Model Problem based learning PBL

commit to user 22 tahap demi tahap. 3. Membimbing pelatihan Guru merencanakan dan memberikan bimbingan pelatihan awal. 4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik Mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberikan umpan balik. 5. Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan. Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhartian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dan kehidupan sehari-hari.

b. Model Problem based learning PBL

PBL utamanya dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir pemecahan masalah dan keterampilan intektual, belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dan pengalaman nyata atau stimulus dan menjadi pelajar yang otonom dan mandiri Ibrahim,200. Dengan PBL siswa dilatih menyusun sendiri pengetahuannya, mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, mandiri serta meningkatkan kepercayaan diri. Selain itu, dengan pemberian masalah otentik, siswa dapat membentuk makna dari bahan pelajaran melalui proses belajar dan menyimpannya dalam ingatan sehingga sewaktu-waktu dapat digunakan lagi Nurhadi, 2004. Problem based learning dikenal dengan nama lain seperti pembelajaran proyek Proyect-based teaching, pendidikan berdasarkan pengalaman Experience-based education, pembelajaran otentik Authentic Learning, dan pembelajaran berakar pada kehidupan nyata Anchored Instruction. commit to user 23 Dalam pengajaran berdasarkan masalah guru berperan sebagai panyaji, mengadakan dialog, membantu dan memberikan fasilitas penyelidikan. Selain itu, guru juga memberikan dorongan dan dukungan yang dapat meningkatkan pertumbuhan intelektual siswa Ibrahim, 2001. Hal yang perlu mendapat perhatian dalam pengajaran berdasarkan masalah adalah pemberian masalah kepada siswa yang berfungsi sebagai motivasi untuk melakukan proses penyelidikan. Di sini guru mengajukan masalah, membimbing dan memberikan petunjuk dalam memecahkan masalah. Ciri-ciri Problem based learning adalah Pembelajaran berdasarkan masalah memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Pengajuan pertanyaan atau masalah pengajaran berdasarkan masalah diawali dengan guru mengajukan pertanyaan dan masalah yang secara sosial dianggap penting dan secara pribadi bermakna untuk siswa. Sebagai contoh, pada pembelajaran materi Aproksimasi. b. Terintegrasi dengan disiplin ilmu yang lain Meskipun PBL berpusat pada mata pelajaran tertentu IPA, matematika, dan ilmu-ilmu sosial, masalah yang akan diselidiki telah ditentukan secara pasti agar dalam pemecahannya siswa meninjau dari banyak mata pelajaran. c. Penyelidikan otentik PBL menuntut siswa melakukan penyelidikan otentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata. Sebagai contoh, permasalahan dalam materi aproksimasi. Permasalahannya adalah cara membedakan telur commit to user 24 masak dengan telur mentah. Untuk mengetahui jawabannya maka harus dilakukan penyelidikan langsung. PBL biasanya terdiri dari 5 tahap utama yang dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Jika jangkauan masalahnya sedang- sedang saja, kelima tahapan tersebut mungkin dapat diselesaikan dalam 2 sampai 3 kali pertemuan. Namun untuk masalah yang kompleks mungkin akan membutuhkan setahun penuh untuk menyelesaikannya. Kelima tahapan tersebut disajikan pada tabel 2 . Ibrahim dan Nur, 2004. Tabel 2.2 Sintak Pembelajaran Yang Berbasis Masalah PBL TAHAP TINGKAH LAKU GURU 1. Tahap -1 Orientasi siswa kepada masalah. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran menjelaskan logistik yang dibutuhkan, memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya. 2. Tahap- 2 Mengorganisasika nsiswa untuk belajar. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. 3. Tahap – 3 Membimbimbing penyelidik individual maupun kelompok Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. commit to user 25 4. Tahap – 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model dan membantu mereka untuk berbagai tugas dengan temannya. 5. Tahap – 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalahan Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang merekan gunakan. PBL memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan model pengajaran lainnya, di antaranya sebagai berikut: a. Mendorong kerjasama dalam menyelesaikan tugas. b. Mendorong siswa melakukan pengamatan dan dialog dengan orang lain. c. Melibatkan siswa dalam penyelidikan pilihan sendiri. Hal ini memungkinkan siswa menjelaskan dan membangun pemahamannya sendiri mengenai fenomena tersebut. d. Membantu siswa menjadi pembelajar yang mandiri. Bimbingan guru kepada siswa secara berulang-ulang, mendorong dan mengarahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan mencari penyelesaian masalah mereka sendiri. Dengan begitu siswa belajar menyelesaikan tugas-tugas mereka secara mandiri dalam hidupnya kelak Ibrahim dan Nur, 2004. commit to user 26 Sama halnya dengan model pengajaran yang lain, PBL juga memiliki beberapa kelemahanhambatan dalam penerapannya Ricard I Arends dan Ibrahim. Kelemahan dari pelaksanaan PBL adalah sebagai berikut: a. Kondisi kebanyakan sekolah tidak kondusif untuk pendekatan PBL. Dalam pelaksanaannya, PBL memerlukan sarana dan prasarana yang tidak semua sekolah memilikinya. Sebagai contoh, banyak sekolah yang belum memiliki fasilitas laboratorium cukup memadai untuk kelengkapan pelaksanaan PBL. b. Pelaksanaan PBL memerlukan waktu yang cukup lama. Standar 40-50 menit untuk satu jam pelajaran yang banyak dijumpai di berbagai sekolah. c. Membimbing penyelidikan individual dan kelompok Siswa melakukan penyelidikan atau pemecahan masalah secara bebas dalam kelompoknya. Guru bertugas mendorong siswa untuk mengumpulkan data dan melaksanakan penyelidikan sampai mereka benar-benar memahami situasi masalahnya. Kemudian siswa mengajukan penjelasan dalam berbagai hipotesis dan pemecahan masalah yang diselidiki. Pada tahap ini guru mendorong semua ide, memerima sepenuhnya ide tersebut dan membetulkan konsep-konsep yang salah. d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Siswa dituntut untuk menghasilkan sebuah produk baik berupa laporan, model fisik, video, maupun program komputer. e. Manganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah commit to user 27 Guru membantu menganalisis proses berpikir siswa, keterampilan penyelidikan dan keterampilan intelektual siswa, kemudian guru menyimpulkan materi pembelajaran.

