Uji Coba Instrumen Instrumen Penelitian

commit to user 44 4. Menentukan persentase kesalahan suatu pengukuran 14 19 2 5. Menghitung toleransi hasil suatu pengukuran 15,16 18,20 21 5 6. Menerapkan hasil kali pengukuran untuk menentukan maksimum minimum 22,23,24 25,26,27 28,29,30 9 Jumlah 10 12 8 30

2. Uji Coba Instrumen

Uji coba intrumen sangat diperlukan dalam suatu penelitian untuk mengetahui apakah intrumen tersebut sudah layak digunakan dalam penelitian. a. Angket Menurut Budiyono 2004:34, metode angket adalah cara pengumpulan data melalui pengajuan pertanyaan tertulis kepada subyek penelitian, responden atau sumber data dan jawabanya diberikan pula secara tertulis. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk pilihan ganda. Metode angket ini digunakan untuk mengetahui motivasi belajar matematika siswa. Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian, instrumen tersebut diuji terlebih dahulu dengan uji Validitas dan reliabilitas untuk mengetahui kualitas item angket. Sedangkan untuk menguji butir instrumen digunakan uji konsistensi internal. commit to user 45 1 Uji Validitas Isi Berdasarkan pada tujuan diadakanya tes angket yaitu untuk mengetahui apakah motivasi belajar yang ditampakkan secara individual dapat pula ditampakkan pada keseluruhan situasi, maka uji validitas yang dilakukan pada metode angket ini adalah uji validitas isi dengan langkah-langkah seperti yang dikemukakan Crocker dan Algina dalam Budiyono 2004:60 sebagai berikut : a. Mendefinisikan domain kerja yang akan diukur pada tes angket dapat berupa serangkain tujuan pembelajaran atau pokok-pokok kompetensinya yang diwujudkan dalam kisi-kisi, b. Membentuk sebuah panel yang ahli dalam domain-domain tersebut, c. Menyediakan kerangka terstruktur untuk proses pencocokan butir-butir soal yang terkait. d. Mengumpulkan data dan menyimpulkan berdasar data yang diperoleh dari proses pencocokan pada langkah c e. Agar validitas isi angket pada penelitian ini dilakukan dengan cara meminta 3 orang validator untuk memberikan penilaian sesuai dengan validasi yang mana terlampir. 2 Konsistensi Internal Untuk mengetahui konsistensi internal masing-masing butir dilihat dari korelasi antara skor butir-butir tersebut dengan skor totalnya. Korelasi butir soal angket digunakan rumus kolerasi momen produk Karl Pearson, yaitu : commit to user 46 2 2 2 2 å å å å å å å - - - = Y Y n X X n Y X XY n r xy dengan : r xy = indeks konsistensi internal untuk butir ke-i n = banyaknya subyek yang dikenai tes instrumen X =skor untuk butir ke-i dari subyek uji coba Y = total skor dari subyek uji coba Budiyono,2003:65 Pada umumnya, suatu butir angket disebut mempunyai konsistensi internal yang baik jika r x y ≥ 0,30. 3 Uji Reliabilitas Suatu tes dapat dikatakan mempunyai reliabilitastaraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Pendekatan yang sering digunakan untuk mengestimasi indeks reliabilitas instrumen dalam penelitian ini adalah metode satu kali tes single-test method dengan rumus alpha, yaitu : ÷ ÷ ø ö ç ç è æ - ÷ ø ö ç è æ - = å 2 2 11 1 1 t i s s n n r dengan: 11 r = indeks reliabilitas instrumen n = banyaknya butir instrumen 2 i s = variansi skor butir ke-i, i = 1, 2, ..., n 2 t s = variansi total Budiyono,2003:70 commit to user 47 Dalam penelitian biasanya suatu instrumen dikatakan reliabel jika reliabilitas yang diperoleh telah melebihi 0,70 11 r 0,70 b. Tes Prestasi Tes prestasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai prestasi belajar matematika. Tes yang digunakan berupa tes obyektif berbentuk pilihan ganda. Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian, instrumen tersebut diuji terlebih dahulu dengan uji validitas dan reliabilitas untuk mengetahui kualitas item soal. Sedangkan untuk menguji butir instrumen digunakan uji daya pembeda dan tingkat kesukaran. 1 Analisis Instrumen a Uji Validitas Isi Berdasarkan pada tujuan tes hasil belajar yaitu untuk mengetahui apakah prestasi belajar yang ditampakkan secara individual dapat pula ditampakkan pada keseluruhan situasi, maka uji validitas yang dilakukan pada metode tes ini adalah uji validitas isi dengan langkah-langkah seperti yang dikemukakan Crocker dan Algina dalam Budiyono,2004:60 sebagai berikut : a. Mendefinisikan domain kerja yang akan diukur pada tes prestasi dapat berupa serangkain tujuan pembelajaran atau pokok-pokok kompetensinya yang diwujudkan dalam kisi-kisi, b. Membentuk sebuah panel yang ahli dalam domain-domain tersebut, c. Menyediakan kerangka terstruktur untuk proses pencocokan butir-butir soal yang terkait. commit to user 48 d. Mengumpulkan data dan menyimpulkan berdasar data yang diperoleh dari proses pencocokan pada langkah c e. Agar validitas isi angket pada penelitian ini dilakukan dengan cara meminta 3 orang validator untuk memberikan penilaian sesuai dengan validasi yang mana terlampir. b Uji Reliabilitas Untuk mengetahui tingkat reliabilitas digunakan rumus yang dikemukakan oleh Kuder-Richardson dengan KR-20 sebagai berikut : ÷ ÷ ø ö ç ç è æ - ÷ ø ö ç è æ - = å 2 2 11 1 t i i t s q p S n n r dengan: r 11 = indeks reliabilitas instrumen n = banyaknya butir instrumen s t 2 = variansi total p i = proporsi subyek yang menjawab benar pada butir ke-1 q i = 1- p i Budiyono, 2003: 69 Dalam penelitian ini tes disebut reliabel apabila indeks reliabilitas yang diperoleh telah melebihi 0,70 11 r 0,70 2 Analisis Butir Soal a Daya Pembeda Suharsimi Arikunto 2001:211 mengemukakan bahwa daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang commit to user 49 pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang bodoh berkemampuan rendah. Soal yang baik adalah soal yang dapat dijawab benar oleh siswa yang pandai saja. Untuk kelompok kecil kurang dari 100 orang, seluruh peserta tes dikelompokkan menjadi dua kelompok sama besar, yaitu 50 kelompok pandai atau kelompok atas dari 50 kelompok bodoh atau kelompok bawah. Rumus untuk menentukan indeks daya pembeda adalah : b b a a J B J B D - = Dengan D = indeks pembeda soal J a = banyaknya peserta kelompok atas J b = banyaknya peserta kelompok bawah B a = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar B b = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar Untuk menentukan kelompok atas dan kelompok bawah adalah skor dari seluruh siswa diturutkan mulai dari skor teratas sampai skor terendah, kemudian dibagi 2, yaitu 50 skor teratas menjadi kelompok atas dan sisanya menjadi kelompok bawah. Butir soal mempunyai daya pembeda baik jika D ≥ 0,30 Suharsimi Arikunto, 2004: 213-214 b Tingkat Kesukaran Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi commit to user 50 karena di luar jangkauannya. Untuk mnentukan tingkat kesukaran tiap-tiap butir tes digunakan rumus sebagai berikut : JS B P = dengan : P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS= jumlah seluruh siswa peserta tes Untuk menginterprestasikan nilai tingkat kesukaran dapat digunakan tolok ukur sebagai berikut. Jika 0,00 £ P 0,30 : soal sukar Jika 0,30 £ P £ 0,70 : soal sedang Jika 0,70 P £ 1 : soal mudah Dalam penelitian ini butir soal yang digunakan jika mempunyai tingkat kesukaran antara 0,3 £ P £ 0,7 Suharsimi Arikunto, 2004: 212

