Gambaran Umum Kabupaten Sragen Implementasi Program Pamsimas Kabupaten Sragen

commit to user

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Kabupaten Sragen

Secara geografis Kabupaten Sragen merupakan dataran yang mempunyai ketinggian antara 75 sd 300 meter diatas permukaan laut. Iklim yang ada di daerah Kabupaten Sragen adalah tropis dan bertemperatur sedang dengan curah hujan rata-rata 3000 sd 3700 mmth. Luas wilayah Kabupaten Sragen 941,55 Km² dengan jumlah penduduk 894.031 jiwa, kepadatan penduduk 950 jiwaKm. Kondisi alam Kabupaten Sragen dibedakan menjadi 2 wilayah, berdasarkan letak wilayah kecamatan tersebut terhadap Sungai Bengawan Solo, yaitu 9 wilayah kecamatan berada di sebelah selatan Sungai Bengawan Solo, 11 wilayah kecamatan berada di sebelah utara Sungai Bengawan Solo. Total jumlah penduduk Kabupaten Sragen sekitar 152.264 jiwa 38.050 KK. Dari jumlah total ini, masyarakat mengalami kesulitan dalam mengakses air bersih yang tersebar di 10 kecamatan dengan jumlah dukuh krisis air bersih sebanyak 338 dukuh data DPU Kab. Sragen tahun 2001. Setelah diadakan bantuan pengadaan air bersih oleh beberapa program di Kabupaten Sragen terjadi penurunan daerah krisis air sampai dengan akhir 2007 jumlah penduduk yang krisis air bersih menurun dari 152.264 jiwa menjadi 26.920 jiwa. Sarana air bersih yang telah terbangun sejumlah 92 paket di 260 dukuh. Dilihat dari kondisi tersebut sampai dengan awal tahun 2008 penduduk yang belum terlayani air bersih sejumlah 26.920 jiwa tersebar di 76 dukuh di 10 kecamatan. 38 commit to user

4.2 Gambaran Umum Program Pamsimas

4.2.1 Latar Belakang Program Pamsimas Air dan sanitasi adalah kebutuhan makhluk hidup yang sangat penting, disamping udara. Oleh karena itu, pemenuhan akan kebutuhan tersebut seharusnya menjadi perhatian semua pihak. Rendahnya cakupan layanan air minum sistem perpipaan penduduk di perkotaan dan pinggiran kota, rendahnya kualitas penyediaan air minum perpipaan maupun non perpipaan yang terlindungi di masyarakat pedesaan, keterbatasan ketersediaan air karena rusaknya lingkungan, pengendalian tata guna lahan dan tata guna air akibat kinerja sektor air minum dan sanitasi di Negara kita masih rendah, dibandingkan Negara lain di Asia Tenggara. Selain itu, masih banyak kejadian penyakit berbasis lingkungan, khususnya penyakit yang ditularkan melalui air water borne diseases . Hal ini terpengaruh dari kesadaran masyarakat dalam berperilaku hidup bersih dan sehat yanga masih rendah. Pemerintah Indonesia mempunyai komitmen sangat kuat untuk mencapai target Water Supply and Sanitation – Millenium Development Goals WSS- MDGs, yaitu menurunnya jumlah penduduk yang belum mempunyai akses air minum dan sanitasi dasar sebesar 50 pada tahun 2015. Untuk itu, Pemerintah pusat dan Propinsi mengajak pemerintah KabupatenKota, segenap stakeholders bersama masyarakat untuk mengatasi permasalahan air dan sanitasi, antara lain melalui program Pamsimas. Program Third Water Supply and Sanitation for Low Income Community 3 WSLIC-3 Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat Pamsimas merupakan salah satu program dan aksi nyata pemerintah pusat dan daerah dengan dukungan Bank Dunia World Bank untuk commit to user meningkatkan akses masyarakat miskin perdesaan dan peri urban terhadap air minum dan sanitasi serta praktek Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS untuk menurunkan angka penyakit diare dan penyakit lain yang ditularkan melalui air dan lingkungan, dengan membangun model penyediaan prasarana dan sarana air minum dan sanitasi yang berbasis masyarakat, yang berkelanjutan dan mampu diadaptasi oleh masyarakat. Program ini akan menjadi model untuk direplikasi, diperluas “ scaling-up ” dan diarus utamakan “ mainstream ” di daerah lain, dalam upaya mencapai target WSS Millenium Development Goals MDGs. Peran serta dan kesadaran masyarakat ditingkatkan melalui adanya keterlibatan masyarakat dalam program ini. Keterlibatan tersebut mulai dalam tahap penetapan lokasi, perencanaan, pemilihan teknologi yang akan digunakan, pelaksanaan, operasi dan pemeliharaan, penyediaan lahan dan pembiayaan. Program Pamsimas akan dapat efektif dan berkelanjutan apabila melibatkan seluruh masyarakat Community Based perempuan - laki-laki, kaya-miskin, dan menggunakan pendekatan yang tanggap terhadap kebutuhan masyarakat Demand Responsive Approach DRA. Tanggap terhadap kebutuhan masyarakat berarti bahwa program penyediaan sarana dan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan dan diinginkan oleh masyarakat. Hal tersebut dimaksud agar masyarakat bersedia untuk kontribusi dan membiayai serta bersedia mengelola dan memelihara sarana dan kegiatan secara sukarela sehingga terjadi proses pembentukan rasa memiliki sense of ownership terhadap hasilnya. Oleh karena itu, kegiatan dalam program Pamsimas dibagi ke dalam 5 bagian, yaitu: commit to user 1. Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan kelembagaan lokal, pembiayaan pemberdayaan masyarakat dan pengembangan kelembagaan lokal dalam rangka mengarusutamakan dan menyebarluaskan pendekatan Pamsimas terhadap peningkatan akses terhadap sarana air minum, sanitasi, dan kesehatan. 2. Dukungan terhadap kegiatan - kegiatan peningkatan sanitasi dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS, termasuk penyebaran pendekatan Community Led Total Sanitation CLTS Sanitasi Total Berbasis Masyarakat STBM, kesehatan dan sanitasi sekolah, dan promosi kesehatan. 3. Dana hibah, untuk penyiapan dan implementasi pembangunan sarana air minum dan sanitasi masyarakat dan sekolah. 4. Dana hibah, untuk inovasi dan insentif bagi desakelurahan dan kabupatenkota dalam mengarusutamakan dan perluasanreplikasi program Pamsimas. 