Serfianto D., R., Iswi Hariyani, Cita Yustisia.Multi Level Marketing Money Game Skema Piramid. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2011.
Serfianto,R., D. Purnomo et.al.. 2011.Multi Level Marketing Money Game SkemaPiramid, Cetakan ke 1, Jakarta: Kompas Gramedia, 2011.
Soerjono Soekanto, Soerjono, Sri Mamudji.Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006.
Soerjono Soekanto, Soerjono. Pengantar Penelitian Hukum.Jakarta:UI-Press, 2008.
Sukirno, Sadono.Mikro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada, 1994.
Sutedi, Adrian. Tanggung Jawab Produk dalam Hukum Perlindungan Konsumen. Bogor: Ghalia Indonesia. Bogor, 2008.
Tarmizi, Yusuf. Strategi MLM Secara Cerdas dan Halal. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2000.
Tracy, Brian. MLM Sukses. Malang: PT. Delapratasa Publishing, 2005. William J. Stanton, William.Prinsip Pemasaran, Edisi Ketujuh, Jilid 2. Jakarta:
Erlangga, 1995.
B. Perundang-undangan
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor 32M-DAGPER82008 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Perdagangan dengan Sistem Penjualan
Langsung
Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor 13M-DAGPER32006 tentang Ketentuan dan Tata Cara Penerbitan Surat Izin Usaha Penjualan Langsung
Universitas Sumatera Utara
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
C. Skripsi
Eneilmy, Elfano. “Perlindungan Hukum Mitra Usaha dalam Multi Level Marketing”. Skripsi Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas
Padjajaran. 2012.
D. Kamus Kamus Besar Bahasa Indonesia
Black’s Law Dictionary
Merriam Webster Inc, Merriam Webster Dictionary Springfield: Merriam-
Webster, 1997
E. Media Online
About Direct Selling, http:www.wfdsa.orgabout_dir_sell?fa=whatisdsdiakses tanggal 12 Maret 2016.
Bisnis Penjualan Langsung Direct Selling, http:perilakuorganisasi.combisnis-, penjualan-langsung-direct-selling.html diakses pada tanggal 12 Maret
2016. Ethic Code, http:www.greenlite.co.idethic-code diakses tanggal 8 Maret
2016. Kode Etik Distributor PT. MNI, http :promediapolisku.blogspot.co.id 201105
kode- etik- distributor-pt mni.html diakses pada tanggal 15 Maret 2016. Pengertian Direct Selling, MLM, dan Jenis-Jenisnya, http: infobisniswaralaba.
blogspot.com201210pengertian-direct-selling-mlm-dan-jenis.html? m=1 diakses tanggal 23 Februari 2016.
Sejarah Sistem Jualan Langsung,http:www.drhafizosman.com201202sejarah- sistem-jualan-langsung-multi.html diakses pada tanggal 18 Februari 2016.
Universitas Sumatera Utara
45
BAB III KEDUDUKAN HUKUM MITRA USAHA DALAM PERUSAHAAN
BERBASIS DISTRIBUSI PENJUALAN LANGSUNG
A. Definisi Mitra Usaha Secara Umum
Dalam dunia bisnis modern, jarang terjadi pertemuan langsung antara produsen dan konsumen. Pada umumnya arus barang mulai dari produsen hingga
konsumen melewati berbagai perantara perdagangan, mulai dari distributor, pengangkut barang, perantara pembayaran seperti bank dan sebagainya.
Landasan utama dari kegiatan pedagang perantara adalah kontrak perjanjian, khususnya antara pihak yang menyuruh dan pihak yang disuruh untuk melakukan
suatu pekerjaan atau urusan. Pada bagian pertama Undang-Undang tentang Kemitraan Partnership 1890, mendefenisikan Kemitraan sebagai berikut, “the
relationship which subsist between person carrying on a business with a view to profit”, maksudnya adalah suatu hubungan yang timbul antara orang dengan
orang untuk menjalankan suatu usaha dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan.
48
Hubungan antara orang dengan orang tersebut timbul berdasarkan kontrak yang dinyatakan secara langsung atau tidak langsung. Adapun yang menjadi
karakteristik atau ciri umum dari suatu kerjasama yang dibuat oleh para pihak dalam hal kemitraan adalah :
49
48
Johannes Ibrahim, Op. Cit., hlm. 26
49
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
1. Timbul karena adanya keinginan untuk mengadakan hubungan konsensual,
dimana keinginan itu timbul bukan karena diatur oleh Undang-undang melainkan dari masing-masing pribadi para pihak.
2. Selalu melibatkan unsur-unsur seperti modal, pekerja atau gabungan dari
keduanya. 3.
Pada umumnya terdiri atas perusahaan firma dan mitranya. 4.
Dibentuk untuk memperoleh keuntungan bagi para pihak. Suatu kemitraan pada dasarnya dapat berdiri berdasarkan keinginan para
pihak yang membuatnya. Berdasarkan jenisnya, kemitraan dapat dibedakan sebagai berikut :
50
a. General partnership dan specific partnership
1 General partneship
Kemitraan ini timbul berdasarkan hubungan secara umum dari berbagai macam bentuk bisnis.
2 Specific partnership
Kemitraan ini dibentuk untuk satu maam bentuk transaksi. Seperti contoh kemitraan untuk menjual saja atau membeli saja.
b. Trading partnership dan non trading partnership
1 Trading partnership
Kemitraan yang dibentuk dengan tujuan pembelian maupun penjualan dalam bidang perdagangan barang, seperti contoh perusahaan yang
bergerak di bidang usaha bahan makanan.
50
Ibid., hlm. 27.
Universitas Sumatera Utara
2 Non trading partnership
Kemitraan yang dibentuk untuk sesuatu yang bersifat tidak komersial, seperti contoh kerjasama dalam bidang kedokteran.
Berdasarkan Pasal 1 ayat 1 Permendag 322008, setiap perusahaan yang bergerak di bidang direct selling atau MLM bekerja sama dengan mitra
usahanya untuk mendapat keuntungan dengan cara memberi uang ataupun barang sebagai imbalan kepada mitra usahanya dengan menggunakan target
ataupun diukur dari total hasil penjualan kepada konsumen dan pengembangan jaringan pemasaran yang telah dicapai oleh mitra usahanya tersebut. Definisi
mitra usaha sendiri tercantum dalam Pasal 1 ayat 4 Permendag 322008, yaitu : ”Mitra usaha adalah anggota mandiri jaringan pemasaran atau penjualan
yang berbentuk badan usaha atau perseorangan dan bukan merupakan bagian dari struktur organisasi perusahaan yang memasarkan atau
menjual barang danatau jasa kepada konsumen akhir secara langsung dengan mendapatkan imbalan berupa komisi danatau bonus atas
penjualan.”
Berdasarkan pasal diatas yang menyebutkan tentang definisi mitra usaha secara umum, mitra usaha dianggap sebagai pedagang perantara atau pembantu
pengusaha. Hal itu dapat dilihat dengan jelas dalam praktiknya, bahwa hak dan tanggung jawab mitra usaha itu berbeda-beda tergantung kontrak yang dibuat
dengan perusahaan induknya, namun terdapat beberapa poin yang bisa membuat seorang mitra usaha bisa dikategorikan baik sebagai pedagang perantara.
Universitas Sumatera Utara
Tugas utama pedagang perantara adalah menghubungkan produsen dengan konsumen. Pedagang perantara secara umum dapat dibagi dalam dua
golongan yakni :
51
1. Berdasarkan hubungan kerja, artinya pedagang perantara dalam menjalankan
tugasnya terikat dalam perjanjian kerja antara majikan dan pekerja. Macam- macamnya antara lain pekerja keliling, pengurus filial, pemegang prokurasi,
dan pimpinan perusahaan. 2.
Berdiri sendiri, artinya pedagang perantara tidak terikat dengan pemberi kerja. Macam-macamnya antara lain agen perdagangan, makelar, komisioner,
perantara pedagang efek dan pialang berjangka.
B. Kode Etik Mitra Usaha pada Perusahaan Berbasis Distribusi Penjualan Langsung