Latar Belakang Perlindungan Hukum Terhadap Mitra Usaha Dalam Perusahaan Berbasis Distribusi Penjualan Langsung Atas Tuntutan Ganti Rugi oleh Konsumen yang Disebabkan Karena Kegagalan Produk

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap manusia harus berusaha dan berupaya untuk mempertahankan keberlangsungan hidupnya, yaitu dengan cara melakukan kegiatan ekonomi atau bisnis. Tentu dalam menjalankan bisnisnya manusia dituntut untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Mencari keuntungan merupakan usaha yang sah-sah saja, tetapi yang terpenting dalam menjalankan usaha tersebut tidak mengenyampingkan hukum, melanggar hukum atau sering disebut dengan istilah legal or illegal. 1 Di satu pihak kegiatan ekonomi meliputi usaha individu- individu, perusahaan-perusahaan dan perekonomian secara keseluruhan untuk memproduksi barang dan jasa yang mereka butuhkan. Di lain pihak, kegiatan ekonomi meliputi pula kegiatan untuk menggunakan barang dan jasa yang diproduksikan dalam perekonomian. Dengan demikian kegiatan ekonomi dapat didefenisikan sebagai kegiatan seseorang atau suatu perusahaan ataupun suatu masyarakat untuk memproduksi barang danatau jasa maupun mengkonsumsi barang danatau jasa tersebut. 2 Pembangunan dan perkembangan perekonomian pada umumnya dan khususnya di bidang perindustrian dan perdagangan nasional telah menghasilkan berbagai variasi barang danatau jasa yang dapat dikonsumsi. Di samping itu, 1 Faisal Santiago, Pengantar Hukum Bisnis Jakarta: PT. Mitra Wacana Media, 2012, hlm. 13. 2 Sadono Sukirno, Mikro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada, 1994, hlm. 4. Universitas Sumatera Utara globalisasi dan perdagangan bebas yang didukung oleh kemajuan teknologi telekomunikasi dan informatika telah memperluas ruang gerak arus transaksi barang danatau jasa melintasi batas-batas wilayah suatu negara, sehingga barang danatau jasa yang ditawarkan bervariasi, baik produksi luar negeri maupun produksi dalam negeri. Kondisi yang demikian pada satu pihak mempunyai manfaat bagi konsumen karena kebutuhan konsumen akan kebutuhan barang dan atau jasa yang diinginkan dapat terpenuhi serta semakin terbuka lebar kebebasan untuk memilih aneka jenis dan kualitas barang danatau jasa sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen. 3 Keadaan-keadaan yang memaksa manusia itu, bagi sebagian pelaku usaha menuntut mereka untuk berupaya lebih keras dalam mempertahankan pelanggankonsumen, atau mempertahankan pasar serta memperoleh kawasan pasar baru yang lebih luas yang merupakan keinginan bagi setiap produsen atau pelaku-pelaku usaha terutama perusahaan-perusahaan, mengingat makin ketatnya persaingan untuk berusaha. Persaingan yang makin ketat ini juga dapat memberikan dampak negatif terhadap konsumen pada umumnya. Menurut Kebutuhan masyarakat akan fasilitas beserta infastruktur untuk menopang kelangsungan hidupnya ini pada gilirannya memaksa manusia itu sendiri untuk menemukan cara yang tepat dalam mencapai kebutuhannya, yaitu dengan meningkatkan perekonomian melalui pendirian perusahaan yang bergerak di bidang industri, perdagangan ataupun jasa yang tujuannya untuk mengolah segala sumber daya yang tersedia serta memanfaatkan dengan efisien dan efektif. 3 Adrian Sutedi, Tanggung Jawab Produk dalam Hukum Perlindungan Konsumen Bogor: Ghalia Indonesia, 2008, hlm. 1. Universitas Sumatera Utara Merriam Webster Disctionary, bisnis diartikan sebagai suatu aktivitas pembuatan, pembelian atau penjualan barang dan jasa yang kemudian dipertukarkan dengan uang, kerja atau aktivitas yang merupakan bagian dari pekerjaan. 4 Aktivitas pembuatan, pembelian atau penjualan barang ini menurut cara penjualan suatau barang ada 2 dua macam yaitu : 5 1. Perdagangan barangjasa dengan sistem penjualan langsung direct selling. Jenis perdagangan ini adalah aktivitas perdagangan yang secara langsung tanpa melalui perantara. Hubungan yang terjalin adalah langsung dari produsen dengan konsumen. 2. Perdagangan barangjasa dengan sistem pejualan tidak langsung indirect selling. Jenis perdagangan ini adalah aktivitas perdagangan yang dilakukan dengan perantara. Perantara yang dimaksud ini seperti aktivitas menitipkan barang ke pengecer atau penunjukan distributor untuk pendistribusian dan penjualan barang tersebut.jadi, hubungan yang terjalin disini adalah produsen dengan perantara lalu perantara dengan konsumen. Pada saat ini sasaran setiap negara, setiap perusahaan setiap produsen adalah menuju pada pemasaran global. Orientasi pemasaran global pada dasarnya dapat merubah berbagai konsep, cara pandang dan cara pendekatan mengenai banyak hal termasuk strategi pemasaran. Salah satu strategi pemasaran yang sedang marak sejak awal krisis moneter 19971998 hingga saat ini adalah sistem 4 Merriam Webster Inc, Merriam Webster Dictionary Springfield: Merriam-Webster, 1997, hlm. 158. 5 Pengertian Direct Selling, MLM, dan Jenis-Jenisnya, http: infobisniswaralaba. blogspot.com201210pengertian-direct-selling-mlm-dan-jenis.html? m=1 diakses tanggal 23 Februari 2016. Universitas Sumatera Utara penjualan langsung direct selling atau multi level marketing selanjutnya disebut MLM. Disamping itu juga terjadi perubahan pada tujuan pemasaran, yaitu dari laba menjadi keuntungan pihak berkepentingan. Untuk itu harus memanfaatkan pelanggan yang ada termasuk pesaing, kebijakan yang berlaku, peraturan pemerintah serta kekuatan makro, ekonomi, sosial, politik secara luas. Ketertarikan masyarakat Indonesia menyambut maraknya bisnis penjualan langsung dapat dimengerti dengan akal sehat, sebab kegiatan bisnis ini jika dikelola dengan benar memang dapat memberikan penghasilan relatif besar bagi para pelakunya bahkan tanpa memandang latar belakang pendidikan, umur, kondisi fisik, dan sebagainya, penghasilan para pelaku usaha maupun mitra perusahaan berbasis distribusi penjualan langsung dapat melebihi gaji para eksekutif perusahaan konvensional. 