2. Makanan tambahan pemulihan diberikan untuk memenuhi kebutuhan gizi
balita sasaran. 3.
PMT Pemulihan merupkanan tambahan makanan untuk memenuhi kebutuhan gizi balita dari makanan keluarga.
4. Makanan tambahan balita ini diutamakan berupa sumber protein hewani
maupun nabati misalnya telurikandagingayam, kacang-kacangan atau penukar serta sumber vitamin dan mineral yang terutama berasal dari sayur-
sayuran dan buah-buahan setempat. 5.
Makanan tambahan diberikan sekali sehari-hari selama 90 hari berturut-turut. 6.
Makanan tambahan pemulihan berbasis bahan makananmakanan lokal ada 2 jenis yaitu berupa :
a. MP-ASI untuk bayi dan anak berusia 6-23 bulan
b. Makanan tambahan untuk pemulihan anak balita usia 24-59 bulan berupa
makanan keluarga. c.
Bentuk makanan tambahan pemulihan yang diberikan kepada balita dapat disesuaikan dengan pola makanan sebagaimana tabel berikut.
Tabel 2.8. Pola Pemberian Makanan Anak Balita Usia Bulan
ASI Bentuk Makanan
12 – 23
ASI Makanan Keluarga
24 – 59
- Makanan Keluarga
Sumber : Ditjen Bina Gizi Kesehatan Ibu Anak, 2011.
2.5 Daya Terima
Pengujian daya terima dilakukan dengan menggunakan uji hedonik uji kesukaan. Panelis dimintakan tanggapan pribadinya tentang kesukaan atau
sebaliknya ketidaksukaan. Disamping panelis mengemukakan tanggapan senang,
Universitas Sumatera Utara
suka atau sebaliknya, mereka juga mengemukakan tingkat kesukaannya. Tingkat –
tingkat kesukaan ini disebut skala hedonik. Misalnya dalam hal “suka” dapat
mempunyai skala hedonik seperti amat sangat suka, sangat suka, suka, agak suka. Sebaliknya, jika tanggapan itu
“tidak suka” dapat mempunyai skala hedonik seperti suka dan agak suka, terdapat tanggapannya yang disebut sebagai netral
Wagiyono, 2003. Menurut Wagiyono 2003 Uji hedonik dapat direntangkan menurut skala
numeric dengan angka mutu menurut kesukaan dan dianalisis secara statistik untuk mengetahui perbedaan. Uji hedonik sering digunakan untuk menilai secara
organoleptik terhadap komoditas sejenis atau produk pengembangan. Uji hedonik banyak digunakan untuk menilai produk akhir. Berikut sifat
– sifat yang diuji dalam penilaian organoleptik.
1. Warna
Cita rasa makanan menyangkut penampilan dan rasa dari makanan. Pada saat makanan dihidangkan, warna memegang peranan penting dalam
penampilan makanan karena dapat menarik perhatian orang lain yang melihatnya. Bila warna yang ditimbulkan pada makanan tidak indah
dipandang, maka akan mengurangi nilai kesan pada orang lain untuk memakannya.
2. Aroma
Aroma yang disebarkan oleh makanan merupakan daya tarik yang sangat kuat dan mampu merangsang indera penciuman sehingga meningkatkan
selera. Timbulnya aroma makanan disebabkan oleh terbentuknya senyawa
Universitas Sumatera Utara
yang mudah menguap sebagai akibat atau reaksi karena pekerjaan enzim atau dapat juga terbentuk tanpa bantuan reaksi enzim.
3. Rasa
Setelah aroma makanan mulai menimbulkan daya tarik, selanjutnya rasa akan menentukan penilaian pada makanan. Rasa makanan ditentukan oleh
rangsangan indera penciuman dan indera perasa. 4.
Tekstur Konsistensi atau tekstur dari makanan juga turut menentukan cita rasa
makanan. Makanan yang berkonsistensi padat atau kental akan memberikan rangsangan lebih lambat terhadap indera kita. Tekstur adalah
factor yang paling penting setelah rasa untuk memberikan rasa kepuasan setelah makan.
2.6 Panelis