BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Penyuluhan tentang SADARI dengan Metode Ceramah
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa semua item pertanyaan pengetahuan mengalami peningkatan, dimana sebelum penyuluhan sebagian besar
pengetahuan responden pada kategori kurang. Sebelum diberikan penyuluhan diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab salah pada semua item
pertanyaan. Pertanyaan yang sebagian besar menjawab dengan tepat adalah pertanyaan tentang penyebab kanker payudara, pencegahan primer yang dapat
dilakukan, definisi kanker payudara dan stadium kanker payudara. Sedangkan pertanyaan yang paling banyak menjawab salah adalah pertanyaan tentang cara
mendeteksi kanker payudara, cara melakukan SADARI, tujuan melakukan SADARI pada saat berdiri di depan cermin, metode yang dapat digunakan untuk melihat
perubahan bentuk payudara dan tujuan perabaan ketiak. Setelah diberikan penyuluhan diketahui bahwa peningkatan pengetahuan di
setiap item pertanyaan sebesar 20-50 . Pertanyaan yang mengalami perubahan yang signifikan adalah pertanyaan tentang gejala kanker payudara, dimana sebelum
sebelum penyuluhan yang menjawab dengan tepat adalah 8 orang 40,0 dan setelah penyuluhan yang menjawab dengan tepat sebanyak 18 orang 90,0,
sedangkan pertanyaan yang mengalami perubahan yang tidak signifikan adalah pertanyaan tentang tujuan perabaan ketiak, dimana sebelum penyuluhan yang
Universitas Sumatera Utara
menjawab dengan tepat sebanyak 5 orang 25,0 dan setelah penyuluhan yang menjawab dengan tepat sebanyak 9 orang 45,0.
Sebelum penyuluhan diketahui bahwa sebagian besar responden berpengetahuan kurang dengan jumlah sebanyak 15 orang 75,0 dan setelah
diberikan penyuluhan sebanyak 3 kali diketahui bahwa terjadi perubahan pengetahuan dimana sebagian besar responden berpengetahuan cukup dengan jumlah
15 orang 75,0. Perbedaan pengetahuan siswi sebelum diberikan penyuluhan menggunakan
metode ceramah dapat dilihat pada hasil penelitian bahwa ada peningkatan antara pretes dengan post test pertama p=0,003, post test pertama dengan post test kedua
p=0,005 dan post test kedua dengan ketiga p=0,317 menunjukan ada peningkatan yang signifikan antara pretest dan posttest pertama dan posttest pertama dengan
posttest kedua karena nilai signifikan 0,05, sedangkan pada antara posttest kedua dan posttest ketiga tidak ada peningkatan yang signifikan.
Tidak adanya peningkatan yang signifikan antara posttest kedua dan posttest ketiga setelah pemberian penyuluhan yang ketiga disebabkan karena sebagian besar
responden sudah berpengetahuan cukup dan baik. Namun bila dilihat dari jumlah pertanyaan pengetahuan yang dijawab dengan tepat diketahui bahwa ada peningkatan
skor pengetahuan antara posttest kedua dan posttest ketiga. Hasil penelitian tentang pengaruh penyuluhan dengan metode ceramah
diketahui bahwa semua pernyataan sikap mengalami peningkatan. Sebelum penyuluhan diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab tidak setuju pada
Universitas Sumatera Utara
pernyataan pada usia remaja, wanita juga harus waspada terhadap bahaya kanker payudara sebanyak 12 orang 60,0, SADARI hanya diperuntukan bagi wanita yang
sudah menikah sebanyak 14 orang 70,0, SADARI sebaiknya dilakukan sendiri karena kita yang tahu perubahan yang terjadi pada payudara kita sebanyak 14 orang
70,0, SADARI harus dilakukan setiap bulan sebanyak 15 orang 75,0, tehnik pelaksanaan SADARI simpel, murah, dan mudah diaplikasikan dalam kehidupan
sehari hari secara kontinyu sebanyak 14 orang 70,0, SADARI dilakukan setelah menstruasi karena jaringan payudara sudah lunak dan longgar sehingga memudahkan
perabaan sebanyak 11 orang 55,0 dan SADARI tidak digunakan untuk mengobati infeksi pada payudara sebanyak 14 orang 70,0.
Setelah diberikan penyuluhan dengan metode ceramah sebanyak 3 kali diketahui bahwa responden yang mendapat penyuluhan dengan metode ceramah pada
posttest pertama mengalami perubahan sikap, sebagian besar responden menjawab setuju pada pernyataan pada usia remaja wanita juga harus waspada terhadap bahaya
kanker payudara, SADARI sebaiknya dilakukan sendiri karena kita yang tahu perubahan yang terjadi pada payudara kita, SADARI harus dilakukan setiap bulan,
semakin dini ditemukan kanker payudara dan ditangani dengan pengobatan maka harapan kesembuhan semakin besar, manfaat dari SADARI adalah dapat mendeteksi
kanker payudara sedini mungkin sebelum sampai pada stadium lanjut, tehnik pelaksanaan SADARI simpel, murah, dan mudah diaplikasikan dalam kehidupan
sehari hari secara kontinyu, SADARI dilakukan setelah menstruasi karena jaringan payudara sudah lunak dan longgar sehingga memudahkan perabaan, SADARI tidak
Universitas Sumatera Utara
digunakan untuk mengobati infeksi pada payudara, dengan mengetahui lebih dini adanya benjolan pada payudara dan ternyata adalah kanker maka harapan untuk
sembuh akan lebih besar maka sebaiknya melakukan SADARI secara teratur dan dalam pelaksanaan SADARI jika ditemukan adanya benjolan keras, tidak teratur
sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga kesehatan. Berdasarkan tingkatan sikap responden diketahui bahwa sebelum penyuluhan
sebagian besar responden bersikap kurang dengan jumlah 17 orang 85,0 dan setelah diberikan penyuluhan diketahui bahwa terjadi perubahan sikap dimana
sebagian besar responden bersikap cukup dengan jumlah sebanyak 17 orang 85,0. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ada perbedaan sikap siswi sebelum
diberikan penyuluhan menggunakan metode ceramah, hasil dapat dilihat bahwa ada peningkatan antara pretes dengan post test pertama p=0,001, post test pertama
dengan post test kedua p=0,083 dan post test kedua dengan ketiga p=0,083 menunjukan ada peningkatan yang signifikan antara pretest dan posttest pertama
karena nilai signifikan 0,05, sedangkan antara posttest pertama dengan posttest kedua dan posttest kedua dengan posttest ketiga tidak ada peningkatan yang
signifikan. Tidak adanya peningkatan yang signifikan antara posttest pertama dengan
posttest kedua dan posttest kedua dengan posttest ketiga disebabkan karena sebagian besar responden bersikap cukup dan baik setelah penyuluhan pertama. Namun bila
dilihat dari jumlah pernyataan sikap yang dijawab dengan tepat diketahui bahwa ada
Universitas Sumatera Utara
peningkatan skor sikap antara posttest pertama dengan posttest kedua dan antara posttest kedua dengan posttest ketiga.
