49
BAB V PEMBAHASAN
7.1. Pemeriksaan Laboratorium Spesimen Daging Anjing Mentah
Pemeriksaan laboratorium spesimen daging anjing mentah yang akan dipanggang di rumah makan panggang B1 dilakukan sebagai pembanding dengan spesimen
daging anjing yang berdasarkan penyajian dipanggang setengah matang dan daging anjing yang berdasarkan penyajian dipanggang sampai matang. Hasil pemeriksaan
kandungan larva cacing pita pada spesimen daging anjing mentah yang berasal dari keenam rumah makan di Laboratorium Medilab Padang Bulan Medan dengan metode
kompresi otot dan metode pencernaan otot didapat hasil sebagai berikut : 1.
Rumah makan I tidak ditemukan larva cacing pita 2.
Rumah makan II tidak ditemukan larva cacing pita 3.
Rumah makan III dengan menggunakan kompresi otot ditemukan larva cacing pita kemudian serelah dilanjutkan ke metode pencernaan otot ternyata larva
caing pita tersebut masih hidup infektif 4.
Rumah makan IV tidak ditemukan larva cacing pita 5.
Rumah makan V dengan menggunakan metode kompresi otot ditemukan larva cacing pita kemudian setelah dilanjutkan metode pencernaan otot
ternyata larva cacing pita tersebut masih hidup infektif 6.
Rumah makan VI tidak ditemukan larva cacing pita Adapun kemungkinan ditemukannya larva cacing pita pada rumah makan V
disebabkan sumber daging anjing pada rumah makan V berasal dari masyarakat yang
Universitas Sumatera Utara
kurang memperhatikan kesehatan dari hewan peliharaan tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Soedarto 1992 bahwa larva cacing pita dapat ditemukan pada
daging apabila rendahnya kesehatan lingkungan dalam pengelolaan ternak dan kurangnya pengawasan atas daging yang akan dikelola menjadi masakan.
7.2. Pemeriksaan Laboratorium Spesimen Daging Anjing Berdasarkan Penyajian Dipanggang Setengah Matang.
Hasil pemeriksaan kandungan larva cacing pita pada spesimen daging anjing berdasarkan penyajian dipanggang setengah matang yang berasal dari keenam rumah
makan di Laboratorium Medilab dengan metode kompresi otot dan metode pencernaan otot didapat hasil sebagai berikut :
1. Rumah makan I tidak ditemukan larva cacing pita
2. Rumah makan II tidak ditemukan larva cacing pita
3. Rumah makan III tidak ditemukan larva cacing pita
4. Rumah makan IV tidak ditemukan larva cacing pita
5. Rumah makan V tidak ditemukan larva cacing pita
6. Rumah makan VI tidak ditemukan larva cacaing pita
Setiap daging sebelum dikonsumsi harus dimasak sampai matang sempurna sehingga daging bebas dari kuman parasit dan layak dikonsumsi. Tetapi orang gemar
memakan daging dalam kondisi setengah matang sehingga permintaan konsumen tetap dilayani pihak rumah makan.
Suhu yang dicapai dalam proses pemanggangan tersebut berbeda- beda tergantung pada persepsi pengelola rumah makan dalam memanggang daging anjing
tersebut. Suhu yang digunakan keenam rumah makan dalam memanggang daging
Universitas Sumatera Utara
anjing untuk penyajian setengah matang berbeda-beda yaitu mulai dari 54ºC - 62ºC dengan lama memanggang 12 menit – 17 menit.
Dari keenam spesimen daging anjing yang berdasarkan penyajian dipanggang setengah matang diketahui pemeriksaan laboratorium dengan menggunakan metode
kompresi otot tidak terdapat kandungan larva cacing pita pada daging anjing. Hasil pemeriksaan ini menunjukkan bahwa daging anjing yang berdasarkan penyajian
dipanggang setengah matang yaitu pada suhu 54ºC – 62ºC dengan lama memanggang 12 menit – 17 menit telah membunuh larva cacing pita tersebut. Atau bisa juga
disebabkan karena kemungkinan secara kebetulan spesimen daging anjing yang sudah dipanggang sampai matang tidak mengandung larva cacing pita.