5. Dukungan implementasi dan manajemen program Pamsimas 4.2.2 Tujuan Program Pamsimas Program PAMSIMAS bermaksud untuk meningkatkan derajat kesehatan, produktivitas, dan kualitas hidup masyarakat, khususnya yang berpenghasilan rendah. Adapun tujuan Program PAMSIMAS ada dua, yaitu: 1. Tujuan Umum Meningkatkan masyarakat miskin perdesaan dan peri urban dalam mengakses sarana air minum dan sanitasi serta praktek Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS, sebagai upaya dalam mencapai target WSS-MDGs Water Supply and commit to user Sanitation-Millenium Development Goals targets , melalui pengarusutamaan dan replikasiperluasan program berskala nasional. 2. Tujuan Khusus a Untuk meningkatkan praktek hidup sehat di masyarakat. b Untuk meningkatkan akses terhadap sarana air dan sanitasi yang berkelanjutan. c Untuk meningkatkan kapasitas lokal baik pemerintah lokal maupun masyarakat untuk mengarusutamakan dan menyebarluaskan model program air bersih dan sanitasi yang berbasis masyarakat. d Untuk meningkatkan efektifitas dan keberlanjutan jangka panjang dari infrastruktur sarana air bersih dan sanitasi yang berbasis masyarakat. e Untuk mengarahkan peningkatan dari prakarsa pembangunan ekonomi desa kelurahan dalam mendukung operasional dan pemeliharaan infrastruktur yang telah dibangun. 4.2.3 Sasaran Program Pamsimas 4.2.3.1 Sasaran Program Sasaran Program Pamsimas adalah masyarakat desa atau pinggiran kotaperi urban yang belum mempunyai akses terhadap air bersih dan sarana penyehatansanitasi. Sedangkan kriteria yang digunakan untuk menjaring desa atau peri urban yang akan dilibatkan dalam program Pamsimas adalah: a. Indeks kemiskinan Desa kelurahan yang tinggi. b. Akses terhadap air minum yang terbatas rawan air. c. Akses terhadap sanitasi yang terbatas. commit to user d. Prevalensi penyakit diare terkait air yang tinggi. e. Belum mendapatkan proyek sejenis air minum sanitasi dalam 2 tahun terakhir. Kelompok masyarakat yang menginginkan dilaksanakannya program ini dan menyanggupi untuk melaksanakannya sesuai Pedoman Pelaksanaan Pamsimas termasuk bersedia menyediakan kontribusi berupa tenaga kerja atau bahan in-kind senilai 16 dana tunai in-cash senilai 4 dari total biaya program per Desa. Sedangkan sasaran program, sebagaimana yang ditetapkan dalam indikator performance Pamsimas adalah sebagai berikut: a. Sekitar 6-7 juta penduduk menurut status sosial ekonomi yang dapat mengakses air minum b. Sekitar 6-10 juta penduduk menurut status sosial ekonomi yang dapat mengakses sanitasi c. Sekitar 80 masyarakat “ Free of Open Defecation” Bebas Buang Air Besar sembarang tempat d. Sekitar 80 masyarakat mengadopsi program cuci tangan e. Adanya Capacity Building untuk mendukung pengarusutamaan pendekatan Pamsimas dan kemajuan mencapai tujuan f. Pemda mengalokasi anggaran kabupaten yang diperlukan untuk pemeliharaan sarana air minum dan sanitasi serta perluasan untuk mencapai MDGs. commit to user 4.2.3.2 Sasaran Lokasi Ada beberapa kriteria pemilihan KabupatenKota untuk lokasi program Pamsimas, yaitu: a. Kepala Daerah membuat pernyataan minat ikut serta dalam program Pamsimas b. Bersedia menyediakan dana pendamping minimal 10 dari total hibah desakelurahan c. Bersedia membentuk Lembaga Keswadayaan Masyarakat LKM dan Badan Pengelola untuk pasca program d. Menyediakan dana pendukung untuk operasional penyelengggaraan program di tingkat kabupatenkota e. Bersedia melaksanakan replikasi desakelurahan dengan jumlah desakelurahan replikasi berdasarkan kemampuan fiskal kabupatenkota. Proses pemilihan desa sasaran Pamsimas Tahun Anggaran 2008 diawali dengan kegiatan road show pada tahun 2006, oleh TKK dan DPMU Kabupaten Sragen. Kegiatan ini dilakukan di 208 desa, di 20 kecamatan. Prioritas ditujukan pada 55 desa di 10 kecamatan, dengan hasil 9 desa di 9 kecamatan. Kemudian, kegiatan dilanjutkan dengan pengiriman SPMKP Surat Pernyataan Minat dan Keikutsertaan Program oleh 9 desa terpilih. Yaitu: Desa Jetis Kecamatan Sambirejo, Desa Tanggan Kecamatan Gesi, Desa Banyurip Kecamatan Jenar, Desa Jembangan Kecamatan Plupuh, Desa Kalangan Kecamatan Gemolong, Desa Sambirembe Kecamatan Kalijambe, Desa Ngandul Kecamatan Sumber Lawang, Desa Girimargo Kecamatan Miri dan Desa Gebang Kecamatan Sukodono. commit to user Pemilihan 9 desa sasaran pada tahun 2008, pada dasarnya juga melalui kegiatan IMAS Identifikasi Masalah dan Analisis Situasi, menggunakan metode MPA-PHAST. Kegiatan IMAS dilaksanakan dengan memperhatikan dan menilai tingkat sosial ekonomi masyarakat, tingkat kesulitan akses terhadap air bersih dan sanitasi, seta potensi sumber alam yang mendukung program. 4.2.4 Organisasi Pamsimas Gambar 4.2.4 Struktur Organisasi Pamsimas Secara Umum Penjelasan tentang tugas dan fungsi terkait adalah sebagai berikut: a. Bappenas bertanggung jawab dalam melakukan koordinasi terhadap perencanaan yang dilakukan oleh sektor terkait T IM T E K N IS E X E C U T IN G A G E N C Y D IT J E N. C IP T A K A R Y A T IM T E K N IS C P M U T IM K O O R D IN A S I P R O P IN S I T IM T E K N IS T IM K O O R D IN A S I K A U P A T E NK O T A P P M U P P I U P P I U P P I U P P I U K O N S U L T A N P R O P IN S I K O N S U L T A N K A B K O T A D P M U F A S IL IT A T O R M A S Y A R A K A T T IM K E R J A M A S Y A R A K A T T K M K E L O M P O K M A S Y A R A K A T P O K M A S P U S A T P R O P IN S I K A B U P A T E N K O T A D E S A G aris P e la po ra n G aris In stru ks i G aris K o ordina si C P IU G aris P e m b in aa n IM P L E M E N T IN G A G E N C Y T IM P E N G A R A H P U S A T IN T E R- D E P T. L O M P W, M O H A P M D B a ngda, M O H C M A C commit to user b. Departemen PU; Ditjen Cipta Karya ditunjuk sebagai Penanggung Jawab Proyek Pamsimas secara teknis keseluruhan dan melakukan pembinaan yang berkaitan dengan konstruksi sarana yang dibangun. c. Departemen Kesehatan; Ditjen PPPL melakukan pembinaan teknis terhadap program pengawasan kualitas air dan lingkungan serta penyuluhan kesehatan. d. Departemen Dalam Negeri, Ditjen Bangda bertanggung jawab pembinaan koordinasi pelaksanaan didaerah, Ditjen PMD bertanggung jawab dalam pembinaan pemberdayaan masyarakat. e. Departemen Keuangan; Ditjen Anggaran bertanggung jawab dalam pembinaan kebijakkan penganggaran dana pinjaman, dana hibah dan dana pendamping. Dalam pelaksanaan operasional kegiatan di lapangan, program Pamsimas dibantu oleh Tim Fasilitator Masyarakat TFM. Tim Fasilitator Masyarakat turun di wilayah kecamatan, untuk kemudian diperkenalkan ke pihak desa sebagai pendamping masyarakat dalam pelaksanaan program PAMSIMAS. Jadi, secara langsung Tim Fasilitator Masyarakat dapat memantau setiap perkembangan desa sasaran. 4.2.5 Pendanaan Program Pamsimas merupakan sebuah program dengan komponen kegiatan pemberdayaan masyarakat, penguatan kelembagaan dan dana hibah untuk mengimplementasikan program di lapangan. Pendanaan program menggunakan prinsip Cost Sharing . Ini merupakan salah satu persyaratan commit to user kesediaan menerima bantuan, dan sekaligus merupakan salah satu bentuk dari partisipasi masyarakat. Dalam prinsip ini dari total biaya kegiatan di desa yang direncanakan masyarakat, share masyarakat ialah berupa : 1 4 dalam bentuk tunai atau cash 2 16 dalam bentuk material dan tenaga kerja Dengan demikian dari total biaya yang diperlukan 80 berupa biaya yang dihibahkan ke desa. Adapun sumber pendanaan dalam program yang melibatkan partisipasi masyarakat secara keseluruhan ini adalah: Total dana adalah Rp 275.000.000 per desa, yang terdiri dari : 1 APBNLoan Bank Dunia : Rp 192.500.000 70 2 APBD KabKota : Rp 27.500.000 10 3 Kontribusi Masyarakat Desa : Rp 11.000.000 4 in-cash 4 Kontribusi Masyarakat Desa : Rp 44.000.000 16 in-kind Setiap Desa melalui Lembaga Keswadayaan Masyarakat akan menyusun Rencana Kerja Masyarakat RKM dan Rencana Anggaran Biaya RAB. Rencana biaya yang disusun masyarakat antara lain meliputi biaya pembangunan sarana air bersih, sanitasi, program peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat PHBS di masyarakat maupun sekolah, pemberdayaan, dan pelatihan. Adapun ringkasan penggunaan dana dapat dijelaskan pada tabel 4.1 berikut: commit to user Tabel 4.1 Ringkasan Penggunaan Dana Program Pamsimas N o Kegiatan Sumber dana Total Hibah Kontribusi 1 . RKM I Rp.172.500.000 Rp.55.000.000 Rp.227.500.000 A. Pelatihan administrasi dan Keuangan, Pelatihan Teknik Sarana Air Minum dan sanitasi dan Operasional LKM Rp.12.500.000 APBD Rp.12.500.000 B. Kontruksi Fisik SAM Sarana Air Minum masyarakat dan sekolah atau SS sarana Sanitasi untuk daerah pinggiran kota Periurban Rp.160.000.000 APBN Rp.11.000.000 In Cash Rp.44.000.00 In Kind Rp.215.000.000 2 . RKM II Rp.47.500.000 Rp.47.500.000 A. Konstruksi Sarana Sanitasi disekolah Rp.15.000.000 APBD Rp.15.000.000 B. Penyiapan dan Pelatihan Badan Pengelola sarana Rp.7.500.000 APBN Rp.7.500.000 C. Pelatihan dan Kegiatan PHBS di Masyarakat dan Sekolah Rp.25.000.000 APBN Rp.25.000.000 TOTAL RKM I DAN RKM II Rp.220.000.000 Rp.55.000.000 Rp.275.000.000 commit to user 4.2.6 Lembaga Keswadayaan Masyarakat LKM Karakteristik mendasar Lembaga Keswadayaan Masyarakat LKM atau masyarakat warga ialah adanya kesadaran kritis dan kebutuhan masyarakat untuk bersinergi dalam membentuk lembaga tersebut sebagai wadah perjuangan mereka untuk mencapai tujuan bersama. Karenanya, lembaga masyarakat yang dibentuk tidak berlandaskan kebutuhan warga, misalnya karena kebutuhan pihak di luar masyarakat, karena peraturan perundangan atau kepentingan sekelompok kecil masyarakat, dan yang lainnya, sesungguhnya bukan termasuk kategori lembaga masyarakat warga. Istilah masyarakat warga dalam hal ini merujuk pada warga-warga yang menjadi penduduk di satuan unit wilayah tertentu, misalnya desa kelurahan. Sehingga lembaga masyarakat yang tidak didasarkan pada satuan wilayah desa kelurahan, seperti arisan warga, simpan pinjam, dan lain sebagainya, yang tidak diikuti melibatkan seluruh warga di desa kelurahan setempat, juga belum memiliki karakteristik lembaga masyarakat warga. Demikian pula lembaga masyarakat yang didasarkan pada komunitas berdasarkan hobby masyarakat otomotif, masyarakat perkereta-apian, dlsb., asosiasi profesi IBI, IDI, dlsb., etnis, agama, LSM, dlsb., juga tidak dapat disebut sebagai lembaga masyarakat warga. 4.2.6.1 Pengertian dan Definisi LKM Lembaga Keswadayaan Masyarakat LKM dahulu dalam P2KP dinamakan Badan Keswadayaan Masyarakat BKM, merupakan nama generik commit to user untuk suatu lembaga keswadayaan masyarakat warga di tingkat desa kelurahan, yang keberadaannya didasarkan kebutuhan masyarakat, dipercaya oleh masyarakat, dan mencerminkan kepemimpinan kolektif berbasis moral, merupakan representasi dari seluruh warga desa kelurahan yang paling dapat dipercaya kriteria kepemimpinan berbasis kualitas sifat kemanusiaan atau aspek moral . Sehingga LKM pada intinya adalah dewan pimpinan kolektif masyarakat di tingkat desa kelurahan untuk menggalang kekuatan dan potensi sumber daya, baik yang dimiliki masyarakat maupun dengan mengakses berbagai peluang sumber daya dari luar channeling program , dalam upaya menanggulangi masalah bersama dan pembangunan di wilayahnya. LKM juga merupakan jembatan penghubung aspirasi warga ke desakelurahan serta memperjuangkan kebutuhan warga di tingkat desa kelurahan dalam musbangdes kel. LKM haruslah benar-benar dibangun dari, oleh, untuk dan sesuai kebutuhan masyarakat, akan dipercaya untuk mengelola dana amanah program Pamsimas secara partisipatif, transparan, dan akuntabel, sebagai proses pembelajaran masyarakat dalam bersinergi, menerapkan nilai-nilai keraifan lokal dan menerapkan pendekatan berbasis masyarakat. Dana hibah pemerintah dalam program Pamsimas secara ekonomi bersifat stimulan perangsang terjadinya eksplorasi lebih lanjut terhadap sumber daya yang dimiliki masyarakat dan juga sumber daya luar lainnya sehingga menghasilkan nilai tambah ekonomi yang baru, dan dari segi pengembangan kapasitas masyarakat community capacity building merupakan reward and development terhadap kesadaran masyarakat commit to user untuk meningkatkan derajat kesehatan melalui penyediaan sarana air minum dan sanitasi yang improved dan peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat. 4.2.6.2 Misi LKM Dalam jangka panjang misi LKM adalah sebagai motor penggerak masyarakat dalam membangun modal sosial social capital dengan menumbuhkan kembali nilai-nilai kemanusiaan, memperkokoh modal sosial dan menggalang solidaritas serta kesatuan sosial sesama warga di wilayahnya agar saling bersinergi dan bekerjasama demi kebaikan, kepentingan kebutuhan, dan kemajuan bersama, serta akhirnya akan memperkuat kemandirian masyarakat desa kelurahan menuju tatanan masyarakat madani. 