BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keberhasilan suatu organisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu faktor penting adalah sumber daya manusia. Hal ini karena sumber daya
manusialah yang menggerakkan dan mengatur kegiatan organisasi tersebut dengan menghubungkan segenap tenaga, pikiran, bakat, dan kreativitas untuk
kelangsungan suatu organisasi. Oleh karena itu, untuk meraih keberhasilan yang diharapkan organisasi, maka dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas,
sehingga tujuan organisasi tercapai. Sumber daya manusia terdiri dari pemimpin dan pegawai. Pegawai
merupakan unsur terpenting dalam menentukan maju mundurnya suatu organisasi. Sejalan dengan pendapat Hasibuan 2007:76, pegawai adalah salah satu unsur
organisasi yang paling dinamis, dengan demikian kedudukan manusia dalam organisasi tidak dapat disamakan dengan unsur-unsur lain, sehingga didalam
pengelolaan pegawai seorang pemimpin harus benar-benar mampu mengelola pegawai dengan baik agar pegawai memiliki kinerja yang baik, dengan harapan
apa yang menjadi tujuan organisasi akan tercapai. Kemampuan pegawai tercermin dari kinerjanya. Kinerja sendiri adalah
tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. Menurut Hasibuan 2001:34, “kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam
melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas
1
Universitas Sumatera Utara
kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu”. Jika kinerja sumber daya manusia baik, maka kinerja organisasi akan baik juga.
Kinerja yang baik adalah kinerja yang optimal. Untuk itu guna mencapai kinerja pegawai yang optimal, diduga ada beberapa faktor yang mempengaruhi
kinerja pegawai, salah satunya adalah faktor eksternal yaitu kepemimpinan. Kinerja pegawai merupakan salah satu modal bagi organisasi untuk mencapai
tujuannya. Menurut Mangkunegara 2006:9, ”kinerja pegawai adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Sehingga kinerja pegawai adalah hal yang patut diperhatikan oleh
pemimpin organisasi baik pemerintahan maupun non pemerintahan, sebab menurunnya kinerja dari pegawai dapat mempengaruhi kinerja organisasi secara
keseluruhan. Kepemimpinan mempunyai peranan sentral dalam kehidupan organisasi.
Sebagai penggerak dalam organisasi, pemimpin adalah salah satu pemegang kunci dalam pencapaian tujuan organisasi. Keberhasilan organisasi dalam mencapai
tujuannya tidak lepas dari kemampuan pemimpinnya dalam mengelola sumber daya yang dimiliki oleh organisasi. Sumber daya tersebut termasuk pegawai yang
bekerja di organisasi tersebut. Menurut Hersey Blanchard 1982:99, “Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas seseorang atau
sekelompok orang untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu”. Faktor kepemimpinan dapat memberikan pengaruh yang berarti terhadap kinerja pegawai
karena pimpinan yang merencanakan, menginformasikan, membuat, dan
Universitas Sumatera Utara
mengevaluasi berbagai keputusan yang harus dilaksanakan dalam organisasi tersebut. Sebagaimana dituliskan Mangkunegara 2006:14 bahwa kepemimpinan
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang dalam organisasi, yaitu dengan menggunakan gaya kepemimpinan yang tepat.
Thoha 2004:49 mendefenisikan gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan seseorang pada saat orang tersebut mencoba
mempengaruhi orang lain seperti yang ia lihat. Salah satu gaya kepemimpinan yang dapat meningkatkan kinerja pegawai dan dapat memberikan perubahan
dalam organisasi yaitu gaya kepemimpinan situasional yang dikembangkan oleh Hersey dan Blanchard. Menurut Ivancevich dkk 2007:207 “gaya kepemimpinan
situasional merupakan gaya yang lebih menekankan pada pengikut dan tingkat kematangan mereka”. Dengan kata lain gaya kepemimpinan situasional
merupakan gaya atau cara-cara kepemimpinan yang ditunjukkan oleh seorang pemimpin untuk membimbing, melaksanakan, mengarahkan, mendorong
bawahan untuk mencapai tujuan dan mendayagunakan segala kemampuan secara optimal dengan mengkombinasikan situasi yang ada berkenaan dengan perilaku
pemimpin dan bawahannya. Gaya kepemimpinan ini akan selalu berusaha menyesuaikan dengan situasi dan kondisi organisasi, serta bersifat fleksibel dalam
menyesuaikanberadaptasi dengan kematangan bawahan dan lingkungan kerjanya. Hal ini sesuai dengan kondisi persaingan saat ini. Dalam era persaingan global
saat ini kondisi lingkungan selalu berubah sehingga agar dapat memenangkan persaingan tersebut perusahaan harus dituntut untuk lebih adaptif terhadap
lingkungan. Nurul, dkk : 2013
Universitas Sumatera Utara
Penelitian terdahulu yang terkait pada gaya kepemimpinan situasional, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Wulandari 2010, dengan hasil penelitian
bahwa gaya kepemimpinan situasional dan kompensasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan di PT. BANK JATIM Cabang Jember.