6 Kekuatan dari sistem penjualan langsung direct selling adalah tradisi kemandiriannya layanan kepada konsumen dan komitmen untuk pertumbuhan kewirausahaan dalam sistem pasar bebas. Sistem ini menawarkan peluang untuk mendapatkan penghasilan dengan bekerja paruh waktu maupun penuh waktu. Penyelenggaraan kegiatan bisnis penjualan langsung serta kedudukan mitra usahanya di Indonesia diatur berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan, antara lain Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 32M-DAGPER82008 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Perdagangan dengan Sistem Penjualan Langsung selanjutnya disebut Permendag 322008. 6 R. Serfianto D. Purnomo et.al., Multi Level Marketing Money Game SkemaPiramid, Cetakan ke 1 Jakarta: Kompas Gramedia, 2011, hlm. 2. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Pasal 1 ayat 1 Permendag 322008, yakni : ”Penjualan langsung direct selling adalah metode penjualan barang danatau jasa tertentu melalui jaringan pemasaran yang dikembangkan oleh mitra usaha yang bekerja atas dasar komisi danatau bonus berdasarkan hasil penjualan kepada konsumen di luar lokasi eceran tetap”, maksudnya adalah setiap perusahaan yang bergerak di bidang penjualan langsung bekerja sama dengan mitra usahanya untuk mendapat keuntungan dengan cara memberi uang ataupun barang sebagai imbalan kepada mitra usahanya dengan menggunakan target ataupun diukur dari total hasil penjualan kepada konsumen dan pengembangan jaringan pemasaran yang telah dicapai oleh mitra usahanya tersebut. Definisi mitra usaha sendiri tercantum dalam Pasal 1 angka 4 Permendag 322008, yaitu : 7 Berdasarkan pasal diatas yang menyebutkan tentang definisi mitra usaha secara umum, mitra usaha dianggap sebagai pedagang perantara atau pembantu pengusaha. Hal itu dapat dilihat dengan jelas dalam praktiknya, bahwa hak dan tanggung jawab mitra usaha itu berbeda-beda tergantung kontrak yang dibuat dengan perusahaan induknya, namun terdapat beberapa poin yang bisa membuat ”Mitra usaha adalah anggota mandiri jaringan pemasaran atau penjualan yang berbentuk badan usaha atau perseorangan dan bukan merupakan bagian dari struktur organisasi perusahaan yang memasarkan atau menjual barang danatau jasa kepada konsumen akhir secara langsung dengan mendapatkan imbalan berupa komisi danatau bonus atas penjualan.” 7 Pasal 1 Permendag 322008 Universitas Sumatera Utara seorang mitra usaha bisa dikategorikan baik sebagai pedagang keliling, agen perniagaan, distributor, makelar, maupun komisioner. Kegiatan bisnis penjualan langsung juga terkait dengan mitra usaha, baik mitra usaha maupun pihak ketiga harus mendapatkan perlindungan hukum agar mereka dapat terhindar dari produk-produk yang tidak bermutu dan tidak memenuhi standar yang ditetapkan oleh pemerintah. Guna menjamin adanya perlindungan hukum tersebut, pemerintah membentuk Badan Pengawas Obat dan Makanan BPOM serta badan Standardisasi Nasional BSN. BPOM dan BSN adalah lembaga pemerintah non departemen LPND yang berada di bawah presiden dan bertanggung jawab secara langsung kepada presiden. BPOM bertugas mengawasi produk obat dan makanan termasuk minuman, obatjamu tradisional, kosmetika, suplemen kesehatan, dan NAPZANarkotika, Psikotropika, Zat Aditiv. BPOM juga bertugas menetapkan standarisasi produk, khususnya dalam hal ini adalah produk obat dan makanan yang sering menjadi komoditas perusahaan MLM. Sedangkan BSN bertugas melakukan standardisasi produk secara umum agar sesuai dengan Standar Nasional Indonesia SNI. Dilihat dari segi segala prosedur yang harus dilalui sebuah perusahaan berbasis distribusi penjualan langsung untuk dapat beroperasi, prosesnya dapat dikatakan sangat rumit dan panjang, selain menempuh jalur administratif seperti persyaratan dalam kedudukan direksi dan komisaris perusahaan serta permodalan, perusahaan berbasis distribusi penjualan langsung juga harus Universitas Sumatera Utara memenuhi syarat materiil dalam proses perizinan terhadap barang danatau jasa yang mereka perdagangkan. Jika konsumen menderita kerugian berupa terjadinya kerusakan, pencemaran, atau kerugian financial dan kesehatan karena mengonsumsi produk yang diperdagangkan, produsen sebagai pelaku usaha wajib memberikan penggantian kerugian, baik dalam bentuk pengembalian uang, penggantian barang, perawatan, maupun dengan pemberian santunan. Hal ini merupakan kewajiban mutlak bagi produsen untuk memberi penggantian kepada konsumen. Namun, pada kenyataannya ada beberapa kasus dimana konsumen yang merasa dirugikan menuntut mitra usaha yang secara langsung melakukan komunikasi dalam proses jual-beli produk yang diperdagangkan. mitra usaha selayaknya mendapatkan perlindungan hukum karena kecacatan produk yang diterima konsumen belum tentu terjadi karena kesalahan mitra usaha itu sendiri. Berdasarkan uraian singkat inilah maka penulisan ini ditujukan untuk membahas mengenai perlindungan hukum terhadap mitra usaha dalam perusahaan berbasis distribusi penjualan langsung atas tuntutan ganti rugi oleh konsumen yang disebabkan karena kegagalan produk. Dalam sistem penjualan langsungberjenjang diharapkan agar pemerintah membuat suatu landasan yang merumuskan dan mengatur mengenai kedudukan serta batas-batas hak dan tanggung jawab mitra usaha secara jelas, karena menentukan kedudukan mitra usaha merupakan kebutuhan praktik yang penting dalam perbuatan hukum. Universitas Sumatera Utara

