Aspek-Aspek Kesejahteraan Psikologis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis

11 Sehingga dari penjabaran beberapa defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa kesejahteran psikologis adalah kondisi tercapainya kebahagiaan tanpa adanya gangguan psikologis yang di pengaruhi oleh lingkungan sekitar sebagai hasil dari evaluasi individu terhadap dirinya sendiri.

2. Aspek-Aspek Kesejahteraan Psikologis

Menurut Ryff 1989 kesejahteraan psikologis memiliki enam aspek, yaitu: a. Penerimaan diri, yaitu tingkat kemampuan individu dalam bersikap terhadap dirinya sendiri, tanggup jawab terhadap diri sendiri, berani mengakui kesalahan dan introspeksi diri. b. Hubungan positif dengan orang lain, yaitu tingkat kemampuan dalam hubungan hangat dengan orang lain, hubungan interpersonal yang didasari kepercayaan, serta perasaan empati dan kasih sayang yang kuat. c. Otonomi, yaitu tingkat kemampuan individu dalam menentukan nasib sendiri, kebebasan, pengendalian internal, individual, dan pengaturan perilaku internal, dasar kepercayaan bahwa pikiran dan tindakan seseorang berasal dari dirinya sendiri dan seharusnya tidak ditentukan oleh kendali orang lain. d. Penguasaan lingkungan, yaitu tingkat kemampuan individu untuk memilih atau menciptakan lingkungan yang sesuai dengan kondisi batinnya. Penguasaan lingkungan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu mengubah lingkungan agar sesuai dengan kondisi individu yang di ubah adalah Universitas Sumatera Utara 12 lingkungan dan individu beradaptasi dengan lingkungan yang ada tanpa merubah lingkungan tersebut yang berubah adalah individunya. e. Tujuan hidup, yaitu pemahaman yang jelas mengenai tujuan hidup, pendirian terhadap tujuan dan tujuan yang telah direncanakan. f. Pertumbuhan pribadi, yaitu tingkat kemampuan individu dalam mengembangkan potensinya secara terus menerus, menumbuhkan dan memperluas diri sebagai orang person, suatu kekuatan yang terus berjuang untuk menyatakan diri, dan melawan rintangan eksternal, sehingga pada akhirnya individu berjuang untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis dari pada sekedar memenuhi aturan moral.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan psikologis menurut Ryff dan Keyes 1995 yaitu : a. Faktor demografis, seperti usia, jenis kelamin, status sosial ekonomi dan budaya. b. Faktor dukungan sosial Merupakan gambaran berbagai ungkapan perilaku suportif mendukung kepada seorang individu yang diterima oleh individu yang bersangkutan dari orang-orang yang cukup bermakna dalam hidupnya. An dan Cooney 2006, menyatakan bahwa bimbingan dan arahan dari orang lain generativity memiliki peran yang penting pada kesejahteraan psikologis. Hal ini termasuk kedalam perilaku hubungan Relation Behaviour yang mana pemimpin, mendengar, memfasilitasi, dan mendukung karyawan, sehingga Universitas Sumatera Utara 13 karyawan dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik Hersey Blanchard, 1988. Dukungan sosial yang diberikan adalah untuk mendukung karyawan dalam mencapai tujuan dan kesejahteraan hidup. c. Evaluasi terhadap pengalaman hidup Evaluasi individu terhadap pengalaman hidupnya memiliki pengaruh yang penting terhadap tingkat kesejahteraan psikologis Ryff, 1995. Interprestasi dan penglaman hidup diukur dengan mekanisme evaluasi diri dan dimensi kesejahteraan psikologis digunakan sebagai indikator kesehatan mental. d. Kepribadian Gutie´rrez, Jime´nez, Herna´ndez, dan Puente 2004, menyatakan kepribadian merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam kesejahteraan psikologis. Schmutte dan Ryff 1997 menemukan sifat, low neuroticism , ekstrovert dan conscientiousness, berpengaruh pada kesejahteraan psikologis khususnya pada penerimaan diri, penguasaan lingkungan dan tujuan hidup. Meskipun demikian aspek-aspek kesejahteraan psikologis yang lain juga berkorelasi dengan kepribadian yang lainya. Sifat keterbukaan terhadap pengalaman baru dan ekstovert pertumbuhan diri, sedangkan agreeableness berpengaruh pada hubungan positif dengan orang lain dan dimensi otonomi berkorelasi dengan beberapa kepribadian namun yang paling menonjol adalah neurotik. e. Religiusitas Hal ini berkaitan dengan transendensi segala persoalan hidup kepada Tuhan Individu yang memiliki tingkat religiusitas tinggi lebih mampu memaknai Universitas Sumatera Utara 14 kejadian hidupnya secara positif sehingga hidupnya menjadi lebih bermakna Bastaman, 2000.

B. IKLIM ORGANISASI 1. Defenisi Iklim Organisasi