Kebutuhan akan protein dan lemak biasanya didapatkan manusia dengan cara mengkonsumsi daging dari hewani seperti sapi, ayam, kambing, babi, kerbau dan lain
sebagainya.  Kandungan  protein  dan  lemak  pada  daging  sangat  tinggi,  secara  umum daging mengandung 20  protein dan lemak sekitar 11 .
Daging didefenisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua produk hasil pengolahan  jaringan  –  jaringan  tersebut  yang  sesuai  untuk  dimakan  serta  tidak
menimbulkan gangguan kesehatan bagi yang memakannya. Daging yang dikonsumsi dapat berasal dari sapi, kerbau, kuda, domba, kambing, unggas, ikan, dan organisme
yang  hidup  diair  atau  didarat  serta  daging  hewan  –  hewan  dan  aneka  ternak Soeparno, 1994 .
2.3. Defenisi Daging Ajing
Daging  anjing  adalah  daging  pangan  yang  diproduksi  dari  anjing  yang disembelih.  Selain  sebagai  binatang  peliharaan,  anjing  masih  diternahkkan  dan
disembelih sebagai sumber protein di beberapa tempat di dunia. Di negara – negara yang  menyayangi  anjing  sebagai  hewan  peliharaan,  memakan  daging  anjing
merupakan  tindakan  tabu  dan  melawan  kebiasaan  sehingga  konsumsi  daging  anjing biasa mendapat kecaman keras.
Dibeberapa  provinsi  di  Indonesia,  daging  anjing  disantap  sebagai  sumber protein baik secara terang – terangan maupun diam – diam. Di Manado dan Minahasa
daging  anjing  dikenal  dengan  istilah”RW”  dibaca  :  erwe  ,  masakan  Batak  juga mengenal  masakan  daging  anjing,  walaupun  daging  anjing  yang  diberi  kode  “B1”
untuk eufemisme bukanlah makanan yang paling populer dalam kuliner Tapanuli. Di beberapa kota Jawa, seperti Solo dan Yokyakarta, sate dan tongseng dengan memakai
Universitas Sumatera Utara
daging  anjing  disamarkan  dengan  sebutan  tongseng  dengan  daging  anjing    dari tongseng asu .
Seekor  anjing  dapat  makan  kutu  saat  perawatan.  Kutu  pergi  melalui  siklus hidup empat tahap, telur, larva, nimfa, dan dewasa. Perlindungan terbaik adalah untuk
mencuci tangan dengan bersih dengan air dan sabun setelah kontak dengan anjing, air liur,  atau  tinja  anjing.  Kurap  bukanlah  seperti  namanya,  disebabkan  oleh  cacing.
Berikut  adalah  beberapa  penyakit  zoonosis  yang  paling  umum  bahwa  anjing  bisa lewat  orang.  Cacing  pita  pada  anjing  disebabkan  oleh  menelan  kutu  yang  terinfeksi
dengan larva cacing pita.
2.4. Cestoda
Cacing  pita  termasuk  subkelas  Cestoda,  kelas  Cestoidae,  filum Platyhelminyhes
. Cacing dewasanya menempatisaluran usus vertebrata dan larvanya hidup di jaringan vertebrata dan invertebrata  Srisasi dkk,2000 .
Pada  umumnya  cacing  Cestoda  mempunyai  bentuk  tubuh  seperti  pita,  pipih ke arah dorsoventral, dan mempunyai banyak ruas segmen. Ukuran cacing cestoda
sangat besar variasinya. Ada yang panjang tubuhnya hanya beberapa milimeter, tetapi ada  juga  yang  panjang  mencapai  beberapa  meter.  Cacing  dewasa  mempunyai  tubuh
yang terdiri dari kepala skoleks, leher dan badan srobila yang terdiri atas banyak ruas  segmen  yang  disebut  juga  proglottid.  Cacing  cestoda  adalah  cacing  yang
hermafrodit ,  artinya  kedua  jenis  alat  kelamin,  yaitu  alat  kelamin  jantan  dan  alat
kelamin  betina  terdapat  didalam  tubuh  seekor  cacing.  Cacing  cestoda  tidak mempunyai  rongga  rongga  tubuh  body  cavity  juga  tidak  mempunyai  usus.  Cacing
ini  telah  memiliki  sistem  saraf  dan  sistem  pembuangan  sisa  metabolisme  excretory
Universitas Sumatera Utara
sistem .  Juga  setiap  segmen  dari  cacing  ini  mempunyai  alat  reproduksi  yang
sempurna Soedarto,1991. Spesies  penting  yang  dapat  menimbulkan  kelainan  pada  manusia  umumnya
adalah  :  Diphyllobotrhium  latum,  Hymenolepis  nana,  Echinococcus  granulosus, E.multilocularis, Taenia saginata dan Taenia solium
Srisasi dkk,2000. Manusia merupakan hospes Cestoda  ini dalam bentuk :
1. Cacing  dewasa  untuk  spesies    D.latum,  T.saginata,  H.nana,  H.diminuta,
Dipylidium caninum. 2.
Larva, untuk spesies Diphyllobotrhium sp, T.solium, H.nana, E. granulosus, Multiceps
Srisasi dkk, 2000. Infeksi terjadi dengan menelan larva bentuk infektif atau menelan telur. Pada Cestoda
dikenal dua ordo : 1.
Pseudophyllidea dan 2.
Cyclopyllidea.
2.4.1. Klasifikasi Cestoda Pada Manusia
1. Ordo
: Pseudophyllidea Superfamili
: Bothriocephaloidea Famili
: Diphyllobothriidae Genus
: Diphyllobotrhium Spesies
: Diphyllobotrhium latum 2.
Ordo : Cyclophyllidea
Superfamili : Taenioidea
Famili : Taeniidae
Universitas Sumatera Utara
Genus : 1. Taenia ,2. Echinococcus, 3. Multiceps
Spesies : 1.1. Taenia saginta, 1.2. Taenia solium, 2. Echinococcus
Granulosus, 3. Multiceps multiceps 3.
Ordo : Cyclophyllidea
Superfamili : Taenioidea
Famili : Hymenolepididae
Genus : Hymenolepis
Spesies : 1. Hymenolepis nana 2. Hymenolepis diminuta
2.4.2. Echinococcus Granulosus
Nama  umum,  cacing  pita  pada  anjing  adalah  Echinococcus  granulosus. Terdapat  di  seluruh  dunia  terutama  didaerah  –  daerah  peternakan    sapi  dan  domba
sehingga  terdapat  hubungan  yang  erat  antara  manusia-herbivora-anjing.  Parasit  ini lebih  banyak  di  jumpai  didaerah  beriklim  sedang  dari  pada  daerah  beriklim  tropik
Soedarto,1991. Hippocrates, Aretaeus dan Golden telah mengenal gejala klinik penyakit yang
disebabkan  oleh  kista  hidatid.  Pada  tahun  1766  Palbes  untuk  pertama  kali menyatakan  persamaan  hidatid  pada  manusia  dan  pada  binatang  lain.  Infeksi  kista
hidatid yang  pertama  dibuat  diagnosis  pada  manusia  ialah  di  Amerika  Serikat  pada
tahun 1808 Srisasi,2000. Anjing  dan  karnivora  lainnya  adalah  hospes  cacing  ini.  Manusia  dapat
dihinggapi stadium larvanya yang menimbulkan penyakit yang disebut hidatidosis.
Universitas Sumatera Utara
gambar di atas adalah cacing dewasa Echinococcus granulosus
2.4.3. Morfologi Echinococcus granulosus
Cacing  ini  kecil  ukurannya.  Panjangnya  antara  3  dan  6  milimeter  dan  hanya terdiri  dari  skoleks,  leher  dan  strobila  yang  hanya  terdiri  dari  3  segmen.  Kadang  –
kadang terdapat 4 buah  segmen. Segmen  yang pertama  adalah segmen  yang imatur, segmen  kedua  segmen  matur  dan  segmen  yang  terakhir  adalah  segmen  gravid.
Segmen  yang  terakhir  ini  adalah  segmen  yang  terbesar  ukurannya  dengan  panjang dua  sampai  tiga  milimeter  dan  lebar  0,6    milimeter.  Skoleks  memiliki  4  alat  isap
dengan rostelum yang mempunyai 2 deret kait yang melingkar, lehernya pendek dan lebar.