7.3. Pemeriksaan Laboratorium Spesimen Daging Anjing Berdasarkan Penyajian Dipanggang Sampai Matang
Hasil pemeriksaan laboratorium kandungan larva cacing pita pada spesimen daging anjing berdasarkan penyajian dipanggang sampai matang yang berasal dari
keenam rumah makan di laboratorium Medilab dengan metode kompresi otot dan metode pencernaan didapat hasil sebagai berikut :
1. Rumah makan I tidak ditemukan larva cacing pita
2. Rumah makan II tidak ditemukan larva cacing pita
3. Rumah makan III tidak ditemukan larva cacing pita
4. Rumah makan IV tidak ditemukan larva cacing pita
5. Rumah makan V tidak ditemukan larva cacing pita
6. Rumah makan VI tidak ditemukan larva cacing pita
Universitas Sumatera Utara
Hasil pemeriksaan laboratorium spesimen daging yang berdasarkan penyajian dipanggang sampai matang tidak satupun ditemukan larva cacing pita. Hasil
pengukuran suhu diketahui suhu yang digunakan dalam memanggang daging anjing berdasarkan penyajian dipanggang sampai matang yaitu 68 ºC – 72 ºC dengan lama
memanggang 20 menit- 25 menit. Tidak ditemukannya larva cacing pita pada daging anjing berdasarkan penyajian dipanggang sampai matang kemungkinan disebabkan
oleh karena tidak semua organ dari sampel daging anjing tersebut mengandung larva cacing pita, jadi dalam hal ini kemungkinan secara kebetulan spesimen daging anjing
yang sudah dipanggang sampai matang tidak menagandung larva cacing pita. Kemungkinan lainnya larva cacing pita, yang ada pada daging anjing yang
berdasarkan penyajian dipanggang sampai matang telah mengalami kerusakan struktur dan menyatu dengan struktur daging anjing tersebut sehingga dalam
pemeriksaan laboratorium sangat sulit diidentifikasikan.
7.4. Pemeriksaan Laboratorium Spesimen Daging Anjing Mentah,Daging Anjing Berdasarkan Penyajian Dipanggang Setengah Matang dan
Berdasarkan Penyajian Dipanggang Sampai Matang
Pemeriksaan Laboratorium spesimen daging anjing mentah, daging anjing berdasarkan penyajian dipanggang setengah matang, dan berdasarkan penyajian
dipanggang sampai matang diketahui bahwa sebagian spesimen daging anjing mentah yang dijadikan sampel ditemukan larva cacing pita, dan pada sampel daging anjing
yang berdasarkan penyajian dipanggang setengah matang tidak ada ditemukan larva cacing pita, dan untuk sampel daging anjing yang berdasarkan penyajian dipanggang
sampai matang juga tidak ditemukan larva cacing pita.
Universitas Sumatera Utara
Kandungan larva cacing pita pada spesimen daging anjing yang dijadikan sampel tersebut menunjukkan bahwa dalam pemeliharaan anjing kurang diperhatikan dengan
baik yaitu terlebih kebersihan dan kesehatan dari anjing tersebut, sehingga diperlukan peningkatan sanitasi lingkungan khususnya di lingkungan tempat tinggal dari anjing
tersebut,dari hasil wawancara peneliti dengan beberapa pedagang penjual daging anjing di pasar pancur batu dapat disimpulkan bahwa kandungan larva cacing pita
pada daging anjing tersebut kemungkinan disebabkan oleh : 1.
Kurangnya kesadaran dari pada pedagang anjing tersebut dalam memelihara kesehatan dan kebersihan dari anjing tersebut.
2. Dalam pemberian makan dari pada anjing tersebut kurang diperhatikan atau
dijaga, anjing yang terkadang kurang mendapat makanan dari pemiliknya akan mencari makanan lain disekitar rumah,atau terkadang anjing tersebut
memakan bangkai ayam atau kotoran manusia atau sisa makanan yang sudah mulai membusuk yang ada di sekitar halaman rumah,atau tempat sampah
yang ada di sekitar rumah masyarakat. Untuk mengurangi dan memutuskan mata rantai infeksi cacing pita pada
daging anjing dapat dilakukan dengan lebih memperhatikan sanitasi lingkungan sekitar tempat tinggal masyarakat yang memelihara anjing, dan lebih memperhatikan
makanan dari pada anjing tersebut agar memberi makan anjing dengan makanan yang dimasak terlebih dahulu, memberi makan yang cukup untuk anjing tersebut, agar
tidak memakan makanan yang kurang baik seperti kotoran manusia dan bangkai ayam atau sisa makanan lain yang ada di sekitar rumah masyarakat dan mejaga
kebersihan dari anjing tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Disamping hal tersebut sebaiknya perlu diperhatikan pengawasan yang lebih pada daging yang di jual untuk dikonsumsi masyarakat terutama pada daging anjing
sehingga masyarakat yang mengkonsumsi daging tersebut terhindar dari cemaran parasit yang dapat menggangu kesehatan.
7.5. Observasi Sanitasi Pengolahan Daging Anjing