commit to user 27
1 Tulang. Perubahan tulang tergantung dari intensitas latihan.
2 Tendon dan ligamen. Terdapat kenaikan kekuatan dari tendon dan
ligamen. Di samping itu terdapat penebalan ligamen maupun tendon. 3
Tulang rawan dan persendian. Terdapat penebalan tulang rawan di persendian-persendian.
4 Terdapat penurunan tekanan distole maupun sistole. Hal ini sangat
penting untuk mencegah timbulnya gangguan jantung peredaran darah. 5
Kadar HDL
High Density Lipoprotein
meningkat, sedangkan kadar LDL
Low Density Lipoprotein
menurun. Peningkatan HDL merupakan pencegahan terhadap timbulnua kelainan jantung koroner.
Latihan secara baik dan teratur merupakan langkah untuk mempertahankan perubahan-perubahan yang terjadi di dalam tubuh. Tanpa melakukan latihan
secara teratur, maka akan terjadi kemunduran yang cepat. Lebih lanjut Soekarman 1987: 87 menyatakan, “VO2 max akan mundur sesudah istirahat 7 hari.
Besarnya kemunduran 6-7. Jumlah Hb total juga akan mundur dalam seminggu istirahat. Karena cepatnya kemunduran itu, maka harus dilakukan latihan untuk
mempertahankannya”.
3. Latihan Pliometrik a.
Hakikat dan Tujuan Latihan Pliometrik
Pliometrik merupakan suatu metode untuk mengembangkan daya ledak
explosive power
, yaitu suatu komponen penting dari sebagian besar prestasi atau kinerja olahraga termasuk lompat jauh gaya berjalan di udara. Dari sudut pandang
praktis, latihan pliometrik relatif mudah diajarkan dan dipelajari, serta menempatkannya lebih sedikit tuntutan fisik tubuh daripada latihan kekuatan atau
daya tahan. Pliometrik dengan cepat menjadi bagian integral dari program latihan keseluruhan dalam berbagai cabang olahraga.
Latihan pliometrik merupakan bentuk latihan yang menjebatani antara kecepatan dan kekuatan. Ciri dari latihan pliometrik adalah adanya peregangan
pendahuluan
pre-stretching
dan tegangan awal
pre-tension
pada saat melakukan kerja. Tipe dari latihan pliometrik adalah cepat, kuat, eksplosif dan
reaktif. Tipe-tipe ini merupakan tipe dari gerakan kemampuan daya ledak atau power. James C. Radcliffe Robert C.Farentinos 1985: 3-7 menyatakan
commit to user 28
bahwa, “Latihan pliometrik adalah suatu latihan yang memiliki ciri khusus, yaitu kontraksi otot yang sangat kuat yang merupakan respon dari pembebanan atau
regangan yang cepat dari otot-otot yang terlibat atau disebut juga reflek regang atau reflek miotatik atau
reflek muscle spidle
”. Pendapat lain dikemukakan Chu A. Donald 1992: 1-3 bahwa, “Latihan pliometrik adalah latihan yang
memungkinkan otot untuk mencapai kekuatan maksimal dalam waktu sesingkat mungkin”.
Latihan pliometrik merupakan bentuk kombinasi latihan isometrik dan isontonik eksentrik-konsentrik dengan pembebanan dinamik Sarwono
Ismaryati 1999: 38. Pola gerakan pliometrik sebagian besar mengikuti konsep
power chain
rantai power yang sebagian besar melibatkan otot pinggul dan tungkai. Gerakan kelompok otot pinggul dan tungkai merupakan pusat power
yang memiliki keterlibatan yang besar dalam semua gerakan olahraga. Dalam kegiatan olahraga, kerja atlet mungkin dikaitkan dengan tiga jenis
kontraksi otot, yakni konsentrik memendek, isometrik tetap, dan eksentrik memanjang. Lokomosi gerak manusia jarang melibatkan tipe-tipe gerak otot
yang hanya melulu konsentrik, eksentrik atau isometrik saja. Hal ini disebabkan karena segmen-segmen tubuh secara periodik sewaktu-waktu berbenturan seperti
dalam lari, lompat, loncat atau karena sesuatu kekuatan eksternal sebagai akibat gravitasi, sehingga otot memanjang Menurut Komi yang dikutip Sarwono
Ismaryati 1999: 39 bahwa, “Kombinasi gerak eksentrik dan konsentrik merupakan fungsi gerak otot alami yang disebut
Stretch-Shortening Cycle atau SSC.
SSC merupakan suatu cara ekonomis yang menyebabkan otot menjadi lebih bertenaga.
b. Pedoman Pelaksanaan Latihan Pliometrik