G. Teknik Analisis Data 1. Uji Prasyarat

Dokumen yang terkait

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED Eksperimentasi Model Pembelajaran Problem Based Learning Dan Project Based Learning Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Kemampuan Kreativitas Bagi Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 1

0 4 19

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED Eksperimentasi Model Pembelajaran Problem Based Learning Dan Project Based Learning Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Kemampuan Kreativitas Bagi Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 1

0 2 13

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI DISCOVERY LEARNING DAN PROBLEM BASED EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI DISCOVERY LEARNING DAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEDISIPLINAN

0 2 19

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PROBLEM BASED Pembelajaran Matematika Melalui Problem Based Learning dan Problem Posing Ditinjau dari Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII.

0 2 16

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA Pembelajaran Matematika Melalui Problem Based Learning dan Problem Posing Ditinjau dari Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII.

0 3 15

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) Penerapan Pendekatan Saintifik Dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pada Pembelajaran Matematika Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Siswa Kelas X SMK Muh

0 2 15

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) Penerapan Pendekatan Saintifik Dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pada Pembelajaran Matematika Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Siswa Kelas X SMK Muh

0 1 12

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PROBLEM BASED LEARNING DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA

0 1 118

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL TREFFINGER DAN CIRCUIT LEARNING DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN SEGIEMPAT.

0 0 6

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA MATERI FUNGSIKUADRAT DITINJAU DARI KEMANDIRIAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMK N 1 SAPTOSARI.

0 1 63