commit to user 9
Pada waktu atau setelah dari papan tolakan, kaki yang belakang diayunkan jauh ke atas depan, kedua tangan lengan diayun jauh ke atas, agar dapat
melompat lebih tinggi dan lebih jauh. Sambil melayang di udara kaki digerakkan melangkah ke depan secara bergantian
hitch kick
untuk menghasilkan jangkauan yang luas dari pinggang. Paha diangkat ke atas
untuk memperoleh jangkauan kaki jauh ke depan pada waktu akan mendarat. Kemudian mendarat pada kedua kaki, kedua tangan ke depan.
Teknik pelaksanaan gaya berjalan di udara harus dipahami dan dikuasai dengan baik dan benar. Kesalahan gerakan atau teknik saat melayang di udara
akan mempengaruhi pencapaian prestasi lompat jauh atau bahkan badan akan cepat mendarat.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Lompat Jauh
Tujuan utama lompat jauh adalah mencapai jarak lompatan yang sejauh- jauhnya. Untuk mencapai jarak lompatan yang sejauh-jauhnya dipengaruhi oleh
banyak faktor. Gunter Bernhard 1993: 45 menyatakan unsur-unsur dasar bagi suatu prestasi pada lompat jauh adalah: “1 Faktor kondisi terutama kecepatan,
tenaga loncat dan tujuan yang diarahkan kepada keterampilan, 2 Faktor teknik yaitu: ancang-ancang, persiapan loncat dan perpindahan, fase melayang dan
pendaratan”. Berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi lompat jauh, Jonath U., Haag E., Krempel R. 1987: 196 menggambarkan
persyaratan yang harus dipenuhi pelompat jauh yaitu:
+ +
Gambar 1. Skema Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Lompat Jauh Jonath U., Haag E., Krempel R. 1987: 196
Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan, faktor yang
mempengaruhi pencapaian prestasi lompat jauh adalah faktor kondisi fisik dan faktor teknik melompat. Ditinjau dari teknik melompat meliputi awalan, tolakan,
melayang di udara dan pendaratan. Ditinjau dari kondisi fisik, komponen fisik
Kecepatan Kondisi
- Tenaga loncat - Kemudahan gerak
- Ketangkasan - Rasa irama
Teknik -
Ancang-ancang -
Lepas tapak - Tahap melayang
- Pendaratan
commit to user 10
yang dapat mempengaruhi pencapaian prestasi lompat jauh antara lain kecepatan dan tenaga loncat power. Seperti dikemukakan Tamsir Riyadi 1985: 95 bahwa,
“Kemampuan fisik yang harus dimiliki seorang pelompat antara lain: daya ledak, kecepatan, kekuatan, kelincahan, kelentukan, koordinasi. Untuk mencapai
oprestasi lompat jauh gaya berjalan di udara secara maksimal, maka faktor-faktor yang mempengaruhinya harus dilatih dan ditingkatkan melalui latihan yang
sistematis dan kontinyu.
c. Teknik Lompat Jauh Gaya Berjalan Di Udara
Teknik merupakan pelaksanaan suatu kegiatan secara efektif dan rasional yang memungkinkan tercapainya hasil-hasil yang baik dalam suatu pertandingan
atau perlombaan. Teknik melompat merupakan salah satu bagian yang akan mempengaruhi pencapaian prestasi lompat jauh. Untuk mencapai prestasi lompat
jauh, maka seorang pelompat harus menguasai macam-macam teknik melompat yang benar.
Teknik lompat jauh terdiri beberapa bagian yang dalam pelaksanaannya harus dirangkaikan secara baik dan harmonis. Pada prinsipnya semua teknik
lompat jauh adalah sama baik gaya jongkok, gaya berjalan di udara maupun gaya menggantung. Letak perbedaannya pada saat melayang di udara. Seperti
dikemukakan Tamsir Riyadi 1985: 95 bahwa, “Yang menyebabkan adanya perbedaan dari ketiga gaya hanya terletak pada saat melayang di udara. Tinjauan
secara teknis pada lompat jauh meliputi 4 masalah yaitu: cara melakukan awalan, tumpuan, melayang di udara dan cara melakukan pendaratan”.