B. Penelitian Yang Relevan

Dokumen yang terkait

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED Eksperimentasi Model Pembelajaran Problem Based Learning Dan Project Based Learning Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Kemampuan Kreativitas Bagi Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 1

0 4 19

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED Eksperimentasi Model Pembelajaran Problem Based Learning Dan Project Based Learning Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Kemampuan Kreativitas Bagi Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 1

0 2 13

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI DISCOVERY LEARNING DAN PROBLEM BASED EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI DISCOVERY LEARNING DAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEDISIPLINAN

0 2 19

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PROBLEM BASED Pembelajaran Matematika Melalui Problem Based Learning dan Problem Posing Ditinjau dari Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII.

0 2 16

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA Pembelajaran Matematika Melalui Problem Based Learning dan Problem Posing Ditinjau dari Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII.

0 3 15

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) Penerapan Pendekatan Saintifik Dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pada Pembelajaran Matematika Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Siswa Kelas X SMK Muh

0 2 15

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) Penerapan Pendekatan Saintifik Dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pada Pembelajaran Matematika Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Siswa Kelas X SMK Muh

0 1 12

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PROBLEM BASED LEARNING DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA

0 1 118

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL TREFFINGER DAN CIRCUIT LEARNING DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN SEGIEMPAT.

0 0 6

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA MATERI FUNGSIKUADRAT DITINJAU DARI KEMANDIRIAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMK N 1 SAPTOSARI.

0 1 63