Pada variabel tindakan diketahui bahwa sebelum dilakukan penyuluhan semua responden tidak melakukan SADARI, setelah penyuluhan diketahui bahwa responden
yang melakukan SADARI sebanyak 7 orang 35 sehingga memperoleh nilai p 0,005 sehingga terdapat pengaruh pemberian penyuluhan dengan metode ceramah
terhadap peningkatan tindakan tentang SADARI. Namun berdasarkan Uji wilcoxon diketahui bahwa ada perbedaan antara pretes dengan post test pertama p = 0,083,
post test pertama dengan post test kedua p = 0,157 dan post test kedua dengan ketiga p = 0,157. Hasil penelitian menunjukan tidak ada peningkatan yang
signifikan antara pretest dengan posttest pertama, posttest pertama dengan posttest kedua dan posttest kedua dengan posttest ketiga karena nilai p 0,05.
Tidak adanya peningkatan yang signifikan antara pretest dan posttest disebabkan karena jumlah siswi yang melakukan SADARI setelah diberikan
penyuluhan 3 kali berjumlah sedikit. Berdasarkan wawancara dengan siswi yang tidak melakukan SADARI diketahui bahwa siswi tidak melakukan SADARI
disebabkan karena lupa untuk melakukannya dan merasa belum menjadi hal yang penting untuk dilakukan.
Salah satu strategi untuk memperoleh perubahan pengetahuan dan sikap menurut WHO yang dikutip oleh Notoatmodjo 2003 adalah dengan pemberian
informasi untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap sehingga menimbulkan kesadaran yang pada akhirnya orang itu akan memiliki sikap yang sesuai dengan
Universitas Sumatera Utara
pengetahuannya. Salah satu upaya pemberian informasi itu adalah dengan memberi penyuluhan. Penentuan metode ini diawali degan melakukan analisis situasi agar
informasi yang akan diberikan dapat diterima dengan baik oleh kelompok masyarakat dan efektif untuk merubah pengetahuan dan sikap terhadap penyakit demam berdarah
dangue. Hal ini sesuai dengan penelitian Munawaroh 2012 yang menyimpulkan
bahwa ada pengaruh penyuluhan dengan metode ceramah pada siswa SMA terhadap peningkatan pengetahuan tentang seks bebas dengan nilai p = 0,009. Hal ini sejalan
dengan Citra 2012 yang mendapatkan bahwa ada pengaruh penyuluhan dengan metode ceramah untuk meningkatkan pengetahuan tentang bahaya merokok pada
siswa SMP. Metode ceramah merupakan salah satu cara menerangkan atau menjelaskan
suatu ide, pengertian atau pesan secara lisan kepada sekelompok pendengar yang disertai diskusi dan tanya jawab. Pada metode ini penyuluh lebih banyak memegang
peran untuk menyampaikan dan menjelaskan materi penyuluhannya dengan sedikit memberikan kesempatan kepada sasaran untuk menyampaikan tanggapannya
Hikmawati, 2011. Menurut Depkes 2008, ceramah digunakan apabila ingin memberikan suatu
informasi kepada peserta yang dibagi dalam beberapa topik bahasan. Adapun kelebihan metode ini adalah 1 Mudah mengorganisasinya sehingga relatif efisien dan
sederhana, 2 Waktu dapat dibatasi dan dalam waktu singkat dapat memberikan banyak informasi, 3 Dapat menjangkau audiens dalam waktu bersamaan, 4 Dapat
Universitas Sumatera Utara
dilakukan secara sistematis dengan menggunakan macam-macam alat-alat bantu, 5 Dapat memengaruhi suasana emosi peserta.
Metode ceramah merupakan salah satu metode yang baik untuk kelompok besar. Kelompok besar yang dimaksud disini adalah apabila peserta itu lebih 15
orang. Metode ini cocok untuk sasaran pendidikan tinggi dan rendah. Metode ini menguntungkan bila dipergunakan untuk memperkenalkan suatu subjek dengan
memberikan gambaran, sehingga menuntun orang untuk mengambil suatu tindakan, bersifat informatif dan dapat menghemat waktu karena sebagia peserta dapat diberi
pemahaman pada suatu waktu serta dapat diulang kembali jika ada peserta yang kurang memahami Trianto, 2013.
5.2. Penyuluhan tentang SADARI dengan Metode Simulasi