mengkonsultasikan r yang diperoleh dengan tabel pedoman interpretasi Sugiyono, maka dapat dilihat bahwa r = 0,296 berada pada interval koefisien antara 0,20 –
0,39. Jadi, tingkat pengaruh antara gaya kepemimpinan situasional terhadap kinerja pegawai di Badan Pertanahan Nasional BPN Kantor Pertanahan Kota
Medan berada pada tingkat hubungan rendah.
D. Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Uji “t”
Untuk mengetahui apakah variabel X dan variabel Y terdapat hubungan atau tidak, maka dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi dengan
menggunakan rumus Uji-t dan dk = n-2 dengan α = 0,05 uji dua pihak adalah
sebagai berikut :
r √n − 2
t = √1 − r
2
0,296 √60 − 2
t = �1 − 0,296
2
0,296 × 7,616 t =
√1 − 0.088 2,254
t = √0,912
2,254 t =
0,955 t = 2,360
Hasil perhitungan uji signifikansi koefisien korelasi didapat harga t
hitung
adalah 2,360 selanjutnya dibandingkan dengan harga t
tabel
. Jika dilihat pada tabel t
Universitas Sumatera Utara
untuk kesalahan 5 uji dua pihak dan dk = 60-2 = 28, maka diperoleh t
tabel
adalah 2,002. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Daerah Penolakan H
o
Daerah Penerimaan
H
o
Daerah Penolakan H
o
-2,360 -2,002
2,002 2,360
Gambar 5. Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Dengan Uji Dua Pihak
Berdasarkan perhitungan dan gambar diatas, t
hitung
bernilai 2,360 dan t
tabel
bernilai 2,002, maka dapat dinyatakan bahwa H
a
diterima jika –t α t
hitung
+t α-
2,002 2,360 dan 2,360 2,002 dan H
o
ditolak. Dari penjelasan tersebut ada pengaruh signifikan antara pengaruh antara gaya kepemimpinan situasional
terhadap kinerja pegawai di BPN Kantor Pertanahan Kota Medan.
E. Koefisien Determinasi
Tujuan koefisien determinan ini adalah untuk mengetahui persentase besarnya pengaruh variabel X variabel bebas terhadap variabel Y variabel
terikat, yang dapat dilakukan dengan menggunakan rumus : D =
�
��� 2
× 100
2
D = 0,296 × 100 D = 8,8
Universitas Sumatera Utara
Dengan koefisien determinasi, maka diperoleh hasil sebesar 8,8. Ini berarti pencapaian kinerja pegawai di Badan Pertanahan Nasional BPN Kantor
Pertanahan Kota Medan dipengaruhi oleh adanya gaya kepemimpinan situasional sebesar 8,8. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak
dibahas dalam penelitian ini yakni sebesar 91,2.
F. Regresi Linier Sederhana