5. Menurut Nawawi 2004:9, “Kepemimpinan adalah kemampuan atau kecerdasan mendorong sejumlah orang dua orang atau lebih agar bekerja
sama dalam melaksanakan kegiatan–kegiatan yang terarah pada tujuan bersama.
6. Sedangkan menurut Koontz, O’Donnel Weihrich 1990:147, “Kepemimpinan didefinisikan sebagai pengaruh, seni atau proses
mempengaruhi orang-orang sehingga mereka akan berusaha mencapai tujuan kelompok dengan kemauan dan antusias”.
Dari beberapa definisi di atas, dapat dirumuskan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan seorang pemimpin dalam mempengaruhi orang lain atau
kelompok dalam situasi tertentu agar mereka dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan dan maksud tertentu. Jadi, dalam kenyataannya para pemimpin dapat
mempengaruhi moral dan kepuasan kerja, kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Untuk mencapai semua itu seorang pemimpin
harus mempunyai kemampuan dan keterampilan kepemimpinan dalam melakukan pengarahan kepada bawahannya untuk mencapai tujuan suatu organisasi.
b. Teori-Teori Kepemimpinan
Kartono 1998:27 mengemukakan bahwa teori kepemimpinan adalah penggeneralisasian satu seni perilaku pemimpin beserta konsep-konsep
kepemimpinannya, dengan menampilkan latar belakang historis kemunculan pemimpin dan kepemimpinan. Menurut beberapa pendapat ahli dalam buku
Leadership : Ilmu dan Seni Kepemimpinan 2012:27, teori kepemimpinan dapat
Universitas Sumatera Utara
diklasifikasikan menjadi 3, yaitu : 1.
Teori Sifat Teori ini berpandangan bahwa seseorang yang dilahirkan sebagai pemimpin
karena memiliki sifat-sifat sebagai pemimpin. Namun pandangan teori sifat ini juga tidak memungkiri bahwa sifat-sifat kepemimpinan tidak seluruhnya
dilahirkan, tetapi dapat juga dicapai lewat suatu pendidikan dan pengalaman. Teori ini mengajarkan bahwa pemimpin itu memerlukan serangkaian sifat-
sifat, ciri-ciri atau perangai tertentu yang bisa digunakan sehingga menjalin keberhasilan pada setiap situasi.
2. Teori Perilaku
Teori perilaku dilandasi pemikiran, bahwa kepemimpinan merupakan interaksi antara pemimpin dan pengikut, dan dalam interaksi tersebut
pengikutlah yang menganalisis dan mempersepsikan apakah menerima atau menolak pengaruh dari pemimpinnya. Pendekatan perilaku menghasilkan
dua orientasi perilaku pemimpin yaitu Pemimpin yang berorientasi pada tugas dan perilaku pemimpin yang berorientasi pada orang pegawai.
Orientasi tugas adalah mengutamakan penyelesaian tugas, dan menamppilkan gaya kepemimpinan otokratis. Sedangkan orientasi pada
orang mengutamakan penciptaan hubungan-hubungan manusiawi dan menampilkan gaya kepemimpinan demokratis atau partisipatif.
3. Teori Situasional
Kepemimpinan ini berkembang sesuai pada situasi, keperluan, tugas, anggota, organisasi, dan variabel-variabel lingkungan lainnya. Dalam teroti
Universitas Sumatera Utara
ini hanya kepemimpinanlah yang mengetahui situasi dan keperluan organisasilah yang dapat menjadi pemimpin yang efektif.
c. Tipe Kepemimpinan