BAB 3
BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di lapangan dan di laboratorium. Persiapan di lapangan dilaksanakan dari bulan Mei 2011 sampai dengan Juni 2012 di depan Hutan
Tridarma Universitas Sumatera Utara dan dilakukan penanaman murbei Morus alba sedangkan penelitian di laboratorium dilaksanakan dari bulan Juli 2012 sampai
dengan November 2012 di Laboratorium Fisiologi Hewan dan Laboratorium Genetika, Departemen Biologi serta Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara, Medan.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah peralatan kebun, cawan petri, kuas, keranjang plastik, timbangan digital, oven, botol selai dan botol aquadest.
Bahan yang digunakan adalah daun murbei Morus alba, telur ulat sutera, kertas karbon, kertas pembungkus makanan kertas alas, kertas HVS, pupuk
anorganik Urea, TSP dan NPK, alumunium Foil dan aquadest.
3.3 Metodologi Penelitian
Model Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental Experimental Research dengan Rancangan Acak Lengkap RAL yang terdiri dari 2
Universitas Sumatera Utara
perlakuan dengan 20 kali ulangan. Perlakuan terdiri dari tanaman murbei Morus alba yang diberi pupuk dan tanpa diberi pupuk dengan simbol sebagai berikut:
P
1
= Diberi pupuk, P
2
= Tanpa diberi pupuk
3.4 Prosedur Kerja 3.4.1 Di lapangan
a. Persiapan Lahan Pembersihan dan Pengolahan Lahan
Sebelum lahan diolah terlebih dahulu dilakukan analisis kandungan unsur hara di Pusat Penelitian Kelapa Sawit Lampiran F. Lahan penanaman murbei Morus
alba seluas 10 x 3 m yang berada di depan Hutan Tridarma Universitas Sumatera Utara terlebih dahulu dibersihkan dari rerumputan. Lahan yang telah dibersihkan
dibagi menjadi 2 yaitu lahan yang dipupuk dan lahan tanpa pupuk masing- masing seluas 5 x 3 m. Dari masing-masing lahan tersebut diolah menggunakan cangkul
sedalam 30-50 cm dan kemudian dibuat bedengan setinggi 5-10 cm. Setiap perlakuan yang dipupuk dan tanpa pupuk dibuat masing-masing 5 bedengan. Fungsi bedengan
adalah agar pertumbuhan murbei lebih merata, mempermudah pemeliharaan dan pemanenan daun. Setiap bedengan dibuat parit-parit sedalam ±30 cm. Fungsi parit-
parit adalah tempat menampung genangan air karena perakaran murbei tidak tahan terhadap genangan air Balai Persuteraan Alam, 2007.
b. Penanaman murbei Morus alba