4.2.6.3 Kriteria LKM Sejalan dengan hakekat LKM yang mencerminkan substansi lembaga kepemimpinan kolektif masyarakat, maka kriteria suatu lembaga dapat disebut sebagai LKM, antara lain adalah sebagai berikut: a Lembaga yang prakarsa pembentukan dan pengelolaannya berlandaskan kepentingan, kebutuhan, dan ditentukan oleh masyarakat sendiri, sehingga benar-benar mengakar dan representatif b Wilayah cakupannya meliputi seluruh masyarakat di suatu desakelurahan c Berorientasi pada penanggulangan kemiskinan dan pembangunan lingkungan permukiman desa kelurahan secara terpadu d Berkedudukan sebagai dewan pimpinan kolektif masyarakat warga yang berbasis serta menjunjung tinggi nilai-nilai luhur kemanusiaan yang universal commit to user keikhlasankerelawanan, keadilan, kejujuran, dan dapat dipercaya , prinsip- prinsip kemasyarakatan demokrasi, transparansi, akuntabilitas dan partisipasi serta prinsip pembangunan berkelanjutan dan berkesinambungan e Anggota-anggota dewan pimpinan kolektif masyarakat warga dipilih langsung oleh seluruh penduduk dewasa di desa kelurahan tersebut, tidak hanya dipilih oleh unsur perwakilan desa kelurahan atau golongan semata misalnya diwakili oleh kelompok pemuda, pengurus RT atau tokoh-tokoh masyarakat saja f Proses pemilihan anggota-anggotanya dilakukan secara demokratis, rahasia, tertulis, tertutup, tanpa pencalonan, tanpa kampanye dan tanpa rekayasa dari pihak manapun g Kriteria anggota-anggota lembaga pimpinan kolektif masyarakat tersebut berbasis pada kualitas sifat kemanusiaan ikhlas relawan, jujur dan adil, bukan semata bertumpu pada simbol-simbol yang melekat jabatan, pengalaman organisasi, status sosial, pendidikan, jenis kelamin, dlsb.. Faktor pendidikan, status, keterampilan, jabatan dan kriteria lain yang tidak terkait kualitas sifat kemanusiaan seseorang aspek moral merupakan nilai tambah h Kepemimpinan bersifat kolektif dalam bentuk sebagai dewan, artinya keputusan dan pengelolaan tidak dapat dilakukan oleh ketua atau beberapa anggota saja, tetapi oleh seluruh anggota dan atau sebagian besar anggota sesuai dengan jumlah kuorum yang disepakati bersama

4.2.6.4 Posisi LKM

Sebagai lembaga kepemimpinan masyarakat, LKM berbentuk pimpinan kolektif, di mana setiap keputusan dilakukan secara kolektif melalui mekanisme commit to user rapat anggota LKM. Sedangkan sebagai lembaga kepercayaan board of trustee , LKM adalah representasi masyarakat, karena terdiri dari kumpulan warga yang paling dipercaya masyarakat yang memilihnya secara langsung berdasarkan kriteria kualitas sifat kemanusiaan ikhlas, jujur, adil, dan peduli, sehingga dapat dipercaya pula oleh pihak-pihak lain untuk bekerjasama. Berarti posisi LKM dalam tatanan kemasyarakatan di desa kelurahan adalah sebagai wadah sinergis masyarakat untuk sarana perjuangan dan aspirasi warga masyarakat desa kelurahan yang lebih menitikberatkan pada upaya penanggulangan kemiskinan dan pembangunan di wilayahnya. Dalam hal lain hubungan antara LKM dengan perangkat desa kelurahan dan lembaga masyarakat formal lainnya di tingkat desa kelurahan adalah hubungan yang tidak bersifat struktural formal, melainkan hubungan yang bersifat koordinatif, fungsional dan komplementer atau saling melengkapi serta mendukung satu sama lain. Posisi dan kedudukan Kepala Desa Lurah adalah penanggungjawab pemerintahan dan kerukunan warga secara menyeluruh sekaligus sebagai pelaksana kebijakan publik di tingkat desa kelurahan. Oleh karena itu, pemerintah desa kelurahan diharapkan dapat menempatkan perannya sebagai pemampu dan fasilitator untuk mendukung prakarsa serta inisatif masyarakat melalui LKM di bidang penanggulangan kemiskinan dan pembangunan berbasis masyarakat. commit to user 4.2.6.5 Langkah-Langkah Pembentukan LKM Prinsip dasar pembentukan LKM adalah keterlibatan seluruh masyarakat desa kelurahan dalam kesepakatan dan kebutuhan pembentukan LKM, yang terlebih dahulu diawali pada saat pelaksanaan IMAS dengan metode MPA- PHAST – inventarisasi data komunitas, dan pemetaan BAB masyarakat kondisi awal sanitasi masyarakat, serta pemetaan kelembagaan masyarakat, meliputi proses identifikasi profil dan evaluasi lembaga masyarakat yang ada di desa kelurahan tersebut serta identifikasi kesediaan lembaga-lembaga yang sudah ada untuk direvitalisasi dan direstrukturisasi agar memenuhi kriteria dan persyaratan sebagai LKM. 4.2.6.6 Struktur Organisasi LKM Gambar 4.2.6.6 Struktur Organisasi LKM PENASEHAT KOORDINATOR SEKRETARIS UPK UNIT PENGELOLA KEUANGAN UKT UNIT KERJA TEKNIS UKK UNIT KERJA KESEHATAN commit to user

4.3 Implementasi Program Pamsimas Kabupaten Sragen

Desa sasaran Pamsimas Tahun Anggaran 2008 diawali dengan kegiatan road show pada tahun 2006, oleh TKK dan DPMU Kabupaten Sragen. Kemudian, kegiatan dilanjutkan dengan pengiriman SPMKP Surat Pernyataan Minat dan Keikutsertaan Program oleh sembilan desa terpilih. Yaitu: Desa Jetis Kecamatan Sambirejo, Desa Tanggan Kecamatan Gesi, Desa Banyurip Kecamatan Jenar, Desa Jembangan Kecamatan Plupuh, Desa Kalangan Kecamatan Gemolong, Desa Sambirembe Kecamatan Kalijambe, Desa Ngandul Kecamatan Sumber Lawang, Desa Girimargo Kecamatan Miri dan Desa Gebang Kecamatan Sukodono. commit to user 4.3.1 Kerangka Pikir Program Gambar 4.3.1 Kerangka Pikir yang Dikembangkan dari Tujuan dan Implementasi Program Masyarakat berpenghasilan rendah dengan perilaku yang tidak sehat Identifikasi Masalah dan Analisis Situasi Kegiatan Implementasi RKM Pembangunan Sarana Air Minum Sarana Air Bersih Intervensi kegiatan kesehatan Peningkatan kapasitas kelembagaan MASYARAKAT MANDIRI UNTUK SEHAT