Telur berbentuk ovoid mirip dengan telur Taenia lainnya, mempunyai ukuran panjang  32-36  mikron  dan  lebar  25-32  mikron.  Telur  ini  juga  mengandung  embrio
Universitas Sumatera Utara
heksakan dengan tiga pasang kait. Telur cacing ini infektif dengan manusia, biri- biri, sapi dan herbivora lainnya.
Bentuk larva didapatkan di dalam kista hidatid yang terbentuk di dalam tubuh hospes  perantara.  Siklus  hidup  Echinococcus  granulosus  berlangsung  di  dalam  dua
jenis  tubuh  tuan  rumah.  Sebagai  hospes  defenitif  adalah  anjing,  serigala  dan sejenisnya sedangkan manusia, biri- biri, sapi , kuda dan kambing merupakan hospes
perantara.  Biri  –  biri  merupakan  hospes  perantara  yang  terbaik.  Di  dalam  tubuh hospes  perantara  ini  ,  larva  cacing  akan  tumbuh  dan  membentuk  kista  hidatid.
Telur  –telur  keluar  bersama  tinja  hospes  defenitif  misalnya  anjing,  telur termakan  oleh  hospes  perantara  biri-biri  dan  mamalia  pemakan  rumput  melalui
rumput  yang  mereka  makan  sedangkan  pada  manusia  oleh  karena  kontak  yang  erat dengan anjing yang dipelihara. Di dalam duodenum , embrio heksakan akan menetas,
kemudian  menembus  dinding  usus  dan  bersama  aliran  darah  akan  terbawa  ke  hati,
Universitas Sumatera Utara
paru-paru  dan  kemudian  ke  berbagai  organ  tubuh  lainnya.  Hati  dan  paru  –  paru merupakan  organ  yang  paling  sering  di  temukan  embrio  cacing  ini.  Di  dalam  organ
tubuh  tersebut  embrio  tumbuh  menjadi  kista  hidatid.  Dari  bagian  dalam  kista kemudian  akan  terbentuk  brood  capsules  disertai  oleh  pembentukan  sejumlah
skoleks.  Satu  kista  hidatid  yang  berasal  dari  sebuah  embrio  dapat  memiliki  ribuan skoleks.  Jika  kista  hidatid  yang  matang  termakan  oleh  anjing,  maka  dalam  waktu
enam  minggu  di  dalam  usus  anjing  tersebut    akan  tumbuh  menjadi  cacing  dewasa. Dengan  demikian  siklus  hidup  cacing  akan  berulang  kembali.  Pada  anjing  cacing
dewasa  Echinococcus  granulosus  tidak  menimbulkan  banyak  gangguan  meskipun didapatkan dalam jumlah besar di dalam usus. Sedangkan pada manusia larva cacing
akan menimbulkan unilocular hydatid disease Soedarto,1991.
2.5. Gejala klinik akibat kista hidatid
Telur  cacaing  yang  terdapat  di  dalam  tinja  anjing  dapat  tertelan  manusia melaui  berbagai  jalan  yaitu  melalui  kontak  langsung  dengan  anjing  yang  sakit,
melalui  piring  makan  yang  juga  dipakai  oleh  anjing  atau  melalaui  makanan  yang tercemar dengan tinja anjing yang mengandung telur cacing.
Universitas Sumatera Utara
Gejala  klinik  yang  terjadi  akibat  kista  hidatid  tergantung  kepada  tempat terdapatnya  kista  tersebut  di  dalam  organ  tubuh.  Jika  terdapat  di  daerah  permukaan
mungkin terlihat adanya benjolan. Pada umumnya penyakit ini dalam keadaan tenang selama bertahun – tahun tanpa keluhan dan hanya di jumpai sesudah dilakukan otopsi
atau  bila  kista  pecah  tak  sengaja.  Akibat  tekanan  kista  juga  sangat  tergantung  pada lokasi  kista.  Jika  kista  hidatid  pecah,  maka  dapat  terjadi  gejala  anafilaktik  dan  juga
dapat timbul pembentukan kista hidatid sekunder baik yang bersifat sistemik maupun yang setempat Soedarto, 1991.
2.6. Klasifikasi Echinococcus granulosus