selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2. Berikut grafik percepatan gempa yang telah disesuaikan dengan respon spektra desain Kota Padang.
4.5 Kombinasi Pembebanan
Dari program spektra indo, diperoleh nilai SDs = 0,96g. Berdasarkan tabel 3.4, karena nilai SDs 0,50, maka gedung tersebut termasuk kategori desain
seismik D. Dengan demikian untuk gedung yang termasuk ke dalam kategori desain seismik D memiliki faktor redundansi ρ sebesar 1,3. Dengan
mensubstitusikan nilai SDs dan nilai faktor redundansi ρ ke dalam persamaan pada kombinasi pembebanan, maka akan diperoleh kombinasi pembebanan yang
akan digunakan pada perhitungan analisis struktur seperti berikut: 1. 1,4 DL
2. 1,2 DL + 1,6 LL Gambar 4.4. Percepatan gempa yang telah
disesuaikan dengan respon spektra desain Kota Padang dengan Program Seismomatch
Sumber: Teruna 2012
3. 1,45 DL +1,3 Q
Ex
+ 0,39 Q
Ey
+ 1 LL 4. 1,33 DL + 1,3 Q
Ex
- 0,39 Q
Ey
+ 1 LL 5. 1,07 DL - 1,3 Q
Ex
+ 0,39 Q
Ey
+ 1 LL 6. 0,95 DL - 1,3 Q
Ex
- 0,39 Q
Ey
+ 1 LL 7. 1,45 DL + 0,39 Q
Ex
+ 1,3 Q
Ey
+ 1 LL 8. 1,33 DL + 0,39 Q
Ex
- 1,3 Q
Ey
+ 1 LL 9. 1,07 DL - 0,39 Q
Ex
+ 1,3 Q
Ey
+ 1 LL 10. 0,95 DL - 0,39 Q
Ex
- 1,3 Q
Ey
+ 1 LL 11. 0,65 DL + 1,3 Q
Ex
+ 0,39 Q
Ey
12. 0,77 DL + 1,3 Q
Ex
- 0,39 Q
Ey
13. 1,03 DL - 1,3 Q
Ex
+ 0,39 Q
Ey
14. 1,15 DL -1,3 Q
Ex
- 0,39 Q
Ey
15. 0,65 DL + 0,39 Q
Ex
+ 1,3 Q
Ey
16. 0,77 DL + 0,39 Q
Ex
- 1,3 Q
Ey
17. 1,03 DL - 0,39 Q
Ex
+ 1,3 Q
Ey
18. 1,15 DL - 0,39 Q
Ex
- 1,3 Q
Ey
DL merupakan beban mati dan LL merupakan beban hidup, sedangkan untuk Q
Ex
merupakan beban gempa arah X dan Q
Ey
merupakan beban gempa arah Y. Dan untuk Q
E
diambil dari beban gempa statik ekivalen, Imp Parachute, Imperialvalley, Lomacoralito, dan Parkfield.
4.6. Analisis Struktur dengan menggunakan program SAP 2000 V 14.0
Gambar 4.5. Permodelan struktur beraturan dengan sudut dalam 10 pada program SAP 2000 V 14,0
Gambar 4.6. Permodelan struktur tidak beraturan dengan sudut dalam 40 pada program SAP 2000 V 14,0
Adapun tahapan yang dapat dilakukan untuk menghitung analisa struktur dengan program SAP 2000 V. 14,0 adalah sebagai berikut:
1. Pilih unit satuan yang akan digunakan dalam perhitungan, dalam hal ini digunakan satuan kgm.
2. Pilih new model, kemudian pilih grid only, masukkan ukuran panjang, lebar, dan tinggi sesuai dengan geometri struktur bangunan.
3. Definisikan material yang digunakan melalui menu define, kemudian pilih material, dan masukkan spesifikasi material baik baja maupun beton yang
digunakan. 4. Definisikan penampang balok dan kolom melalui menu define, kemudian
pilih section properties, kemudian frame sections. Masukkan dimensi sesuai dengan penampang rencana.
5. Definisikan penampang plat lantai melalui menu define, kemudian pilih section properties
, kemudian area sections. Masukkan dimensi sesuai dengan penampang rencana.
6. Lakukan penggambaran kolom dan balok menggunakan perintah draw framecable element
, kemudian lakukan penggambaran plat lantai dengan menggunakan perintah draw poly area. Sesuaikan penggambaran dengan
gambar rencana. 7. Pada elemen balok dan kolom untuk memperhitungkan daerah sambungan
join agar tidak overlap karena frame yang sebenarnya berupa garis, maka pilih semua balok dan kolom, dan pilih menu assign, pilih frame, dan pilih
end length offsets , pilih automatic from connectivity, dan beri nilai 1 pada
rigid zone factor .
8. Defenisikan plat lantai sebagai diafragma dengan memilih semua join pada lantai yang mempunyai elevasi yang sama, setelah semua terpilih pilih menu
assign , kemudian pilih joint, dan pilih constraints.
9. Tentukan tipe penjepitan fondasi melalui menu assign, pilih joint, kemudian pilih reistraint, tetapi sebelumnya dipilih terlebih dahulu titik-titik yang akan
dijadikan tumpuan. 10. Definisikan pembebanan melalui menu define, pilih load patterns, dan
masukkan jenis beban antara lain beban mati DL, beban hidup LL dan beban gempa untuk analisis statik ekivalen.
11. Untuk beban gempa analisis time history, di masukkan melalui menu define, pilih functions, pilih time history, pilih rekaman percepatan gempa yang akan
digunakan dalam perhitungan. Dalam hal ini ada 4 rekaman percepatan gempa yang digunakan yaitu, imp parachute, imperialvalley, lomacoralito dan
parkfield. 12. Agar fungsi rekaman percepatan gempa tersebut dibuah menjadi pembebanan
pada struktur, maka dilakukan dengan menu define, pilih load case, masukkan faktor skala dengan IeR x 9,81 ms
2
. 13. Definisikan kombinasi pembebanan dengan menggunakan menu define, pilih
load combinations .
14. Definisikan beban-beban yang terjadi pada area melalui menu assign, pilih area loads
, masukkan beban sesuai dengan perhitungan pembebanan yang
telah dilakukan untuk beban mati dan beban hidup. Sedangkan untuk beban gempa statik ekivalen di defenisikan melalui menu assign, pilih joint loads,
kemudian masukkan beban statik ekivalen yang telah dihitung. Tetapi sebelum melakukan defenisi beban, terlebih dahulu dipilih area dan join yang
akan diberi beban. 15. Defenisikan massa struktur yang akan digunakan dalam analisis time history
dengan menggunakan menu define, pilih mass source, kemudian pilih loads dan masukkan koefisien reduksi beban hidup sesuai dengan peraturan yang
berlaku. 16. Sebelum melakukan analisis, terlebih dahulu lakukan penyetingan analisa
melalui menu analyze, pilih set analysis option, pilih space frame. 17. Lakukan analisa struktur dengan menggunakan menu analyze, pilih run
analysis , kemudian pilih run now, dan tunggu sampai analysis complete dan
tidak ada pesan error yang muncul.
4.7. Kontrol Hasil Analisis Struktur