Badan Pengelola Sarana Natural Leader Kader Kesehatan Pemberdayaan Masyarakat commit to user 4.3.2 Deskripsi Desa Sasaran Pamsimas Desa-desa sasaran program Pamsimas dapat dijelaskan pada tabel 4.2 berikut ini: Tabel 4.2 No Desa Kecamatan Jumlah Kebayanan Jumlah RT Dukuh Jumlah KK Jumlah jiwa laki- laki Perempuan 1 Jetis Sambirejo 4 26 947 1730 1658 2 Tanggan Gesi 4 22 1156 2189 2159 3 Banyurip Jenar 3 24 1429 2640 2884 4 Jembangan Plupuh 3 10 654 806 833 5 Kalangan Gemolong 3 15 458 770 789 6 Sambirembe Kalijambe 3 6 862 1035 1125 7 Ngandul Sumberlawang 3 9 1076 1723 1673 8 Girimargo Miri 4 23 984 2164 2245 9 Gebang Sukodono 4 26 1035 1484 1663 Sumber: olah data sekunder 4.3.2.1 Desa Jetis, Kecamatan Sambirejo Desa Jetis merupakan salah satu desa kelurahan yang terdapat di Kecamatan Sambirejo, dengan luas wilayah 417.656 Ha. Menurut penggunaan lahan, luas wilayah tersebut terdiri dari sawah teknis, sawah ½ teknis, sawah tadah hujan, tegalan, pekarangan, dan lain-lain. Kondisi tanah di wilayah Desa Jetis merupakan tanah yang berstruktur litosol. Desa Jetis mempunyai ketinggian 191 meter di atas permukaan laut. Wilayah sebelah selatan merupakan lereng gunung lawu, sedangkan wilayah tengah merupakan wilayah yang berbukit. Suhu rata-rata 18-27º C. Terdapat 14 dukuh yang berada di Desa Jetis, yaitu Dukuh Kembang, Segaran, Puntuk, Sambilengo wilayah Kebayan I, Dukuh Kuwut, Ngunut, Toro, Jobin, Prodadi wilayah Kebayan II, Dukuh Secang, Ngledok, MulyorejoTopati, Kepoh dan Argo Mulyo wilayah Kebayan III. Diantara kesemua Dukuh tersebutdikit yaitu 1 commit to user Diantara kesemua Dukuh tersebut, Dukuh Argo Mulyo terletak paling tinggi. Jumlah Kepala Keluarga KK di dukuh ini juga paling sedikit, yaitu 15 KK. Dari keseluruhan wilayah Kebayan, dibagi lagi menjadi 26 RT. Wilayah Kebayan I terdapat 7 RT, wilayah Kebayan II terdapat 11 RT, sedangkan wilayah Kebayan III terdapat 8 RT. Jumlah total Kepala Keluarga KK adalah 947 KK, dengan jumlah jiwa 3388 jiwa. Dari data klasifikasi kesejahteraan di dapat hasil untuk KK mampu kaya sebanyak 78, menengah 642 KK dan jumlah KK miskin sebanyak 227. Dari jumlah total jiwa, sebesar 1730 adalah warga laki-laki dan 1658 adalah warga perempuan. Wilayah Kebayan I, 80 warganya sudah tercukupi sarana air bersih. Hal ini dikarenakan warga sudah memanfaatkan air bersih dari PDAM. Masyarakat yang belum memanfaatkan PDAM, menggunakan sumur gali milik pribadi. Wilayah Kebayan II, 99 warga masyarakat sudah memanfaatkan Sarana Air Bersih dari PDAM. Sebagian kecil warga yang tidak memanfaatkan air bersih dari PDAM, juga menggunakan sumur gali milik pribadi. Wilayah Kebayan III, yang menggunakan air bersih dari PDAM hanya terbatas pada Dukuh Mulyorejo 25. 4.3.2.2 Desa Tanggan, Kecamatan Gesi Desa Tanggan adalah salah satu wilayah yang terletak di sebelah utara Sungai Bengawan Solo. Lokasinya merupakan lahan kering dan tandus, sehingga hanya cocok ditanami tanaman keras dan tebu. Secara pemerintahan, Desa Tanggan terdiri dari 4 Kebayan dan 22 RT. Yaitu Kebayan Jatisari 4 RT, Kebayan Gunungsari 6 RT, Kebayan Selogending 5 RT, dan Kebayan Sapen commit to user 7 RT. Terdapat 16 dukuh yang berada di Desa Tanggan, yaitu Dukuh Pelemulung, Tinap, Kopen, Jatisari wilayah Kebayan I, Dukuh Besole, Corot, Ngeren, Brangkal, Gunungsari wilayah Kebayan II, Dukuh Gilan, Selogending, Beluk, Sogan wilayah Kebayan III, Dukuh Sapen, Pinggir, dan Tanggan wilayah Kebayan IV. Secara umum, dapat dikatakan bahwa jarak antar dukuh di Desa Tanggan berdekatan. Jumlah penduduk Desa Tanggan terdiri dari 1.156 KK Kepala Keluarga, dengan jumlah penduduk total adalah 4.348 jiwa. Dari jumlah tersebut terdiri dari 2.189 penduduk laki-laki dan 2.159 penduduk perempuan. Dari data klasifikasi kesejahteraan di dapat hasil untuk KK mampu kaya sebanyak 123, menengah 873 KK dan jumlah KK miskin sebanyak 160. Sebagian besar penduduk Desa Tanggan bermata pencaharian sebagai petani penggarap sawah 1263 jiwa atau sekitar 29,05. Keadaan tanah di Desa Tanggan secara geologis menunjukkan kondisi berupa tanah dan batuan kapur 85. Sehingga, untuk mendapatkan sumber air yang besar, harus dengan kedalaman yang tinggi. Wilayahnya merupakan dataran rendah yang dilewati oleh Sungai Bengawan Solo. Pembangunan sarana air bersihSAB yang pernah ada di Desa Tanggan adalah pembangunan secara swadaya masyarakat murni dan bantuan dari DPU Sragen. SAB yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat adalah berupa sumur dalam, dilengkapi dengan tandon air. Ada 7 sumur dalam atau yang disebut masyarakat dengan PAM Swadaya, yang ada. Diantaranya adalah yang terdapat di Dukuh Pelemulung dibangun tahun 2001, Dukuh Kopen dibangun tahun 2001, Dukuh Jatisari dibangun tahun 2002, Dukuh Ngeren dibangun tahun 2002, commit to user Dukuh Besole dibangun tahun 2004, dan di Dukuh Brangkal dibangun tahun 2004. Sedangkan pembangunan oleh DPU Sragen, pada tahun 2003 dan terletak di Dukuh Sogan Kebayan 3. 4.3.2.3 Desa Banyurip, Kecamatan Jenar Desa Banyurip adalah salah satu wilayah yang berada di perbatasan Kabupaten, yaitu antara Kabupaten Sragen dengan Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Ngawi. Seperti halnya Desa Tanggan, Desa Banyurip juga merupakan wilayah yang terletak di sebelah utara Sungai Bengawan Solo. Desa Banyurip mempunyai ketinggian 118 meter di atas permukaan laut. Wilayahnya merupakan perbukitan, yang luasnya 1100 Ha. Sedangkan suhu rata-rata adalah 37º C. Secara pemerintahan, Desa Banyurip terdiri dari 3 Kebayan dan 24 RT. Yaitu Kebayan IGobang 8 RT, Kebayan IIBethek 7 RT, dan Kebayan IIIDoro 9 RT. Terdapat 13 dukuh yang berada di Desa Banyurip, yaitu Dukuh Banyurip, Gobang, Kedungwaduk, dan Kedu wilayah Kebayan I, Dukuh Plosombo, Bethek, Ngingkung, dan Sempu wilayah Kebayan II, Dukuh Jarak, Sidomulyo, Doro, Bungkus, dan Genengsari wilayah Kebayan III. Secara umum, dapat dikatakan bahwa jarak antar dukuh dalam satu kebayan berdekatan. Tetapi antara Kebayan satu dengan kebayan lain di Desa Banyurip jaraknya