commit to user 42
Pembagian kelompok eksperimen didasarkan pada hasil tes kemampuan lompat jauh gaya berjalan di udara pada tes awal. Setelah hasil tes awal
dirangking, kemudian subjek yang memiliki kemampuan setara dipasang- pasangkan ke dalam kelompok 1 K
1
dan kelompok 2 K
2
. Dengan demikian kedua kelompok tersebut sebelum diberi perlakuan merupakan kelompok yang
sama. Apabila pada akhirnya terdapat perbedaan, maka hal ini disebabkan oleh pengaruh perlakuan yang diberikan. Pembagian kelompok dalam penelitian ini
dengan cara
ordinal pairing
. Adapun teknik pembagian kelompok secara
ordinal pairing
menurut Sutrisno Hadi 1995: 485 sebagai berikut: 1 2
4 3 5 6
8 7
9 dan seterusnya
C. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas
independen
dan satu variabel terikat
dependen
yaitu: 1
Variabel bebas
independen
yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas
independen
dalam penelitian ini yaitu: latihan pliometrik
bounding
dan latihan pliometrik
depth jump
. 2
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan lompat jauh gaya berjalan di
udara.
D.
Treatment
Prinsip dasar metode eksperimen adalah dengan cara memberikan perlakuan
treatment
kepada sampel. Sebelum dilakukan
treatment
dilakukan tes awal lompat jauh gaya berjalan di udara untuk mengetahui kemampuan awal
sebelum diberi perlakukan. Setelah diketahui kemampuan awal lompat jauh gaya
commit to user 43
berjalan di udara, selanjutnya diberi perlakukan
treatment
.
Treatment
yang diberikan kepada sampel penelitian ini adalah latihan pliometrik
bounding
dan latihan pliometrik
depth jump
. Untuk menentuk kelompok latihan pliometrik
bounding
dan latihan pliometrik
depth jump
didasarkan pada hasil tes awal lompat jauh gaya berjalan di udara dengan cara
ordinal pairing
. Latihan atau
treatment
dilakukan dengan tiga kali latihan dalam satu minggu. Hal ini didasarkan pada pendapat M. Sajoto 1995: 35 bahwa, “Para
pelatih dewasa ini pada umumnya setuju untuk menjalankan program latihan 3 kali setiap minggu, agar tidak terjadi kelelahan yang kronis. Adapun lama latihan
yang diperlukan adalah selama 6 minggu atau lebih”. Sedangkan untuk menentukan beban latihan pada latihan pliometrik
bounding
dan latihan pliometrik
depth jump
didasarkan pendapat Jossef Nosseck 1981: 81 bahwa “Beban latihan untuk latihan kekuatan eksplosif dan kecepatan dengan intensitas
50-75, set 4-6, interval 2-5 menit, irama eksplosifcepat”. Untuk meningkatkan beban latihan adalah 5 dari beban awal dan diberikan setiap setelah 3 kali
latihan. Hal ini didasarkan pendapat Wescot 1989 bahwa, “Kekuatan itu dalam satu minggu bisa meningkat 5-7. Beban latihan disarankan tidak lebih 5 untuk
keselamatan”. Dari waktu
treatment
yang telah dijadwalkan, kemudian dilakukan tes akhir
post-test
kemampuan lompat jauh gaya berjalan di udara. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh latihan pliometrik
bounding
dan latihan pliometrik
depth jump
serta latihan pliometrik mana yang lebih baik pengaruhnya terhadap peningkatan kemampuan lompat jauh gaya berjalan di udara.
E. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi