Trianto, 2013. Hal ini sejalan dengan penelitian Ratnaningsih 2010 bahwa setelah
penyuluhan dengan metode simulasi tentang kesehatan reproduksi remaja terjadi
Universitas Sumatera Utara
peningkatan yang signifikan skor pengetahuan, skor sikap dan skor tindakan dibandingkan dengan kelompok kontrol kelompok yang tidak diberi penyuluhan.
Hal ini sejalan dengan Emor 2010 dalam penelitiannya tentang pengaruh penyuluhan dengan metode simulasi membuktikan bahwa terdapat peningkatan
pengetahuan dan sikap responden setelah mendapat penyuluhan tentang kesehatan reproduksi.
5.3. Perbedaan Efektivitas Penyuluhan tentang SADARI dengan Metode