cukup jauh. Jumlah penduduk Desa Banyurip terdiri dari 1.429 KK Kepala Keluarga, dengan jumlah penduduk total adalah 5.524 jiwa. Dari data klasifikasi kesejahteraan di dapat hasil untuk KK mampu kaya sebanyak 104, menengah 875 KK dan jumlah KK miskin sebanyak 450. Dari jumlah tersebut terdiri dari 2.640 penduduk laki-laki dan 2.884 penduduk perempuan. Sebagian besar commit to user penduduk Desa Banyurip bermata pencaharian sebagai buruh tani 1067 jiwa atau sekitar 19,3, sedangkan petani penggarap sawah sekitar 624 jiwa atau 11,3. Keadaan tanah di Desa Banyurip secara geologis menunjukkan kondisi berupa tanah dan batuan kapur 85. Sehingga, untuk mendapatkan sumber air yang besar, harus dengan kedalaman yang tinggi. Wilayahnya merupakan dataran rendah yang dilewati oleh Sungai Bengawan Solo. Contoh yang sudah ada adalah masyarakat yang memanfaatkan sumur gali dengan pompa sanyo. Pada musim kemarau kedalaman sumur selalu ditambah hingga mencapai 30 m. Kondisi ini sangat berbeda dengan pada saat musim penghujan. Pembangunan sarana air bersihSAB yang pernah ada di Desa Banyurip adalah bantuan pembangunan oleh DPU Sragen, berupa pengeboran sumur dalam dengan dilengkapi tandon air reservoar. Kemudian pemeliharaan dan sistem pemanfaatannya diserahkan secara swakelola kepada masyarakat. Pembangunan ini dilaksanakan sekitar tahun 2002. Masyarakat yang memanfaatkan air dari sumur dalam ini hanya 31 KK. Hal ini mungkin dipicu oleh karena air dari sumur dalam tersebut terasa sedikit asin. Wilayah Desa Banyurip sendiri, ada beberapa titik yang airnya asin, walaupun tidak semuanya. Oleh karena banyak titik-titik air yang asin, maka setiap musim kemarau Desa Banyurip disuplai air bersih dari DPU Sragen. 4.3.2.4 Desa Jembangan Kecamatan Plupuh Letak wilayah Desa Jembangan berada di Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Kondisi alam Desa Jembangan topografi miring ke arah timur serta memiliki curah hujan yakni 366,1 mmtahun. Luas wilayah Desa commit to user Jembangan 293 Ha, seeara geografis Desa Jembangan berada pada ketinggian 144-m Dpl sehingga secara topografi desa tersebut merupakan dataran tinggi bergelombang. Adapun batas wilayah Desa Jembangan yakni sebelah Utara berbatasan dengan Desa Pungsari kecamatan Plupuh, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar, sebelah Barat dengan Kecamatan Kalijambe dan sebelah Timur dengan Desa Sidokerto. Jarak Desa Jembangan dengan pusat pemerintahan Kecamatan Plupuh ± 4 Km. Sedangkan jarak dengan Ibukota - KabupatenKota Sragen ± 15 Km. Sarana transportasi yang bisa dijangkau untuk mencapai desa tersebut adalah kendaraan umum angkutan desa atau kendaraan pribadi. Jumlah dusun di Desa Jembangan ada 3 dusun yaitu : 1. Dusun I Dukuh Tanon, Dukuh Jambu, Dukuh Jembangan, Dukuh Jengglong 2. Dusun II Dukuh Duwet, Dukuh Jatisari, Dukuh Pelem 3. Dusun III Dukuh Wonokerto, Dukuh Wonorejo, Dukuh Gunung Kunci Keadaan sarana air minum di Desa Jembangan Kecamatan Plupuh antara lain: 1. Mata air I Letak mata air ini herada di dukuh Duwet desa Jembangan dengan kondisi air jernih. Lokasi mata air berada di sebelah barat desa, agak jauh dari perkampungan sekitar 500 m dan berada dibawah elevasi tanah desa. Sumber air ini memiliki debit kecil dan telah dimanfaatkan penduduk dusun Duwet baik pemakaian secara langsung di lokasi mata air untuk masyarakat yang dekat commit to user lokasi. Keadaan mata air selama musim kemarau volumenya berkurang, sehingga air bersih pada musim kemarau hanya digunakan untuk minum dan memasak. 2. Mata air II Mata air ini berada di dukuh Duwet tepatnya sebelah barat daya dukuh. Lokasi mata air agak jauh dari perkampungan sekitar 700 m dan berada dibawah elevasi tanah desa. Sumber air ini memiliki debit kecil dan telah dimanfaatkan penduduk dusun Duwet baik pemakaian sccara langsung di lokasi mata air untuk masyarakat yang dekat lokasi. Mata air ini digunakan untuk keperluan minum dan memasak, kadang juga dimanfaatkan untuk mencuci dan mandi. Keadaan mata air selama musim kemarau ialah volume air yang berkurang, sehingga air bersih pada musim kemarau hanya digunakan untuk minum dan memasak. 3. Sumur Warga yang memiliki sumur sekitar 18 dari semua kelompok masyarakat. Kedalaman sumur yang ada berkisar, antara 15-28 meter, pada musim penghujan volumenya cukup untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari untuk 3-5 KK yang berdekatan. Sedangkan pada musim kemarau hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan I KK. 4. Sumur Bor Dukuh duwet memiliki sumur bor dengan system pompa dan perpipaan. Sumur bor didapat dari proyek DPU tapi air tidak keluar sehingga untuk Dukuh duwet ditinggali pompa dan tandon air. Tahun 2007 masyarakat Duwet melakukan swadaya untuk membuat sumur bor di dekat lokasi pertama dan commit to user berhasil, tetapi untuk kebutuhan minum dan memasak sebagian masyarakat duwet mengambil dari mata air sendang. Jumlah KK 654 dan jumlah penduduk adalah 1639 jiwa, dengan rincian jumlah perempuan 833 jiwa dan jumlah penduduk laki-laki 806. Sedangkan berdasarkan data klasifikasi kesejahteraan masyarakat mampu atau kaya berjumlah 60 KK, menengah 248 KK, dan tidak mampu atau miskin 346 KK. 4.3.2.5 Desa Kalangan Kecamatan Gemolong Desa Kalangan berada di Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Kondisi alam Desa Kalangan topografi miring ke arah utara serta memiliki curah hujan yakni 1881 mmtahun. Luas wilayah Desa Kalangan 211.5030 Ha, secara geografis Desa Kalangan berada pada ketinggian 170 m Dpl sehingga secara topografi desa tersebut merupakan dataran tinggi bergelombang. Adapun batas wilayah Desa Kalangan yakni sebelah Utara berbatasan dengan Desa Hadiluwih kecamatan Sumberlawang, sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Genengduwur, sebelah Barat dengan Kecamatan Desa Jenalas, dan sebelah Timur dengan Desa Nganti. Jarak Desa Kalangan dengan pusat pemerintahan Kecamatan Gemolong ± 5 Km. Sedangkan jarak dengan Ibukota KabupatenKota Sragen ± 35 Km. Sarana transportasi