Selain itu ada penelitian dari Susanti 2011, yang menyatakan bahwa gaya kepemimpinan situasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja karyawan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikasi lebih kecil dari nilai taraf signifikasi 0,05. Kepemimpinan situasional mendasarkan pada perilaku
hubungan dan tugas, dimana seorang pemimpin yang efektif tidak saja ditunjukkan pada jumlah kekuasaan yang dimiliki tapi ditunjukkan oleh perhatian
dan komitmen pertumbuhan bawahannya, sehingga dapat meningkatkan hasil kerja yang lebih baik sehingga kinerjanya bisa lebih meningkat dan akan
meningkatkan kinerja perusahaan pula. Pemilihan gaya kepemimpinan yang benar disertai dengan motivasi
eksternal yang tepat dapat mengarahkan pencapaian tujuan perseorangan maupun tujuan birokrasi. Dengan gaya kepemimpinan atau teknik memotivasi yang tidak
tepat, tujuan birokrasi akan terganggu dan pegawai-pegawai dapat merasa kesal, gelisah, konflik, dan tidak puas. Oleh karena gaya kepemimpinan adalah suatu
cara pemimpin untuk mempengaruhi bawahannya. Pasolong, 2008 : 36 Badan Pertanahan Nasional disingkat BPN adalah lembaga pemerintah
nonkementrian di Indonesia yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Presiden dan dipimpin oleh Kepala Badan Sesuai dengan Perpres No. 20 Tahun
2015. Badan Pertanahan Nasional mempunyai tugas melaksanakan tugas
Universitas Sumatera Utara
pemerintahan di bidang pertanahan secara nasional, regional dan sektoral sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya, BPN dikoordinasikan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agraria dan tata ruang.
Kantor Pertanahan Kota Medan merupakan unsur penyelenggaraan tugas dan fungsi BPN di daerah Kota Medan Provinsi Sumatera Utara yang
melaksanakan tugas pemerintahan dibidang pertanahan. Tugas, fungsi, susunan organisasi, dan tata kerja Kantor Pertanahan Kota Medan ditetapkan oleh Kepala
setelah mendapat persetujuan dari menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang aparatur negara. Badan Pertanahan Nasional terdiri dari
beberapa bagian atau seksi yang memiliki tenaga kerja atau pegawai yang bekerja langsung di bagian masing-masing sesuai dengan jabatan dan penempatan kerja
yang sudah ditetapkan. Studi pendahuluan yang penulis lakukan di Kantor Pertanahan Kota
Medan pada tanggal 06 Oktober 2015, diketahui bahwa jumlah pegawai atau tenaga kerja di Kantor Pertanahan Kota Medan sebanyak 120 pegawai dan 1
orang pemimpinkepala kantor. Berkaitan dengan administrasi kepegawaian, masih ada pegawai yang absen, kemudian pada jam kerja tidak berada di tempat
sementara tidak sedang melakukan kunjungan lapangan, akan tetapi hal ini dapat diatasi dengan peraturan kepala kantor pertanahan kota Medan sesuai dengan
peraturan Badan Pertanahan Nasional RI Nomor 1 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan dan peraturan Nomor 14 Tahun 2014 yang
pada saat ini diharapkan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh setiap pegawai
Universitas Sumatera Utara
sehingga akan memperlancar kinerja dengan efektif dan efisien. Sehingga gaya kepemimpinan dirasakan dapat membantu dalam peningkatan kinerja pegawai
menjadi lebih optimal dalam melaksanakan pekerjaannya. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik dan
berkeinginan untuk melakukan suatu kajian ilmiah dengan judul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Terhadap Kinerja Pegawai di Badan
Pertanahan Nasional BPN Kota Medan.
B. Rumusan Masalah