Kode Etik Mitra Usaha pada Perusahaan Berbasis Distribusi Penjualan Langsung

Tugas utama pedagang perantara adalah menghubungkan produsen dengan konsumen. Pedagang perantara secara umum dapat dibagi dalam dua golongan yakni : 51 1. Berdasarkan hubungan kerja, artinya pedagang perantara dalam menjalankan tugasnya terikat dalam perjanjian kerja antara majikan dan pekerja. Macam- macamnya antara lain pekerja keliling, pengurus filial, pemegang prokurasi, dan pimpinan perusahaan. 2. Berdiri sendiri, artinya pedagang perantara tidak terikat dengan pemberi kerja. Macam-macamnya antara lain agen perdagangan, makelar, komisioner, perantara pedagang efek dan pialang berjangka.

B. Kode Etik Mitra Usaha pada Perusahaan Berbasis Distribusi Penjualan Langsung

Perusahaan MLM dalam operasinya harus memiliki standar peraturan atau tata tertib yang jelas seperti kode etik untuk mengatur para distributor perusahaan dalam menjalankan pemasaran. Kode etik merupakan kontrak lengkap perjanjian yang mengikat antara perusahaan dengan para distributornya. Kode etik tersebut berisi keterangan-keterangan mengenai perusahaan, kedudukan hak, kewajiban, fasilitas, dan pengaturan sanksi apabila salah satu pihak yang terikat melakukan pelanggaran wanprestasi. Kode etik juga berfungsi sebagai acuan bagi distributor perusahaan maupun calon 51 Sentosa Sembiring, Hukum Dagang, Edisi Revisi Cetakan Ketiga Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2008, hlm. 118. Universitas Sumatera Utara distributor untuk memberi informasi mengenai rencana dasar pemasaran perusahaan marketing planbusiness plan. 52 Istilah marketing plan atau business plan dalam perusahaan penjualan langsung atau MLM mencakup keterangan hal mengenai visi dan misi perusahaan, kedudukan hierarki posisi distributor, rancangan sistem pembagian pendapatan dari perusahaan yang meliputi keuntungan, penghargaan, prosedur dan persentase yang akan dibagikan melalui sistem jaringan. 53 Adapun hal-hal yang diatur dalam Pasal 4 Permendag 322008 mengenai kode etik dalam perusahaan penjualan langsung, antara lain : 54 1. Kegiatan usaha perdagangan dengan sistem penjualan langsung diselenggarakan berdasarkan perjanjian tertulis antara perusahaan dan mitra usaha dengan memperhatikan kode etik dan peraturan perusahaan. 2. Kode etik dan peraturan perusahaan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 harus memuat ketentuan paling sedikit sebagai berikut: a. persyaratan menjadi mitra usaha; b. hak dan kewajiban para pihak; c. program pembinaan, bantuan pelatihan, dan fasilitas yang diberikan perusahaan, danatau jaringan pemasaran kepada mitra usaha; d. jangka waktu perjanjian; e. pemutusan dan perpanjangan perjanjian; f. jaminan pembelian kembali; 52 Ethic Code, http:www.greenlite.co.idethic-code diakses tanggal 8 Maret 2016. 53 MLM Leaders, The Secret books of MLM Jakarta: Mic Publishing, 2007, hlm. 195. 54 Pasal 4 Permendag 322008 Universitas Sumatera Utara g. ganti rugi atas barang danatau jasa yang tidak sesuai dengan kualitas dan jenis yang diperjanjikan; h. ketentuan tentang pemberian komisi, bonus, dan penghargaan lainnya; dan i. penyelesaian perselisihan. 3. Perjanjian dan kode etik sebagaimana dimaksud pada ayat 1 harus dibuat dalam Bahasa Indonesia dan berlaku Hukum Indonesia. Kode Etik Sedunia selanjutnya disebut kode etik diterbitkan oleh Federasi Sedunia Asosiasi-Asosiasi Penjualan Langsung WFDSA bagi para anggota asosiasi nasional penjualan langsung yang tergabung dalam WFDSA. Kode Etik ini menyangkut hubungan antara perusahaan-perusahaan penjualan langsung dan para penjual langsung di satu pihak dan para konsumen di lain pihak, antara perusahaan penjualan langsung dengan anggota dan calon anggota independenmandiri, dan juga di antara perusahaan-perusahaan penjualan langsung sendiri. Kode Etik ini bertujuan memberikan kepuasan dan perlindungan kepada semua pihak yang berkepentingan, memajukan kompetisi yang sehat dalam rangka sistem dunia usaha bebas, dan peningkatan citra umum dari kegiatan Penjualan Langsung. Berikut adalah contoh kode etik yang diterapkan oleh salah satu perusahaan penjualan langsung yakni PT. Melia Nature Indonesia. Isi dari kode etik PT. Melia Nature Indonesia antara lain : 55 55 Kode Etik Distributor PT. MNI, http:promediapolisku.blogspot.co.id201105kode- etik-distributor-pt-mni.html diakses pada tanggal 15 Maret 2016. Universitas Sumatera Utara 1. Permohonan untuk menjadi distributor ini diajukan atas kemauan pemohon sendiri tanpa ada paksaan dari pihak manapun. 2. Distributor PT. Melia Nature Indonesia bukan perwakilan agen resmi, karyawan PT. Melia Nature Indonesia, sehingga tidak mempunyai wewenang mengikat atau berbicara atas nama PT. Melia Nature Indonesia. 3. Distributor berwenang menjalankan kegiatan usahanya yaitu: mensponsori, membeli, dan menjual produk-produk PT. Melia Nature Indonesia dalam wilayah Republik Indonesia. 4. Distributor hanya dapat memberikan pernyataan, deskripsi, penjelasan yang sesuai dengan publikasi resmi yang dikeluarkan oleh PT. Melia Nature Indonesia. 5. Distributor tidak akan melibatkan PT. Melia Nature Indonesia apabila ada pernyataan atau suatu klaim baik lisan maupun tertulis yang melanggar ketentuan yang berlaku dan distributor harus mempertanggung-jawabkannya secara hukum. 6. Distributor mematuhi hakekat dari semua isi yang terkandung di dalam kode etik distributor dan garis-garis kebijaksanaan PT. Melia Nature Indonesia, peraturan-peraturan lain, termasuk perubahan-perubahan yang dilakukan dari waktu ke waktu oleh PT. Melia Nature Indonesia, akan mendasari perjanjian antara PT. Melia Nature Indonesia dengan distributor, tanpa persetujuan lebih dahulu dari distributor. Universitas Sumatera Utara 7. Distributor tidak akan melakukan penjualan produk-produk di bawah harga yang ditentukan oleh PT. Melia Nature Indonesia atau menjual produk- produk di toko, supermarket, apotek, salon dan penjualan umum lainnya. 8. Distributor memahami bahwa logotrademark perusahaan merupakan milik PT. Melia Nature Indonesia, sehingga distributor tidak berhak mengkopi, mencetak dan menggandakannya. 9. Semua data pribadi distributor yang termasuk, menjadi milik PT. Melia Nature Indonesia, dan jika disalurkan pada pihak ketiga semata-mata untuk kepentingan tujuan usaha. 10. Distributor memahami bahwa merupakan hal yang penting untuk mendapatkan persetujuan terlebih dahulu sebelum melibatkan diri dalam aktivitas usaha dan PT. Melia Nature Indonesia berhak untuk menerima atau menolak semua permohonan. 11. Surat perjanjian ini baru berlaku setelah pemohon menandatangani dan telah disahkan oleh PT. Melia Nature Indonesia . 12. Permohonan distributor yang melalui fax harus diisi lengkap dan jelas di atas formulir permohonan distributor yang resmi dari PT. Melia Nature Indonesia, perbedaan formulir akan mengakibatkan permohonan tidak diproses tertunda. 13. Surat Perjanjian disahkan oleh PT. Melia Nature Indonesia jika semua persyaratan baik data maupun pembayaran sudah dipenuhi oleh pemohon, kelalaian memenuhi persyaratan akan mengakibatkan permohonan distributor tidak diprosestertunda. Universitas Sumatera Utara 14. Pemohon dengan ini menyatakan bahwa keterangan yang diberikan di balik formulir ini adalah jujur dan benar. Distributor memahami bahwa kedistributorannya dapat diambil alihdibatalkan secara sepihak dan atau dapat diajukan ke pengadilan oleh PT. Melia Nature Indonesia apabila Distributor tidak mematuhi ketentuan-ketentuan yang tertera di atas. 15. Distributor dilarang mempengaruhi anggota atau distributor PT. Melia Nature Indonesia lainnya untuk pindah ke jaringan perusahaan MLM. Berdasarkan contoh kode etik tersebut dapat dilihat bahwa kode etik ini berisikan bagian-bagian yang menentukan sikap distributor atau mitra usaha yang sesuai dengan peraturan perusahaan penjualan langsung atau MLM. Seorang mitra usaha harus taat kepada kode etik yang telah ditentukan dan disepakati oleh kedua belah pihak dan apabila ada pihak yang melanggar akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati.