Berdasarkan pendapat tersebut menujukkan, teknik lompat jauh gaya berjalan di udara terdiri empat bagian yaitu, awalan, tumpuan, melayang di udara
dan mendarat. Dari keempat teknik gerakan lompat jauh gaya berjalan di udara tersebut merupakan satu pola gerakan yang tidak boleh diputus-putus
pelaksanaannya. Untuk mencapai prestasi lompat jauh gaya berjalan di udara secara maksimal, maka teknik-teknik tersebut harus dikuasai dengan baik dan
benar. Untuk lebih jelasnya teknik lompat jauh gaya berjalan di udara diuraikan
secara singkat sebagai berikut:
commit to user 11
1 Awalan
Awalan merupakan tahap pertama dalam lompat jauh. Tujuan awalan adalah untuk mendapatkan kecepatan maksimal pada saat akan melompat dan membawa
pelompat pada posisi yang optimal untuk tolakan. Awalan yang benar merupakan prasyarat yang harus dipenuhi, untuk menghasilkan jarak lompatan yang sejauh-
jauhnya. Awalan lompat jauh dilakukan dengan berlari secepat-cepatnya sebelum
salah satu kaki menumpu pada balok tumpuan untuk mendapatkan dorongan ke depan pada waktu melompat. Pelompat harus berlari semakin cepat sehingga
mencapai kecepatan penuh pada saat sebelum salah satu kaki menumpu. Jes Jerver 1999: 34 menyatakan “Maksud berlari sebelum melompat ini adalah
untuk meningkatkan kecepatan horisontal secara maksimum tanpa menimbulkan hambatan sewaktu
take of
”. Jarak awalan tidak perlu terlalu jauh, tetapi sebagaimana pelari mendapatkan kecepatan tertinggi sebelum salah satu kaki
menolak. Jarak awalan lompat jauh tidak ada aturan khusus, namun bersifat
individual tergantung dari masing-masing pelompat. Kecepatan awalan harus sudah dicapai tiga atau empat langkah sebelum balok tumpuan. Tiga atau empat
langkah terakhir sebelum bertumpu tersebut dimaksudkan untuk mengontrol saat menolak dibalok tumpuan. Menurut Soegito 1992: 36-38 memberikan petunjuk
pelaksanaan awalan sebagai berikut: 1
Berdirilah di belakang tanda titik awalan anda. Berkonsentrasilah sejenak.
2 Berlarilah dengan cepat dengan irama yang tetap menuju balok
tumpuan. 3
Setelah ± 4 langkah dari balok tumpuan, berkonsentrasilah pada tumpuan tanpa mengurangi kecepatan.
4 Pada saat melakukan tumpuan badan agak condong ke belakang.
Awalan lompat jauh harus dilakukan dengan harmonis, lancar dan dengan kecepatan yang tinggi, tanpa ada gangguan langkah yang diperkecil atau
diperlebar untuk memperoleh ketepatan bertumpu pada balok tumpuan. Aip Syarifuddin 1992: 91 menyatakan, Untuk menjaga kemungkinan pada waktu
melakukan awalan itu tidak cocok, atau ketidak tepatan antara awalan dan tolakan,
commit to user 12
biasanya pelompat membuat dua buah tanda
cherkmark
antara permulaan akan memulai melakukan awalan dengan papan tolakan.
Bak Pasir Tanda Tanda
pertama kedua Papan tolak
Gambar 2. Awalan Lompat Jauh Aip Syarifuddin, 1992: 91
2 Tumpuan
Tumpuan merupakan perubahan gerak horisontal ke gerak vertikal yang dilakukan secara cepat. Tumpuan dilakukan dengan cara yaitu, sebelumnya
pelompat sudah mempersiapkan diri untuk melakukan tolakan sekuat-kuatnya pada langkah terakhir, sehingga seluruh tubuh terangkat ke atas melayang di
udara. Tolakan dilakukan dengan menjejakkan salah satu kaki untuk menumpu tanpa langkah melebihi papan tumpu untuk mendapatkan tolakan ke depan atas
yang besar. Jes Jerver 1999:35 menyatakan, “Maksud dari
take off
adalah merubah gerakan lari menjadi suatu lompatan, dengan melakukan lompatan tegak
lurus, sambil mempertahankan kecepatan horisontal semaksimal mungkin”. Lompatan dilakukan dengan mencondongkan badan ke depan membuat sudut
lebih kurang 45° dan sambil mempertahankan kecepatan saat badan dalam posisi horisontal.
