commit to user
4.5 Pembahasan Ekonomi
Undang – Undang No. 5 tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional Propenas, menyebutkan empat strategi penanggulangan kemiskinan,
yaitu : 5.
Penciptaan kesempatan
create opportunity
melalui pemulihan ekonomi makro, pembangunan yang baik, dan peningkatan pelayanan umum.
6. Pemberdayaan masyarakat
people empowerment
dengan meningkatkan akses terhadap sumber daya ekonomi dan politik.
7. Peningkatan kemampuan
increasing capacity
melalui pendidikan dan perumahan.
8. Perlindungan sosial
social protection
untuk mereka yang memiliki cacat fisik, fakir miskin, kelompok masyarakat yang terisolir, serta terkena
pemutusan hubungan kerja PHK, dan korban konflik sosial. Dalam upaya mencapai sasaran tersebut di atas, maka kebijakan
penanggulangan kemiskinan di arahkan pada perluasan akses masyarakat miskin atas pendidikan, kesehatan dan infrastruktur dasar yang salah satunya ialah
peningkatan sarana dan prasarana dasar bagi masyarakat miskin melalui pembangunan prasarana dan sarana air minum melalui pendekatan pemberdayaan
masyarakat. Dari hasil penelitian tersebut dampak yang terjadi dari program Pamsimas
untuk akses air bersih masyarakat terhadap Desa-desa sasaran dirasa belum maksimal mengingat cakupan program belum mengena secara menyeluruh atau
commit to user belum menunjukkan dampak positif yang signifikan. Hal tersebut dapat terjadi
dikarenakan oleh beberapa penyebab seperti: a
Keterbatasan secara pendanaan, dalam arti program pamsimas belum mampu memenuhi secara menyeluruh pendanaan yang dibutuhkan masyarakat, tetapi
diharapkan ada upaya dari pemerintah daerah untuk mereplikasi atau mengembangkan ke daerah –daerah yang belum terlayani program Pamsimas.
b Kemampuan masyarakat dalam memenuhi syarat program, yaitu dana incash,
dimana dana tersebut harus dikumpulkan langsung dari masyarakat. Faktor ekonomi masyarakat juga berperan dalam hal ini. Ada wilayah dalam Desa
tersebut yang tidak mampu memenuhi incash sehingga masyarakat yang mamu membayar incash saja yang dapat menikmati sarana air bersih yang
dibangun. c
Keterbatasa sumber air yang ada di Daerah. Semakin rendah tingkat sumber air yang diperoleh akan mempengaruhi banyak sedikitnya masyarakat
terlayani. Sedangkan untuk tingkat penggunaan sarana sanitasi Desa sasaran Pamsimas
yang belum mampu mencapai tingkat
open defecation free
ODF dapat disebabkan oleh beberapa hal:
a Tingkat kesadaran masyarakat terhadap kesehatan yang masih rendah. Mereka
menganggap aktivitas buang air besar BAB sembarang tidak berakibat apapun terhadap kesehatan.
b Anggapan masyarakat bahwa program Pamsimas adalah proyek, sehingga
masyarakat masih mempunyai kepercayaan bahwa masyarakat tinggal
commit to user menerima bantuan tanpa terlibat. Seperti permintaan bantuan sarana sanitasi
leher angsa dsb. c
Tidak adanya bantuan berwujud jamban
closet
, metode CLTS yang digunakan hanya bersifat memicu menumbuhkan kesadaran masyarakat dan
tidak memberi bantuan apapun. d
Dukungan lintas sektoral yang belum maksimal seperti dinas kesehatan, puskesmas serta perangkat Desa yang mempunyai wilayah dalam upaya
meningkatkan penggunaan jamban saniter. Hal-hal tersebut diperkirakan menjadi faktor penghambat utama dalam upaya
memaksimalkan pencapaian hasil program Pamsimas. Sehingga menjadi tantangan tersendiri bagi pelaksana program-program pemberdayaan sejenis.
commit to user
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang bisa ditarik dari penelitian deskriptif ini adalah: 1.
Dari hasil analisis diketahui bahwa dampak yang diberikan program Pamsimas masih sedikit berkontribusi dalam upaya menanggulangi kebutuhan
akses air minum dan sanitasi masyarakat Desa sasaran tahun 2008. Sedikitnya persentase pemanfaat disebabkan beberapa hal seperti keterbatasan
masyarakat dalam hal keuangan atau
financial
untuk mampu berkontribusi dalam iuran, sehingga hanya kalangan masyarakat mampu membayar yang
akan menikmati serta persentase pengguna jamban yang masih rendah dikarenakan kegiatan pemicuan penggunaan sarana sanitasi atau jamban di
masyarakat yang belum optimal karena membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk merubah perilaku masyarakat ke perilaku yang lebih sehat.
2. Kendala yang dihadapi selama program berjalan satu tahun periode ialah
kurang aktifnya kelembagaan Desa, kurang berperannya pihak-pihak terkait puskesmas, keterlambatan birokrasi dalam pengadministrasian keuangan
program serta proses pemberdayaan masyarakat yang belum optimal mengingat sumber daya masyarakat yang terbatas, serta sulitnya merubah
anggapan masyarakat desa penerima program yang menganggap program Pamsimas adalah suatu proyek “
top down
”, atau dari atas ke bawah sehingga partisipasi yang harusnya muncul belum terlihat maksimal untuk semua
bidang program Pamsimas.
92