C. Kedudukan Hukum Mitra Usaha dalam Perusahaan Berbasis Distribusi Penjualan Langsung

Dokumen yang terkait

Pertanggungjawaban Mitra Usaha dalam Perusahaan Berbasis Penjualan Langsung terhadap Pemberian Garansi atas Produk yang Diperdagangkan

1 22 123

Pertanggungjawaban Mitra Usaha dalam Perusahaan Berbasis Penjualan Langsung terhadap Pemberian Garansi atas Produk yang Diperdagangkan

0 0 9

Pertanggungjawaban Mitra Usaha dalam Perusahaan Berbasis Penjualan Langsung terhadap Pemberian Garansi atas Produk yang Diperdagangkan

0 0 2

Pertanggungjawaban Mitra Usaha dalam Perusahaan Berbasis Penjualan Langsung terhadap Pemberian Garansi atas Produk yang Diperdagangkan

0 1 23

Pertanggungjawaban Mitra Usaha dalam Perusahaan Berbasis Penjualan Langsung terhadap Pemberian Garansi atas Produk yang Diperdagangkan

0 0 53

Perlindungan Hukum Terhadap Mitra Usaha Dalam Perusahaan Berbasis Distribusi Penjualan Langsung Atas Tuntutan Ganti Rugi oleh Konsumen yang Disebabkan Karena Kegagalan Produk

0 2 7

Perlindungan Hukum Terhadap Mitra Usaha Dalam Perusahaan Berbasis Distribusi Penjualan Langsung Atas Tuntutan Ganti Rugi oleh Konsumen yang Disebabkan Karena Kegagalan Produk

0 1 1

Perlindungan Hukum Terhadap Mitra Usaha Dalam Perusahaan Berbasis Distribusi Penjualan Langsung Atas Tuntutan Ganti Rugi oleh Konsumen yang Disebabkan Karena Kegagalan Produk

0 0 20

Perlindungan Hukum Terhadap Mitra Usaha Dalam Perusahaan Berbasis Distribusi Penjualan Langsung Atas Tuntutan Ganti Rugi oleh Konsumen yang Disebabkan Karena Kegagalan Produk

0 0 24

Perlindungan Hukum Terhadap Mitra Usaha Dalam Perusahaan Berbasis Distribusi Penjualan Langsung Atas Tuntutan Ganti Rugi oleh Konsumen yang Disebabkan Karena Kegagalan Produk

0 0 3