a. Deskripsi tanaman
Dibudidaya di berbagai tempat baik daerah dengan iklim subtropis maupun tropis. Tanaman ini tergolong tanaman yang cepat tumbuh, berumur pendek dan memiliki
tinggi 10-20 m. Pada saat masa pertumbuhan, panjang daunnya dapat mencapai 30 cm dan terdapat banyak lobus sedangkan pada saat dewasa, panjang daunnya hanya
mencapai 5-15 cm serta tidak memiliki lobus. Daunnya selalu gugur di musim gugur serta selalu hijau di daerah beriklim tropis.
b. Habitat dan penyebaran
Murbei Morus alba merupakan tanaman asli dari Cina yang tersebar luas hampir di seluruh tempat baik di daerah dengan iklim tropis maupun sub tropis. Murbei dapat
tumbuh baik pada ketinggian lebih dari 100 mdpl dan cukup matahari. Pohon murbei relatif besar dengan ketinggian 9-12 m serta diameter 0,5 cm.
c. Kandungan dan manfaat tanaman
Murbei dikenal juga sebagai tumbuhan sutra karena dapat dijadikan tempat hidup ulat sutra. Selain bermanfaat dalam memproduksi sutra, secara empiris masyarakat telah
memanfaatkan murbei sebagai obat tradisional untuk flu, malaria, hipertensi, asma, obat hipertensi, palpitasi, diabetes, insomnia, vertigo, anemia, hepatitis dan diabetes
melitus Hariana, 2008.
2.6 Pemupukan dan Parameter Indeks Nutrisi
Secara umum penggunaan pupuk baik pupuk organik maupaun pupuk anorganik mampu memacu pertumbuhan tanaman murbei. Pupuk adalah zat hara yang
ditambahkan pada tumbuhan agar berkembang dengan baik sesuai genetis dan potensi
Universitas Sumatera Utara
produksinya. Pupuk dapat dibuat dari bahan organik ataupun non-organik sintetis. Pupuk organik bisa dibuat dalam bermacam-macam bentuk meliputi cair, curah,
tablet, pelet, briket, atau granul. Pemilihan bentuk ini tergantung pada penggunaan, biaya, dan aspek-aspek pemasaran Suteja et al., 2008. Unsur hara N merupakan hara
makro yang banyak diserap oleh tanaman, kemudian K dan P. Keseimbangan unsur hara terutama N dan K sangat menentukan terhadap produksi dan mutu tanaman
Rahardjo dan Pribadi, 2008.
Perlakuan terhadap tanaman murbei diperlukan untuk tujuan mendapatkan produksi daun yang optimal dan kualitas yang baik. Perlakuannya antara lain
pembersihan gulma secara periodik, pembuatan serta pemeliharaan saluran drainase, pemberian pupuk, baik pupuk organik maupun pupuk kimia NPK secara periodik
dengan porsi yang sesuai. Pengendalian hama dan penyakit PHP perlu dilakukan dengan cepat setelah serangan terjadi pada tanaman murbei. Pengambilan daun
dilakukan pada pagi dan sore hari dan daun harus dijaga agar tetap segar misalnya menggunakan kain basah sebagai penutup.
Secara alami, sebenarnya unsur hara makro sudah tersedia dalam tanah, namun dalam keadaan tertentu perlu campur tangan manusia agar ketersediaanya menjadi
cukup, dan perlu adanya pemupukan pada tanaman. Unsur hara yang penting yaitu nitrogen yang memiliki peran utama bagi tanaman untuk merangsang pertumbuhan
tanaman secara keseluruhan, terutama batang, cabang, dan daun. Nitrogen juga berperan penting dalam hal pembentukan hijau daun, yang berperan penting dalam
proses fotosintesis. Nitrogen dapat membentuk protein, lemak, dan berbagai
persenyawaan organik yang lain.
Posfor berguna untuk merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih dan tanaman muda. Posfor digunakan sebagai bahan mentah untuk pembentukan
sejumlah protein, membantu asimilasi dan pernapasan sekaligus mempercepat pembungaan, pemasakan biji, dan buah. Kalium membantu pembentukan protein
karbohidrat, memperkuat tubuh tanaman, sehingga daun, bunga, dan buah tidak mudah gugur. Kalium berperan sebagai sumber kekuatan dalam menghadapi hama
Sutanto, 2002.
Universitas Sumatera Utara
Unsur makro memegang peranan penting dalam pertumbuhan, sehingga hampir semua pupuk akan mengambil unsur ini sebagai poin penting. Hanya yang
membedakan adalah jumlah komposisi dan kandungan zat terlarut yang dimasukkan. Kondisi perbedaan komposisi NPK memang harus dilakukan untuk menyesuaikan
dengan tahapan usia tanaman. Pada saat bibit, remaja, dewasa, dan indukan punya kebutuhan unsur makro yang tidak sama. Jadi untuk perkembangan maksimal,
membutuhkan pupuk yang seimbang, agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan keinginan.
