yang mengkonsumsi daun murbei yang diberi pupuk dengan nilai konversi pakan yang dimakan sebesar 53,85. Efisiensi konversi pakan yang dimakan ECI ulat
sutera instar V untuk yang mengkonsumsi daun murbei yang tanpa pupuk sebesar 15,75 lebih rendah dibandingkan ulat sutera yang mengkonsumsi daun murbei yang
diberi pupuk dengan nilai konversi pakan yang dimakannya sebesar 48,4.
Dari hasil penelitian yang didapat bahwa nilai efisiensi konversi pakan yang dimakan ECI pada daun murbei Morus alba yang diberi pupuk lebih tinggi
dibandingkan dengan daun murbei Morus alba tanpa pupuk walaupun secara statistik pada instar III tidak berbeda nyata p0,05, sedangkan pada instar IV dan V berbeda
nyata p0,05. Menurut Katsumata 1964, pada setiap instar, mula-mula makanannya sedikit lalu semakin bertambah, sedangkan lamanya waktu yang
digunakan larva-larva itu makin berangsur-angsur menjadi panjang. Banyaknya daun yang dimakan ulat sutera berangsur-angsur bertambah sesuai dengan perkembangan
hidupnya. Menurut Samsijah Kusumaputra 1978, menyatakan bahwa konsumsi
pakan larva meningkat pesat dari instar IV ke instar V, hal ini dihubungkan dengan pembentukan kelenjar sutera. Menurut Scriber Slansky 1981, nilai efisiensi
konversi pakan yang dimakan ECI bervariasi tergantung pada makanan yang dicerna dan proporsi jumlah bagian makanan yang diubah menjadi massa tubuh, dan
dimetabolisme untuk menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
4.5 Perkiraan Pakan Yang Dicerna AD Ulat Sutera Instar III, IV dan V
Hasil perhitungan perkiraan pakan yang dicerna AD ulat sutera instar III, IV dan V yang diberi tanaman murbei Morus alba yang diperlakukan dengan pupuk dan tanpa
pupuk dapat dilihat pada Gambar 4.5 berikut ini
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.5 Rata-Rata Perkiraan Pakan Yang Dicerna AD Ulat Sutera Bombyx mori L. Yang Diberi Daun Murbei Morus alba Dengan
Perlakuan Yang Diberi Pupuk Dan Tanpa Pupuk Selama Instar III, IV dan V.
Huruf Yang Sama Pada Pengamatan Berbeda Adalah Tidak Berbeda Nyata Pada Taraf 5 p0,05.
Dari Gambar 4.5 terlihat bahwa perkiraan pakan yang dicerna AD ulat sutera instar III untuk yang mengkonsumsi daun murbei tanpa pupuk sebesar 70,1 lebih rendah
dibandingkan ulat sutera yang mengkonsumsi daun murbei yang diberi pupuk dengan nilai perkiraan pakan yang dicernanya sebesar 70,3. Perkiraan pakan yang dicerna
AD ulat sutera instar IV untuk yang mengkonsumsi daun murbei tanpa pupuk sebesar 51,55 lebih rendah dibandingkan ulat sutera yang mengkonsumsi daun
murbei yang diberi pupuk dengan nilai perkiraan pakan yang dicernanya sebesar 68,35. Perkiraan pakan yang dicerna AD ulat sutera instar V untuk yang
mengkonsumsi daun murbei tanpa pupuk sebesar 48,8 lebih rendah dibandingkan ulat sutera yang mengkonsumsi daun murbei yang diberi pupuk dengan nilai perkiraan
pakan yang dicernanya sebesar 61,75.
Dari hasil penelitian yang didapat bahwa nilai perkiraan pakan yang dicerna AD pada daun murbei Morus alba yang diberi pupuk lebih tinggi dibandingkan
dengan daun murbei Morus alba tanpa pupuk. Menurut Budisantoso et al., 1994, p
emberian pupuk memberikan pertumbuhan tanaman yang optimal, dimana pertumbuhan tanaman murbei yang optimal dinyatakan dalam produktifitas daun yang
dihasilkan. Menurut Purwanti 2007, semakin besar tahap instar larva maka semakin
a a
a a
b a
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Instar III Instar IV
Instar V
Nilai AD
Instar
Tanpa Pupuk Pupuk
Universitas Sumatera Utara
tinggi nilai konversi pakanya, yang berarti bahwa larva tersebut semakin tidak efisien dalam menggunakan pakan.
Dari data terlihat bahwa pada instar III dan V tidak berbeda nyata, p0,05, sedangkan pada instar IV berbeda nyata p0,05. Menurut Waldbauer dan Friedman
1984, nilai perkiraan pencernaan AD dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu laju perjalanan makanan melalui usus dan kandungan materi yang dapat dicerna.
4.6
Pola Nilai Indeks Nutrisi Ulat Sutera pada GR dan CR Instar III, IV dan V Yang Diberi Daun Murbei
Morus alba Yang Diperlakukan Dengan Pupuk dan Tanpa Pupuk
Gambar 4.6 Rata-rata pola nilai indeks nutrisi ulat sutera pada GR dan CR yang diberi daun murbei
Morus alba selama instar III, IV dan V yang diperlakukan dengan pupuk dan tanpa pupuk
Dari Gambar 4.6 terlihat bahwa indeks nutrisi pada Bombyx mori L. dengan pemberian Morus alba yang diberi pupuk lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa
pupuk. Secara umum terlihat bahwa indeks nutrisi yang terdiri dari GR dan CR lebih tinggi pada larva instar III dibandingkan larva instar IV dan V. Hal ini disebabkan
larva instar III membutuhkan pertumbuhan yang lebih optimal dibandingkan dengan larva instar IV dan V, sehingga larva instar III lebih banyak membutuhkan makanan.
Menurut Samsijah Andadari 1992, larva instar III memerlukan daun yang tidak begitu keras, banyak mengandung air, karbohidrat, dan protein yang akan mendorong
laju pertumbuhan. Larva IV-V memerlukan pakan dengan kandungan protein yang 0,1
0,2 0,3
0,4 0,5
0,6 0,7
0,8 0,9
1
GR CR
GR CR
tanpa pupuk pupuk
Nilai In
d ek
s Nutr
isi m
gH ar
i
Parameter Nilai Indeks Nutrisi
instar III instar IV
instar V
Universitas Sumatera Utara
tinggi berguna untuk mempercepat pertumbuhan kelenjar sutera namun dengan kadar air yang rendah.
Pemberian pupuk Urea, TSP dan NPK pada tanaman murbei menyebabkan kandungan nutrisi berupa protein dan kandungan air pada daun murbei menjadi tinggi
sehingga ulat sutera lebih banyak mengkonsumsi daun murbei yang diberi pupuk. Menurut Herliana et al., 2008, hal ini berhubungan dengan kemampuan ulat sutera
untuk mengenali pakannya. Dengan banyaknya ulat mengkonsumsi daun murbei yang diberi pupuk pertumbuhan ulat juga semakin besar sehingga ulat tersebut
semakin efisien dalam memanfaatkan makanan. Menurut Ahmad et al., 1995, pertumbuhan ulat sutera akan tetap optimal walaupun sumber makanannya dibatasi,
karena pada tanaman yang sudah diberi pupuk mempunyai kandungan berupa protein dan kandungan air yang tinggi sebagai sumber nutrisi, maka walaupun makanannya
sedikit tetapi mencukupi untuk pertumbuhan ulat sutera.
4.7 Pola Nilai Indeks Nutrisi Ulat Sutera pada ECD, ECI dan AD Instar III, IV