yang bisa dijangkau untuk mencapai desa tersebut adalah kendaraan pribadi. Jumlah dusun di Desa Kalangan ada 3 dusun yaitu : 1 Dusun I Dukuh Tawangsari, Dukuh Bejen Kembar, Dukuh BeJen, Dukuh Wonosari, Dukuh Kalangan commit to user 2 Dusun II Dukuh Jago, Dukuh Blimbing, Dukuh Ngronggah, Dukuh Semi, Dukuh Karangmojo, Dukuh Karangmojo Dukuhan 3 Dusun III Dukuh Sendang, Dukuh Nglebak, Dukuh Brumbung, Dukuh Sentanan Keadaan sarana air minum di Desa Kalangan Kecamatan Gemolong antara lain: A. Mata air 1. Mata air I Letak mata air ini berada di dukuh Blimbing desa Kalangan dengan kondisi air jernih. Lokasi mata air berada di sebelah barat desa, berdekatan dengan perkampungan dan berada dibawah elevasi tanah desa. Sumber air disini ada dua, yang pertama sudah terlindungi dibikin sumur dan dimanfaatkan oleh warga sekitar, dengan memasang pompa sebanyak 5 buah. Yang kedua sudah direnovasi tetapi tidak banyak warga yang memanfaatkannya, hanya sebagian yang menggunakannya untuk mencuci. Jarak kedua sumur ini hanya sekitar 5 meter. 2. Mata air II Mata air ini berada di dekat dukuh Wonosari tepatnya sebelah selatan desa. Lokasi mata air agak jauh dari perkampungan sekitar 550 m dan berada dibawah elevasi tanah desa. Sumber air ini memiliki debit kecil dan telah dimanfaatkan penduduk dusun Wonosari yaitu berupa pemakaian secara langsung di lokasi mata air untuk masyarakat yang dekat lokasi. Mata air ini digunakan untuk keperluan mencuci dan mandi. Keadaan mata air selama musim kemarau volumenya commit to user berkurang, itupun hanya dapat diambil pada saat tertentu saja di pagi hari. Kadang sore hari juga masih bisa digunakan. 3. Mata air III Mata air ini berada di dekat dukuh Sendang tepatnya sebelah barat desa. Lokasi mata air dekat dengan perkampungan sekitar 100 m dan berada dibawah elevasi tanah desa. Sumber air ini memiliki debit kecil dan telah dimanfaatkan penduduk dusun sekitarnya, digunakan untuk keperluan mencuci, sedangkan untuk keperluan lain mandi, memasak, dan minum memakai air dari sumur gali. Pada musim kemarau volume air berkurang, dan hanya pada jam jam tertentu saja dapat digunakan. B. Sumur Warga yang memiliki sumur sekitar 11.35 dari semua kelompok masyarakat. Kedalaman sumur yang ada berkisar antara 10-15 meter, pada musim penghujan volumenya cukup untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari untuk 3-5 KK yang berdekatan. Sedangkan pada musim kemarau rata-rata sumur gali yang ada kering, hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan 1 KK. C. Sumur Bor Dulu di desa kalangan mempunyai sumur bor sebanyak 3 buah, tetapi hanya untuk irigasi, dan sekarang pun kondisinya sudah rusak tidak dapat dipergunakan lagi. Dan hasil wawancara dengan warga desa, diketahui bahwa sumur bor yang dulu dibuat mempunyai debit berkisar 30 sd 40 ldtk. Sumur bor didapat dari proyek DPU. commit to user Jumlah KK 458 dan jumlah penduduk adalah 1559 jiwa, dengan rincian jumlah perempuan 789 jiwa dan jumlah penduduk laki-laki 770. Sedangkan berdasarkan data klasifikasi kesejahteraan masyarakat mampu atau kaya berjumlah 85 KK, menengah 170 KK, dan tidak mampu atau miskin 203 KK. 4.3.2.6 Desa Sambirembe Kecamatan Kalijambe Letak wilayah Desa Sambirembe berada di Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Kondisi topografi Desa Sambirembe datar kemiringan tidak begitu ekstrim, serta memiliki curah hujan yakni 1397 mmtahun. Luas wilayah Desa Sambirembe 339.7520 Ha, secara geografis Desa Kalangan berada pada ketinggian 115 m Dpl sehingga secara topografi desa tersebut merupakan dataran tinggi bergelombang. Adapun batas wilayah Desa Sambirembe yakni sebelah Utara berbatasan dengan Desa Saren, sebelah Selatan berbatasan Desa KalimacanDesa Trobayan, sebelah Barat dengan Desa Donoyudan, dan sebelah Timur dengan PJKA. Jarak Desa Sambirembe dengan pusat pemerintahan Kecamatan Kalijambe ± 1 Km. Sedangkan jarak dengan Ibukota KabupatenKota Sragen ± 30 Km. Sarana transportasi yang bisa dijangkau untuk mencapai desa tersebut adalah kendaraan umum angkutan desa atau kendaraan pribadi. Jumlah dusun di Desa Sambirembe ada 3 dusun yaitu : 1 Dusun I Dukuh Wonosari 2 Dusun II Dukuh Sambirembe, Dukuh Karang Nongko, Dukuh Mulyosari 3 Dusun III Dukuh Kali Wuluh, Dukuh Grumbul Dowo commit to user Keadaan sarana air minum di Desa Sambirembe Kecamatan Kalijambe antara lain: 1.Sumur Gali Warga yang memiliki sumur sekitar 27 dari semua kelompok masyarakat. Kedalaman sumur yang ada berkisar antara 30-35 meter, pada musim penghujan volumenya cukup untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Satu sumur gali bisa dimanfaatkan 3-7 KK yang berdekatan. Meskipun ada juga yang dipakai sendiri. Untuk mengambil air disamping menimba bagi masyarakat yang kurang mampu, juga bisa menggunakan pompa bagi masyarakat yang mampu. Jumlah KK 862 dan jumlah penduduk adalah 2160 jiwa, dengan rincian jumlah perempuan 1125 jiwa dan jumlah penduduk laki-laki 1035. Sedangkan berdasarkan data klasifikasi kesejahteraan masyarakat mampu atau kaya berjumlah 16 KK, menengah 286 KK, dan tidak mampu atau miskin 560 KK. 4.3.2.7 Desa Ngandul Kecamatan Sumber Lawang Letak wilayah Desa Ngandul berada di Kecamatan Sumber Lawang Kabupaten Jawa Tengah. Kondisi alam Desa Ngandul relatif memanjang kearah utara sampai ke selatan dan topografi miring ke arah utara serta memiliki curah hujan sedang yakni 1400 mm tahun. Luas wilayah Desa Ngandu1 432,78 Ha, secara geografis Desa Ngandul berada pada ketinggian 126 mdpl. Adapun batas wilayah Desa Ngandul yakni sebelah Utara berbatasan Desa Ngargotirto, sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Hadiluwih, sebelah Barat dengan Desa Pendem dan sebelah Timur dengan Desa Mojopuro. Jumlah Kebayanan di Desa Ngandul ada 3 yaitu : commit to user 1 Kebayanan I Dukuh Ngengo, Ngandul, Brumbung 2 Kebayanan II Dukuh Nganti, Brumbung, Sidomulyo 3 Kebayanan III Dukuh Duwet, Pancingkerep, Sidomulyo Sarana air bersih yang ada dan banyak digunakan berupa sumur gali, PDAM dan PAM desa yang