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Pertanggungjawaban Mitra Usaha dalam Perusahaan Berbasis Penjualan Langsung terhadap Pemberian Garansi atas Produk yang Diperdagangkan

1 22 123

Pertanggungjawaban Mitra Usaha dalam Perusahaan Berbasis Penjualan Langsung terhadap Pemberian Garansi atas Produk yang Diperdagangkan

0 0 9

Pertanggungjawaban Mitra Usaha dalam Perusahaan Berbasis Penjualan Langsung terhadap Pemberian Garansi atas Produk yang Diperdagangkan

0 0 2

Pertanggungjawaban Mitra Usaha dalam Perusahaan Berbasis Penjualan Langsung terhadap Pemberian Garansi atas Produk yang Diperdagangkan

0 1 23

Pertanggungjawaban Mitra Usaha dalam Perusahaan Berbasis Penjualan Langsung terhadap Pemberian Garansi atas Produk yang Diperdagangkan

0 0 53

Perlindungan Hukum Terhadap Mitra Usaha Dalam Perusahaan Berbasis Distribusi Penjualan Langsung Atas Tuntutan Ganti Rugi oleh Konsumen yang Disebabkan Karena Kegagalan Produk

0 2 7

Perlindungan Hukum Terhadap Mitra Usaha Dalam Perusahaan Berbasis Distribusi Penjualan Langsung Atas Tuntutan Ganti Rugi oleh Konsumen yang Disebabkan Karena Kegagalan Produk

0 1 1

Perlindungan Hukum Terhadap Mitra Usaha Dalam Perusahaan Berbasis Distribusi Penjualan Langsung Atas Tuntutan Ganti Rugi oleh Konsumen yang Disebabkan Karena Kegagalan Produk

0 0 20

Perlindungan Hukum Terhadap Mitra Usaha Dalam Perusahaan Berbasis Distribusi Penjualan Langsung Atas Tuntutan Ganti Rugi oleh Konsumen yang Disebabkan Karena Kegagalan Produk

0 0 24

Perlindungan Hukum Terhadap Mitra Usaha Dalam Perusahaan Berbasis Distribusi Penjualan Langsung Atas Tuntutan Ganti Rugi oleh Konsumen yang Disebabkan Karena Kegagalan Produk

0 0 3