Untuk mendapatkan daya dorong ke depan dan ke atas yang maksimal sebaiknya menggunakan kaki tumpu yang paling kuat. Tumpuan kaki yang kuat
memberi peluang yang besar untuk memperoleh lompatan yang tinggi dan jauh ke depan, sehingga lompatan lebih maksimal. Di samping itu juga, ketepatan
melakukan tumpuan akan menunjang keberhasilan lompatan. Kesalahan menumpu melewati balok tumpuan, lompatan dinyatakan gagal atau
diskualifikasi. Sedangkan penempatan kaki tumpu berada jauh sebelum balok tumpuan akan sangat merugikan terhadap pencapaian jarak lompatan. Untuk
mencapai lompatan yang maksimal, maka harus dilakukan dengan kaki yang kuat
commit to user 13
dan tepat pada balok tumpuan. Menurut Tamsir Riyadi 1985:96 teknik menumpu pada lompat jauh sebagai berikut:
1 Tolakan dilakukan dengan kaki yang terkuat.
2 Sesaat akan bertumpu sikap badan agak condong ke belakang jangan
berlebihan untuk membantu timbulnya lambungan yang lebih baik sekitar 45°.
3 Bertumpu sebaiknya tepat pada papan tumpuan.
4 Saat bertumpu kedua lengan ikut serta diayunkan ke depan atas.
Pandangan ke depan atas jangan melihat ke bawah. 5
Pada kaki ayun kanan diangkat ke depan setinggi pinggul dalam posisi lutut ditekuk
Berikut ini disajikan ilustrasi gerakan teknik pelaksanaan menumpu sebagai berikut:
Gambar 3. Sikap dan Gerakan pada Waktu akan Melakukan Tolakan Aip Syarifuddin, 1992: 92
3 Melayang Di Udara
Melayang di udara merupakan letak perbedaan gaya dalam lompat jauh. Sikap dan gerakan badan di udara sangat erat kaitannya dengan kecepatan awalan
dan kekuatan tolakan. Karena pada waktu lepas dari papan tolak, badan si pelompat dipengaruhi oleh suatu kekuatan yang disebut “daya penarik bumi”.
Daya penarik bumi ini bertitik tangkap pada suatu titik yang disebut titik berat badan T.B.
center of gravity
. Titik berat badan ini letaknya kira-kira pada pinggang si pelompat sedikit di bawah pusar agak ke belakang.
Salah satu usaha untuk mengatasi daya tarik bumi tersebut yaitu harus melakukan tolakan yang sekuat-kuatnya disertai dengan ayunan kaki dengan
commit to user 14
kedua tangan ke arah lompatan. Semakin cepat awalan dan semakin kuat tolakan yang dilakukan, maka akan semakin lebih lama dapat membawa titik berat badan
melayang di udara. Dengan demikian akan dapat melompat lebih tinggi dan lebih jauh, karena kedua kecepatan itu akan mendapatkan perpaduan
resultante
yang menentukan lintasan gerak dari titik berat badan tersebut. Hal yang perlu
diperhatikan pada saat melayang di udara yaitu menjaga keseimbangan tubuh, sehingga akan membantu pendaratan. Jonath et al. 1987: 200 mengemukakan
“Pada fase melayang bertujuan untuk menjaga keseimbangan dan mempersiapkan pendaratan”.
Gambar 4. Sikap Melayang Lompat Jauh Gaya Berjalan di Udara Aip Syarifuddin, 1992: 94
4 Pendaratan
Pendaratan merupakan tahap terakhir dari rangkaian gerakan lompat jauh. Pendaratan merupakan prestasi yang dicapai dalam lompat jauh. Mendarat dengan
sikap dan gerakan yang efisien merupakan kunci pokok yang harus dipahami oleh seorang pelompat. Mendarat dengan sikap badan hampir duduk dan kaki lurus ke
depan merupakan pendaratan yang efisien. Pada waktu mulai menyentuh tanah, pelompat memegaskan lutut dan menggeserkan pinggang ke depan, sehingga
badan bagian atas menjadi agak tegak dan lengan mengayun ke depan. Gerakan tersebut harus dilakukan dalam satu rangkaian gerakan yang utuh dan harmonis.
Keberhasilan dalam lompat jauh tergantung dari pendaratan yang baik dan benar. Menurut Soegito 1992: 41 teknik pendaratan sebagai berikut:
commit to user 15
1 Pada saat badan akan jatuh di tanah lakukan pendaratan sebagai
berikut : a
Luruskan kedua kaki ke depan. b
Rapatkan kedua kaki. c
Bungkukkan badan ke depan. d
Ayunkan kedua tangan ke depan. e
Berat badan dibawa ke depan. 2
Pada saat jatuh di tanah atau mendarat : a
Usahakan jatuh pada ujung kaki rapatsejajar. b
Segera lipat kedua lutut. c
Bawa dagu ke dada sambil mengayun kedua tangan ke bawah arah belakang.
Berikut ini diisajikan ilustrasi gambar teknik gerakan mendarat lompat jauh gaya berjalan di udara sebagai berikut:
Gambar 5. Sikap Badan Waktu Mendarat Lompat Jauh Aip Syarifuddin, 1992: 95
2. Hakikat Latihan
a. Tujuan Latihan
Latihan bukan merupakan hal yang baru, atau baru saja ditemukan pada jaman sekarang ini, namun latihan sudah ada sejak jaman Mesir Purba dan
Yunani. Pada saat itu orang-orang melakukan latihan secara sistematis dalam usaha mencapai tujuan militer maupun untuk olimpik. Pada prinsipnya latihan
merupakan suatu proses yang dilakukan secara teratur guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berkaitan dengan latihan A. Hamidsyah Noer 1995: 6
menyatakan, “Latihan suatu proses yang sistematis dan kontinyu dari berlatih atau bekerja yang dilakukan dengan berulang-ulang secara kontinyu dengan kian hari
kian menambah jumlah beban latihan untuk mencapai tujuan”. Menurut Yusuf
commit to user 16
Adisasmita dan Aip Syarifuddin 1996: 145 bahwa, “Latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari
kian menambah jumlah beban latihan serta intensitas latihannya”. Menurut Bompa 1990: 3 bahwa, “Latihan merupakan aktivitas olahraga yang sistematik
dalam waktu yang lama, ditingkatkan secara progresif dan indicidual yang mengarah pada ciri-ciri fungsi fisiologis dan psikologis manusia untuk mencapai
sasaran yang telah ditentukan”. Hal senada dikemukakan Russel R. Pate., Bruce Mc. Clenaghan Robert Rotella 1993: 317 bahwa, “Latihan dapat didefinisikan
sebagai peran serta yang sistematis dalam latihan yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas fungsional fisik dan daya tahan latihan”.
Latihan
training
merupakan proses kerja atau berlatih yang sistematis dan kontinyu, dilakukan dalam waktu yang lama dan secara berulang-ulang
dengan beban latihan yang semakin meningkat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan akhir latihan menurut Russel R. Pate., BruceMc. Clenaghan
Robert Rotella 1993: 317 yaitu, “Untuk meningkatkan penampilan olahraga”. Menurut Yusuf Adisasmita Aip Syarifuddin 1996: 126 bahwa, “Tujuan utama
latihan adalah untuk membantu atlit meningkatkan keterampilan dan prestasi olahraganya semaksimal mungkin”. Sedangkan Bompa 1990: 4 menyatakan
tujuan umum latihan yaitu: 1
Untuk mencapai dan meningkatkan perkembangan fisik secara multiralteral.
2 Untuk meningkatkan dan mengamankan perkembangan fisik yang
spesifik, sesuai dengan kebutuhan olahraga yang ditekuni. 1
Untuk menghaluskan dan menyempurnakan teknik dari cabang olahraganya.
2 Untuk meningkatkan dan menyempurnakan teknik maupun strategi
yang diperlukan. 3
Untuk mengelola kualitas kemauan. 4
Untuk menjamin dan mengamankan persiapan individu maupun tim secara optimal.
5 Untuk memperkuat tingkat kesehatan tiap atlit.
6 Untuk pencegahan cidera.
7 Untuk meningkatkan pengetahuan teori.
Tujuan umum latihan pada prinsipnya sangat luas. Namun hal yang utama dari latihan olahraga prestasi yaitu, untuk meningkatkan keterampilan dan
commit to user 17
mencapai prestasi setinggi mungkin dari atlit yang berlatih.Untuk mencapai tujuan tersebut, ada empat aspek yang harus diperhatikan dalam latihan yaitu, “1
Latihan fisik, 2 latihan teknik, 3 latihan taktik dan, 4 latihan mental Yusuf Adisasmita Aip Syarifuddin, 1996: 12-127.
Dari keempat aspek latihan tersebut harus dilatih dan dikembangkan secara serempak agar tujuan latihan dapat tercapai. Namun demikian, dari
keempat aspek latihan tersebut dapat dilatih dan ditingkatkan salah satu aspek saja menurut kebutuhan. Jika ingin meningkatkan kemampuan fisik, maka latihan fisik
menjadi prioritas dari latihan. Untuk mencapai kemampuan fisik yang maksimal, maka harus diterapkan metode latihan yang tepat.
b. Latihan Fisik