Pembahasan ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

68 stres yang sedang sebanyak 189 orang 72,6 dan yang memiliki tingkat stres yang rendah sebanyak 48 orang 18,4.

D. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklim organisasi dan stres berpengaruh terhadap kesejahteraan psikologis, dimana iklim organisasi memberikan pengaruh positif sedangkan stres memberikan pengaruh negatif terhadap kesejahteraan psikologis. Seperti yang dikemukakan oleh Gibson 2000 bahwa iklim organisasi adalah sifat lingkungan kerja atau lingkungan psikologis dalam organisasi yang dirasakan oleh para pekerja atau anggota organisasi dan dianggap dapat mempengaruhi sikap dan perilaku pekerja terhadap pekerjaannya. Perubahan iklim organisasi merupakan salah satu cara untuk melakukan pendekatan terhadap stres yang dilakukan oleh perusahaan Veitzhal, 2004. Dimana, interaksi seseorang dengan pekerjaannya dan lingkungan kerjanya yang tidak nyaman dapat menjadi pemicu stres kerja Luthans, 1998. Jika seorang pekerja mengalami stres, hal itu dapat berdampak pada kesejahteraannya. Hal tersebut dapat didukung dari penelitian yang dilakukan oleh Karyono 2007 yang menyatakan bahwa individu yang mengalami stres yang berkepanjangan dapat mengalami penurunan psikologis. Berdasarkan hasil penelitian , diperoleh bahwa terdapat pengaruh iklim organisasi dan stres terhadap kesejahteraan psikologi yang dapat dilihat dari hasil perhitungan bahwa nilai p 0.005 dan nilai R = 0,623. Selain itu dari nilai koefisien determinan R-square yang diperoleh dari pengaruh iklim organisasi dan stres terhadap kesejahteraan psikologis pada subjek penelitian adalah sebesar Universitas Sumatera Utara 69 0,389. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh iklim organisasi dan stres terhadap kesejahteraan psikologis adalah sebesar 38,9 . Yang artinya, iklim organisasi dan stres memberikan sumbangan efektif sebesar 38,9 dalam mempengaruhi kesejahteraan psikologi. Tingkat kesejahteraan psikologis pada subjek penelitian dapat dilihat melalui perbandingan mean hipotetik dan mean empirik . Perbandingan mean hipotetik dan mean empirik menunjukkan bahwa kesejahteraan psikologis subjek penelitian berada di atas rata-rata kesejahteraan psikologis ada umumnya. Hal ini dapat dilihat melalui skor mean empirik yang lebih besar dibandingkan dengan skor mean hipotetik 91,3875. Berdasarkan hasil kategorisasi tidak ada subjek penelitian yang memiliki kesejahteraan psikologi pada kategori yang rendah. Hampir sebahagian subjek penelitian memiliki kesejahteraan psikologis pada kategori sedang yaitu 46,5 dan 53,5 memiliki kesejahteraan psikologis pada kategori tinggi. Hasil penelitian secara parsial menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan iklim oranisasi dan kesejahteraan psikologis. Hal ini berarti bahwa persepsi positif pegawai terhadap iklim organisasi berkontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan psikologisnya. Adapun alasan yang dapat menjelaskan pengaruh tersebut yaitu mengacu pada pendapat Umstot 1988 bahwa iklim organisasi yang baik ditandai adanya 1 otonomi individual; 2 tingkat struktur aturan terhadap posisi, yaitu arahan,pengawasan, aturan dan prosedur, serta tujuan yang berhubungan dengan pekerjaan; 3 orientasi kompensasi; 4 perhatian, kehangatan dan dukungan diberikan organisasi ataupun atasan; 5 Kepercayaan. Universitas Sumatera Utara 70 Jika kondisi iklim organisasi sebagaimana dipersepsi oleh karyawan baik, maka menurut Umstot akan menghasilkan 3 katagori psychological states, yaitu 1 kebermaknaan pekerjaan yang dialami; 2 tanggungjawab hasil pekerjaan yang dialami; 3 pengetahuan dari hasil nyata pekerjaan yang dilaksanakan. Bila ketiga kondisi psikologis ini muncul, maka sejumlah kepribadian dan hasil pekerjaan positif dapat diprediksikan. Orang akan merasa lebih baik dengan pekerjaan mereka dan lebih menyukai pekerjaan yang berkualitas tinggi. Hal ini juga terlihat dari pernyataan yang dikemukan oleh Zulkarnain 2013 bahwa individu akan mampu menjalankan fungsinya dengan baik, mengerjakan segala tugas dan bertanggung jawab ketika individu memiliki kesejahteraan psikologis. Namun, jika tanda-tanda iklim organisasi tersebut tidak muncul dengan kata lain iklim organisasinya buruk , maka 3 kategori psychological states tidak terpenuhi yang mengakibatkan individu merasa tidak nyaman dan tidak menyukai pekerjaan mereka. Sehingga dapat menunjukkan bahwa mereka memiliki tingkat kesejahteraan psikologis yang rendah. Kedua, kesejahteraan psikologis pekerja juga bergantung pada lingkungan kerjanya Briner, 2000. Lingkungan kerja seseorang juga bisa menghasilkan dampak positif maupun negatif pada kesejahteraan psikologi Briner, 2000. Lingkungan kerja yang menyenangkan membuat sikap pegawai positif dan memberikan dorongan untuk bekerja lebih baik, sebaliknya jika situasinya tidak menyenangkan mereka cenderung meninggalkan lingkungan tersebut. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa terdapat pengaruh positif iklim organisasi terhadap kesejahteraan psikologis yang dapat dilihat dari hasil Universitas Sumatera Utara 71 perhitungan bahwa nilai p 0.005 dan nilai R = 0,605. Selain itu dari nilai koefisien determinan R-square yang diperoleh dari pengaruh iklim organisasi terhadap kesejahteraan psikologis pada subjek penelitian adalah sebesar 0,366. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh iklim organisasi terhadap kesejahteraan psikologis adalah sebesar 36,6 . Yang artinya, iklim organisasi memberikan sumbangan efektif sebesar 36,6 dalam mempengaruhi kesejahteraan psikologis. Tingkat persepsi iklim organisasi dan kesejahteraan psikologi dapat dilihat melalui perbandingan mean hipotetik dan empirik. Perbandingan mean hipotetik dan mean empirik menunjukkan bahwa tingkat persepsi iklim organisasi subjek penelitian berada di atas rata-rata tingkat persepsi iklim organisasi pada umumnya. Hal ini dapat dilihat melalui skor mean emprik yang lebih besar dibandingkan dengan skor mean hipotetik 72,5660. Berdasarkan hasil kategorisasi tidak ada subjek penelitian yang memiliki persepsi negatif terhadap iklim organisasi. Hampir sebahagian dari subjek penelitian memiliki persepsi yang netral terhadap iklim organisasi yaitu sebesar 46,1 dan 53,9 memiliki persepsi yang positif terhadap iklim organisasi Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang negatif antara kategori stres terhadap kesejahteraan psikologi. Dimana, jika individu mengalami peningkatan stres maka kesejahteraan psikologinya akan menurun, begitu juga sebaliknya jika individu mengalami penurunan stres maka kesejahteraan psikologinya akan meningkat. Menurut Quick et al 1997 mengkategorikan stres menjadi dua, yaitu eustress dan distress. Eustress merupakan hasil dari respon terhadap tekanan yang bersifat sehat, positif dan Universitas Sumatera Utara 72 konstruktif. Hal tersebut termasuk kesejahteraan individu dan juga organisasi yang diasosiasikan dengan pertumbuhan, fleksibilitas, kemampuan adaptasi, dan tingkat performance yang tinggi. Sedangkan, distress merupakan hasil dari respon terhadap tekanan yang bersifat tidak sehat, negatif dan destruktif. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa jika individu merespon dengan positif atau eustress maka kesejahteraan psikologisnya akan mengalami peningkatan dan jika individu merespon dengan negatif atau distres maka kesejahteraan psikologisnya akan mengalami peningkatan. Kemudian, sesuai dengan yang dikemukakan oleh Atkinson 2000, bahwa stres mengacu pada peristiwa yang dirasakan membahayakan kesejahteraan fisik dan psikologis seseorang. Ketika stres datang mengahampiri, individu merasa bahwa kesejahteraan fisik dan psikologisnya terganggu. Dimana, pada penelitian ini juga menunjukkan bahwa jika stres meningkat maka kesejahteraan karyawan terganggu yaitu mengalami penurunan, namun jika stres mengalami penurunan, maka kesejahteraan psikologis karyawan mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa terdapat pengaruh kategori stres terhadap kesejahteraan psikologi yang dapat dilihat dari hasil perhitungan bahwa nilai p 0.005. Selain itu dari nilai koefisien determinan R-square yang diperoleh dari pengaruh stres terhadap kesejahteraan psikologis pada subjek penelitian adalah sebesar 0,203. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh stres terhadap kesejahteraan psikologis adalah sebesar 20,3. Yang artinya, stres memberikan sumbangan efektif sebesar 20,3 dalam mempengaruhi kesejahteraan psikologi. Universitas Sumatera Utara 73 Tingkat stres dan kesejahteraan psikologis dapat dilihat melalui perbandingan mean hipotetik dan mean empirik. Perbandingan mean hipotetik dan mean empirik menunjukkan bahwa tingkat stres subjek penelitian berada di atas rata-rata tingkat stres pada umumnya. Hal ini dapat dilihat melalui skor mean empirik yang lebih besar dibandingkan dengan skor mean hipotetik 68,25 66. Berdasarkan hasil kategorisasi terdapat subjek penelitian yang memiliki tingkat stres yang rendah yaitu 18,4 . Hampir sebahagian besar subjek penelitian memiliki tingkat stres yang sedang yaitu 71,6 dan 9 memiliki tingkat stres yang tinggi. Universitas Sumatera Utara 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN