27
4. Ketenagaan Staff
Tenaga pada sebuah perpustakaan sekolah terdiri dari pustakawan dan tenaga pembantu. Pustakaan pada suatu sekolah dapat
seorang guru pustakawan atau serang pustakawan sekolah. “Pustakawan sekolah adalah tenaga kependidikan berkualifikasi
serta professional yang bertanggung jawab atas perencanaan dan pengelolaan perpustakaan sekolah, didukung oleh tenaga yang
mencukupi, bekerja sama dengan semua anggota komunikasi sekolah dan berhubungan dengan perpustakaan umum dan lain-
lainnya.”
26
Yang dimaksut guru pustakawan ialah seorang guru yang selain bertugas mengajar juga mengelola peprustakaan. Sedangkan tenaga
pembantu adalah tenaga pustakawan pembantu dan tenaga administrasi. Tenaga pustakawan pada perpustakaan sekolah harus
bekerjasama dengan
administrator dan
guru agar
dapat mengembangkan kebijakan manajemen koleksi bersama.
C. Persepsi 1 Definisi persepsi
Dalam arti sempit persepsi perception ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu. Sedangkan dalam arti luas
persepsi ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Menurut Sarlito Wirawan Sarwono
persepsi ialah kemampuan untuk membeda-bedakan, mengelompokan, memfokuskan dan sebagainya itu disebut sebagai kemampuan untuk
26
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia bekerjasama dengan Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Perpustakaan Sekolah IFLAUNESCO: The IFLAUNESCO
School Library Guidelines, hal.14
28
mengorganisasikan pengamatan.
27
Sedangkan menurut Wiji Suwarno Persepsi pada hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami setiap orang
ketika berusaha memahami informasi yang diterimanya. Oleh karena itu persepsi dapat di definisikan sebagai suatu proses membuat penilaian atau
membangun kesan mengenai berbagai macam hal yang terdapat didalam lapangan penginderaan seseorang.
28
Manusia menangkap atau menerima gejala diluar dirinya yang kemudian dijadikan sebuah pengalaman adalah dengan melalui panca
indera, yaitu penglihatan, pendengaran, pengecapan, penciuman, dan perasa. Proses penerimaan ini dikenal dengan sebutan penginderaan
sensation. Penginderaan ini mengakibatkan manusia mulai memberikan penilaian baik atau buruk, enak atau tidak enak.
Rangsang-rangsang yang diterima inilah yang menyebabkan manusia mempunyai suatu pengertian terhadap lingkungan. Proses
diterimanya rangsangan berupa objek, kualitas hubungan antar gejala, maupun peristiwa sampai rangsangan itu disadari dan dimengerti
dinamakan dengan persepsi. Menurut Pareek dalam buku Psikologi Umum persepsi adalah
sebagai proses menerima, menyeleksi, mengorganisasikan, menguji dan memberikan reaksi kepada rangsangan panca indera atau data. Rakhmat
menyatakan bahwa persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi
27
Sarlito Wirawan Saworno, Pengantar Umum Psikologi, Jakarta : Bulan Bintang, 1976, hal.39
28
Wiji Suwarno, Psikologi Perpustakaan, Jakarta :Sagung Seto, 2009, hal.52
29
dan menafsirkan pesan. Bagi Atkinston, persepsi adalah proses saat kita mengorganisasikan dan menafsirkan pola stimulus dalam lingkungan.
29
Persepsi disebut sebagai inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat, kita tidak mungkin berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah
yang menentukan kita memilih suatu pesan atau mengabaikan pesan yang lain. Dari definisi para psikologi diatas, dapat disimpulkan bahwa persepsi
ialah suatu pembentukan dan suatu penilaian untuk membangun kesan atas apa yang telah seseorang terima dari rangsangan-rangsangan melalui lima
panca indera yang manusia miliki kemudian pemikiran tersebut
direalisasikan dalam bentuk tindakan.
2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi
Proses persepsi meliputi suatu interaksi yang sulit dari kegiatan pengidentifikasian, penyusunan, dan penganalisaan. Walaupun persepsi
sangat tergantung pada penginderaan data, proses kognitif memungkinkan untuk bisa menyaring, menyederhanakan, atau mengubah secara sempurna
data tersebut. Selanjutnya akan terjadi proses pengolahan informasi dan persepsi pada diri kita. Meskipun beberapa individu memandang pada satu
benda yang sama, mereka dapat mempersepsikannya berbeda-beda. Tidak semua infrormasi yang kita dapat tadi akan mendapat perhatian yang sama,
tetapi ada titik tekan untuk memberikan perhatian pada suatu informasi tertentu yang dapat memberikan rangsang.
29
Alex Sobur, Psikologi Umum, Jakarta : Pustaka Setia,2003, hal.446