Informan IV STG STG merupakan seorang pria yang saat ini sedang mengabdikan

Selain hobi mendengarkan musik, informan III juga sangat menyenangi dunia desain dan programming. Hal ini sejalan dengan pekerjaanya sekarang sebagai Web Designer. Di waktu senggang ia menyisakan minimal satu hari untuk menonton film sebagai penyegaran setelah bekerja seharian di kantor dan lapangan. Film favoritnya adalah Transformer. Film dokumenter yang pernah ia tonton selain Di Balik Frekuensi adalah Opera Batak. Ia pertama kali menonton film Di Balik Frekuensi pada bulan Januari tahun 2014 pada acara pelatihan yang diadakan oleh kantor tempat ia bekerja.

4. Informan IV STG STG merupakan seorang pria yang saat ini sedang mengabdikan

diri bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Kementrian Keuangan di Kantor Pelayanan Utama Tipe A Bea dan Cukai Tanjung Priok. Profesinya saat ini ia dapatkan dari pendidikan terakhirnya di bangku kuliah Diploma 1 jurusan Kepabeanan dan Cukai di Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Negara dua tahun lalu. Untuk menuju impiannya ini, ia juga merelakan pendidikan sebelumnya di Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Menurutnya selain bisa mendapatkan kesempatan untuk mengabdikan diri pada negara, ia juga melihat peluang realistis yakni, jaminan kerja setelah pendidikan. Pria kelahiran kota Pematangsiantar, 14 September 1992 ini memiliki postur tubuh mesomorphy yakni proporsional dengan tinggi 165 cm dan berat badan 66 kg, sedikit tegap dan berotot, dan cenderung atletis. Bentuk wajah lonjong, warna kulit kuning langsat, dan memiliki potongan rambut belah samping. Sehari-hari ia menyukai pakaian yang casual dan rapi seperti memadukan kaos, jeans, dan sepatu. Pilihan warna yang paling sering ia gunakan adalah biru dan abu-abu. Menurutnya, warna netral membuat tingkat percaya dirinya meningkat. Informan VI berasal dari suku Batak Toba. Dengan garis patrilineal, ia mengikuti adat orangtuanya yang kebetulan berasal dari suku yang sama dan keturunan yang berbeda. Ia merupakan anak sulung dari tiga bersaudara sekaligus sebagai satu-satunya anak laki-laki dalam Universitas Sumatera Utara keluarganya, dua adik perempuannya masih duduk di bangku Sekolah Menangah Atas SMA dan Sekolah Menengah Pertama SMP di Pematangsiantar. Tipe pola asuh yang diterapkan dalam keluarganya adalah demokratis. Hal ini membuat ia merasa diberi kebebasan dalam menenentukan pilihannya, baik pekerjaan mau hobi. Meskipun begitu, ia merasa memiliki tanggung jawab untuk menjaga kepercayaan yang diberikan orangtuanya. Selain optimistis dan berprinsip, karakter koleris dalam diri informan IV ditunjukkan pada sifatnya yang ambisius dan berjiwa kepemimpinan yang kuat. Hal ini terlihat dari pengalaman ia saat menjadi ketua organisasi Remaja Pencinta Alam RAPALA dan ketua panitia pada acara Pesantren Kilat Sanlat ketika ia duduk di bangku SMA. Informan IV memiliki hobi yang berkesinambungan satu sama lain, yakni fotografi dan travelling. Ia menggeluti dunia fotografi sejak tahun 2010 dan mulai sering melakukan perjalanan ke luar kota sejak tahun 2013. Menurutnya, kedua hobinya ini dapat dilakukan secara bersamaan ketika ia sedang melakukan perjalanan wisata ataupun eksplorasi perjalanannya untuk mendaki gunung minimal dua bulan sekali. Melalui hobinya ini juga ia banyak mendapatkan penghargaan atas hasil karya fotografinya dibeberapa media sosial atau perlombaan tingkat komunitas. Selain membaca buku, menonton film juga merupakan salah satu hobi pria yang pernah juara 2 lomba cerdas cermat mata pelajaran Matematika ketika SD ini. Menarik dan belajar videografi merupakan alasan utama informan IV menyukai dunia film. Adapun film favoritnya adalah Inception dan The Shawshank Redemption. Sejalan dengan penelitian ini, ternyata selain film dokumenter Di Balik Frekuensi informan IV menyukai beberapa film dokumenter tentang alam yakni, Karpet dan Bagimu Negeri Jiwaku. Meskipun tidak ada latar belakang media, namun Informan IV telah mengetahui dan menonton film dokumenter Di Balik Frekuensi pada bulan Oktober tahun 2013 lalu. Ia mendapatkannya secara tidak sengaja Universitas Sumatera Utara ketika bertukar film dengan teman dekatnya dan kemudian merasa penasaran terhadap isi film Di Balik Frekuensi.

5. Informan V MM MM adalah salah satu mahasiswi yang saat ini sedang berjuang

Dokumen yang terkait

Interpretasi Penonton Terhadap Pluralisme Dalam Film (Analisis Resepsi Interpretasi Penonton Terhadap Pluralisme Dalam Film

6 105 126

Interpretasi Penonton Terhadap Pluralisme Dalam Film (Analisis Resepsi Interpretasi Penonton Terhadap Pluralisme Dalam Film

0 1 28

Interpretasi Penonton Terhadap Pluralisme Dalam Film (Analisis Resepsi Interpretasi Penonton Terhadap Pluralisme Dalam Film

0 0 4

Interpretasi Penonton Terhadap Pluralisme Dalam Film (Analisis Resepsi Interpretasi Penonton Terhadap Pluralisme Dalam Film

0 0 25

Interpretasi Penonton Terhadap Konglomerasi Media Dalam Film (Analisis Resepsi Interpretasi Penonton Terhadap Konglomerasi Media Dalam Film Dokumenter Di Balik Frekuensi)

1 6 18

Interpretasi Penonton Terhadap Konglomerasi Media Dalam Film (Analisis Resepsi Interpretasi Penonton Terhadap Konglomerasi Media Dalam Film Dokumenter Di Balik Frekuensi)

0 0 2

Interpretasi Penonton Terhadap Konglomerasi Media Dalam Film (Analisis Resepsi Interpretasi Penonton Terhadap Konglomerasi Media Dalam Film Dokumenter Di Balik Frekuensi)

0 0 9

Interpretasi Penonton Terhadap Konglomerasi Media Dalam Film (Analisis Resepsi Interpretasi Penonton Terhadap Konglomerasi Media Dalam Film Dokumenter Di Balik Frekuensi)

1 4 30

Interpretasi Penonton Terhadap Konglomerasi Media Dalam Film (Analisis Resepsi Interpretasi Penonton Terhadap Konglomerasi Media Dalam Film Dokumenter Di Balik Frekuensi)

0 0 4

Interpretasi Penonton Terhadap Konglomerasi Media Dalam Film (Analisis Resepsi Interpretasi Penonton Terhadap Konglomerasi Media Dalam Film Dokumenter Di Balik Frekuensi)

0 0 72