Dominant-Hegemonic Position. Interpretasi Penonton Terhadap Konglomerasi Media Dalam Film (Analisis Resepsi Interpretasi Penonton Terhadap Konglomerasi Media Dalam Film Dokumenter Di Balik Frekuensi)

1. Dominant-Hegemonic Position.

Posisi ini terjadi resepsi menyerap makna dan informasi yang tersirat dalam suatu ‘meaningful discourse’ secara penuh dan menghasilkan pesan yang sama persis seperti ketika pesan tersebut dibuat oleh produsen. Hall menyebut orang yang berada dalam posisi ini ‘operating insde the dominant code’ atau ‘beroperasi dalam kode dominan’. Disini tidak ditemukan kontradiksi antara pesan produsen dengan nilai-nilai sosial budaya yang dipegang konsumen. Wilbur Schramm Effendy, 2006: 74 menyatakan bahwa komunikasi akan berhasil terdapat kesamaan makna apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator, dalam hal ini filmmaker, cocok dengan kerangka acuan frame of reference, yakni paduan pengalaman dan pengertian collection of experiences and meanings yang diperoleh oleh komunikan atau audience. Schramm menambahkan, bahwa bidang pengalaman field of experience juga merupakan faktor yang penting dalam komunikasi. Jika bidang pengalaman komunikator sama dengan bidang pengalaman komunikan, maka penyampaian pesan akan berlangsung lancar. Sebaliknya, bila bidang pengalaman komunikan tidak sama dengan bidang pengalaman komunikator, akan timbul kesukaran untuk mengerti atau satu sama lain. Berdasarkan pengkategorian topik yang telah diklasifikasi dalam bagan, informan yang menempati posisi hegemonik dominan adalah MM informan V dan RS informan VI. Hasil wawancara mendapati interpretasi MM dan RS yang menerima seluruh nilai-nilai konglomerasi media yang direpresentasikan baik dari sisi ‘meaningful discourse’ maupun sinmatografi dalam film Di Balik Frekuensi. Terutama MM yang menyatakan bahwa secara sinematografi film ini bagus dan mudah dimengerti olehnya sebagai orang awam terhadap media. Hal ini dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan MM yang tidak memiliki hubungan langsung dengan dunia media baik secara teoretis maupun praktis. Pengalaman yang dialaminya juga tidak ada mengenai konglomerasi media. Sedangkan RS meskipun memiliki latar belakang Universitas Sumatera Utara pendidikan di Departemen Ilmu Komunikasi, namun ia menerima semua pesan yang disampaikan oleh film Di Balik Frekuensi tanpa ada bantahan sedikitpun. Hal ini menurut hasil pengamatan peneliti dipengaruhi oleh tingkatan pendidikannya di perguruan tinggi yang masih memasuki tahun pertama dan belum menngetahui dunia media secara mendalam.

2. Negotiated-Position

Dokumen yang terkait

Interpretasi Penonton Terhadap Pluralisme Dalam Film (Analisis Resepsi Interpretasi Penonton Terhadap Pluralisme Dalam Film

6 105 126

Interpretasi Penonton Terhadap Pluralisme Dalam Film (Analisis Resepsi Interpretasi Penonton Terhadap Pluralisme Dalam Film

0 1 28

Interpretasi Penonton Terhadap Pluralisme Dalam Film (Analisis Resepsi Interpretasi Penonton Terhadap Pluralisme Dalam Film

0 0 4

Interpretasi Penonton Terhadap Pluralisme Dalam Film (Analisis Resepsi Interpretasi Penonton Terhadap Pluralisme Dalam Film

0 0 25

Interpretasi Penonton Terhadap Konglomerasi Media Dalam Film (Analisis Resepsi Interpretasi Penonton Terhadap Konglomerasi Media Dalam Film Dokumenter Di Balik Frekuensi)

1 6 18

Interpretasi Penonton Terhadap Konglomerasi Media Dalam Film (Analisis Resepsi Interpretasi Penonton Terhadap Konglomerasi Media Dalam Film Dokumenter Di Balik Frekuensi)

0 0 2

Interpretasi Penonton Terhadap Konglomerasi Media Dalam Film (Analisis Resepsi Interpretasi Penonton Terhadap Konglomerasi Media Dalam Film Dokumenter Di Balik Frekuensi)

0 0 9

Interpretasi Penonton Terhadap Konglomerasi Media Dalam Film (Analisis Resepsi Interpretasi Penonton Terhadap Konglomerasi Media Dalam Film Dokumenter Di Balik Frekuensi)

1 4 30

Interpretasi Penonton Terhadap Konglomerasi Media Dalam Film (Analisis Resepsi Interpretasi Penonton Terhadap Konglomerasi Media Dalam Film Dokumenter Di Balik Frekuensi)

0 0 4

Interpretasi Penonton Terhadap Konglomerasi Media Dalam Film (Analisis Resepsi Interpretasi Penonton Terhadap Konglomerasi Media Dalam Film Dokumenter Di Balik Frekuensi)

0 0 72