dikelola masyarakat sendiri dari program sebelumnya. Jumlah KK 1076, jumlah penduduk Desa Ngandul, Kecamatan Sumberlawang adalah 3.396 jiwa, dengan rincian 1.673 jiwa perempuan dan 1723 jiwa laki-laki. Sedangkan dari data klasifikasi kesejahteraan diperoleh data masyarakat kaya atau mampu sebanyak 164 KK, menengah 401 KK dan tidak mampu atau miskin sebanyak 511 KK. 4.3.2.8 Desa Girimargo Kecamatan Miri Letak wilayah Desa Girimargo berada di Kecamatan Miri Kabupaten Sragen Jawa Tengah. Desa Girimargo berada diarah tenggara dari ibu kota kabupaten.Kondisi alam Desa Girimargo relatif memanjang kearah utara sampai ke selatan dan topografi miring be arah utara serta memiliki curah hujan sedang 200300 mm tahun dan hari hujan 240 haritahun. Ketinggian tempat 115 m diatas permukaan laut. Kondisi tanah sedang atau kemiringan,sifat tanah hitam atau merah serta potensi tanah. sedang. Luas wilayah Desa Girimargo 489,1409 Ha. Batas wilayah Desa Girimargo yakni sebelah utara berbatasan dengan Desa Doyong, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Sunggingan, sebelah barat dengan Desa Brojol dan sebelah timur dengan Desa Purworejo. commit to user Jumlah Kebayanan di Desa Girimargo ada 4 yaitu : 1 Kebayanan I Dukuh Giriroto RT 01 dan RT 02,Jantran RT 03, Kedungdawa RT 04, Bakalan RT 05 dan Sidorejo RT 06 2 Kebayanan II Dukuh Losari RT 07, Seneng RT 08 dan 09, Sambikerep RT 10,Sambirejo RT 11,12,13 dan 23 3 Kebayanan III Dukuh Giren RT 14 dan 15, Selogono RT 16 dan 17 4 Kebayanan IV Dukuh Girimargo RT 18, Sambirejo RT 19 dan 20, Girikota RT 21, Precet RT 22 Sarana air bersih yang ada dan banyak digunakan berupa: 1 Sumur Gali Pribadi Warga yang memiliki sumur gali sekitar 100 dari kelompok keluarga kaya, 74, menengah, 91 , miskin. Kedalaman sumur yang ada sekitar 15-30 meter, pada musim penghujan volume airnya cukup untuk pemenuhan kebutuhan sehari - hari sedangkan pada musim kemarau debitnya berkurang bahkan kering sama sekali tidak ada airnya. Wilayah yang sering mengalami kesulitan air terutama musim kemarau yaitu : Dukuh Losari, Seneng, Sambikerep, Sumberejo, Selogono, Girikota dan Precet. Sebagian dari kelompok mampu yang memiliki sumur pribadi sudah menggunakan pompa listrik jetpum 2 Sumur Gali Umum dengan perpipaan Lokasi terdapat di Dukuh Girikota milik Bapak Ngadimin yang dimanfaatkan ± 110 KK. Teknik pendistribusian menggunakan perpipaan dengan membuat 2 reservoir yang kemudian disalurkan melalui perpipaan ke rumah - rumah. Pada awalnya sumur gali ini dapat dimanfaatkan oleh ± 200 KK tetapi commit to user karena semakin lama debitnya berkurang sehingga sebagian pemanfaat merasa tidak puas dengan sistem pelayanannya dan akhirnya mengambil alternatif lain. Pada musim kemarau karena debit airnya berkurang maka sesuai kesepakatan pemanfaat pelayanan air bersih menggunakan sistem bergilir dioglang Pada awalnya sumur gali dengan perpipaan ini dibangun oleh pihak luar swasta yang dapat melayani dukuh Losari, Seneng dan Sambikerep yang pendistribusian air dengan perpipaan sampai rumah-rumah dengan 1 reservoar. Atas inisiatif warga maka diperluas jaringan atau penambahan akses dengan membangun 1 reservoar lagi dan menambah jaringan pipa sehingga dapat melayani dukuh Sumberejo, Selogono, Girikota dan Precet. 3. Sungai Kedung Kancil Sarana air ini dimanfaatkan oleh kelompok masyarakat tertentu yaitu daerah Losari tidak mempunyai sarana air bersih untuk mandi dan mencuci. Sumber air bersihnya berasal dari sumur gali umum l sendang tetapi untuk kebutuhan sehari-hari volume aimya tidak mencukupi hanya cukup untuk minum dan masak. Jalan menuju sungai sangat terjal dan curam sehingga sedikit yang menggunakan akses sungai. 4. Sumur Gali Umum Sendang PMA Sarana ini juga banyak digunakan oleh masyarakat desa Girimargo dalam memenuhi kebutuhan akan air bersih. Mereka menyebutnya sumur gali umumsendang tetapi sebenarnya adalah mata air yang sumbernya selalu ada sepanjang tahun dan sudah dilindungi ditingkatkan. Jumlahnya ada 9 PMA yang tersebar diseluruh desa. commit to user Jumlah KK 984, dan jumah penduduk Desa Girimargo, Kecamatan Miri adalah 4.409 jiwa, dengan rincian 2.245 jiwa perempuan dan 2.164 jiwa laki-laki. Sedangkan dari data klasifikasi kesejahteraan diperoleh data masyarakat kaya atau mampu sebanyak 111 KK, menengah 258 KK dan tidak mampu atau miskin sebanyak 615KK. 4.3.2.9 Desa Gebang Kecamatan Sukodono Letak wilayah Desa Gebang berada di Kecamatan Sukodono Kabupaten Sragen Jawa Tengah. Desa Gebang berada diarah timur laut dari ibu kota kabupaten.Kondisi alam Desa Gebang relatif memanjang kearah utara sampai ke selatan dan topografi miring ke arah utara serta memiliki curah hujan sedang 350 mm tahun dan hari hujan 240 haritahun. Ketinggian tempat 115 m diatas permukaan laut. Kondisi tanah sedang atau kemiringan, sifat tanah hitam atau merah serta potensi tanah sedang. Luas wilayah Desa Gebang 755.081 Ha, Batas wilayah Desa Gebang yakni sebelah utara berbatasan dengan Desa Denanyar, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Majenang, sebelah barat dengan Desa Karanganom dan Desa Baleharjo dan sebelah timur dengan Desa Slendro. Jumlah Kebayanan di Desa Gebang ada 4 yaitu : 1 Kebayanan Pakel Dukuh Sidomulyo RT 01, Melikan RT 02, 03, Pakel RT 04, 06, 07, Sidorejo RT 05, Ngropoh RT 08 2 Kebayanan Gebang Dukuh Gebang RT 09 sd RT 14 3 Kebayanan Nglembu Dukuh Sinom RT 15, 16, 17, Ngemplak RT 18, Karakan RT 19, 20 commit to user 4 Kebayanan Sinom Dukuh Banaran RT 21, 22, 24, Nglembu RT 23 dan Ngadirejo RT 25, 26 Sarana air bersih yang banyak digunakan berupa sumur gali, PDAM dan PAM Desa yang dikelola masyarakat sendiri dari program sebelumnya. Jumlah KK 1035 dan jumlah penduduk Desa Gebang, Kecamatan Sukodono adalah 3.147 jiwa, dengan rincian 1.663 jiwa perempuan dan 1.484 jiwa laki-laki. Sedangkan dari data klasifikasi kesejahteraan diperoleh data masyarakat kaya atau mampu sebanyak 117 KK, menengah 457 KK dan tidak mampu atau miskin sebanyak 461 KK.

4.4 Analisis Data dan Pembahasan