Pertumbuhan tanaman diupayakan untuk menghasilkan tanaman yang sehat dan mampu mengeluarkan karakter warna. kebutuhan kedua faktor itu bisa dipenuhi
dengan mengandalkan unsur P dan K yang mempunyai komposisi lebih besar, namun bukan berarti Nitrogen N tidak diperlukan, karena unsur ini tetap dibutuhkan,
kebutuhan unsur ini tak terlalu besar. Unsur P dalam bentuk H
2
PO
4 -
sangat penting untuk proses respirasi yang ada di bawah permukaan daun melalui stomata,
selanjutnya untuk regenerasi, yaitu membentuk pembelahan sel. Fosfor berperan penting dalam penyusunan asam nukleat dan molekul ATP
untuk transfer energi, bila terjadi proses di permukaan daun, seperti respirasi dan transfer energi, maka otomatis struktur yang dimiliki juga mengikutinya, dengan
membuat daun terlihat lebih mengkilat dan warna lebih mencolok. Unsur P juga mendukung proses fotosintesis sebagai pabrik pengolahan makanan di tanaman.
Gejala kekurangan unsur P akan menyebabkan warna hijau daun lebih gelap dari yang normal, selain itu daun di bagian bawah sering berwarna keunguan terutama diantara
tulang-tulang daun. Pada tahap kritis daun akan terlihat rapuh dan mudah layu Sutanto, 2002.
Indeks nutrisi merupakan suatu nilai yang dihitung untuk mendapatkan gambaran yang terjadi di dalam tubuh serangga ketika serangga memakan suatu jenis
makanan tertentu. Efisiensi tersebut akan menggambarkan respon serangga terhadap adanya perubahan komponen dalam makanan yang mempengaruhi pertumbuhan
serangga tersebut Herliana, 2008. Lima parameter indeks nutrisi yang umum digunakan yang dibuat oleh Waldbauer 1968, dan telah di modifikasi oleh Scriber
dan Slansky 1981 adalah : laju konsumsi Consumption rateCR, laju pertumbuhan
Universitas Sumatera Utara
Growth rateGR, perkiraan jumlah pakan
yang dicerna
Approximate digestibilityAD, efisiensi konversi pakan yang dicerna Efficiency of conversion of
ingested foodECD, dan efisiensi konvesi makanan yang dimakan efficiency of conversion of digested foodECI. Efisiensi penggunaan makanan yang tinggi dapat
dilihat sebagai indikator kualitas nutisi dari suatu makanan yang dapat berupa suatu makanan.
Laju pertumbuhan GR menggambarkan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai berakhir. Jika nilai GR berada di bawah nilai ideal maka ada kemungkinan
kondisi fisik organisme tereduksi yang berimbas pada tereduksinya pula kesintasan nimfa. Pereduksian ini terjadi akibat dari perpanjangan periode kerentanan organisme
terhadap predator atau parasitoid, juga karena gangguan dalam sinkronisasi antara siklus hidup dengan perubahan lingkungan abiotik, waktu kawin, fenologi tanaman
inang, dan faktor lainnya Herlina, 2008. Nilai GR dipengaruhi oleh beberapa interaksi yaitu nilai laju konsumsi CR, perkiraan pencernaan AD, dan nilai
efisiensi konversi makanan yang dicerna ECD Slansky dan Scriber, 1985.
Efisiensi konversi dari makanan yang dicerna ECD merupakan nilai yang mengukur proporsi dari asimilasi nutrisi yang dimanfaatkan untuk pertumbuhan.
Nilai ini dipengaruhi oleh faktor-faktor berupa laju metabolisme, defisiensi vitamin, dan ketidakseimbangan nutrisi lainnya Waldbauer dan Friedman, 1991.
Menurut Slansky dan Scriber 1985 menuliskan bahwa nilai ECD akan menggambarkan proporsi dari asimilasi makanan antara produksi biomassa dan nilai
respirasi serta faktor-faktor lain yang diperkirakan dapat mempengaruhi nilai ECD termasuk jumlah dan laju metabolisme yang berhubungan dengan 1 laju
pertumbuhan dan lamanya perkembangan, 2 taraf penyimpanan makanan terhadap pertumbuhan, 3 katabolisme dari kelebihan nutrisi, 4 produksi, pemeliharaan dan
penggunaan enzim detoksifikasi, 5 produksi air metabolik dan panas metabolik, dan aktivitas metabolik lainnya, disamping aktivitas tingkah laku seperti makan, berlari,
merayap, terbang, dan menghasilkan suara Slansky dan Scriber, 1985.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat