BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Paradigma Penelitian
Guba dan Lincoln mendefinisikan paradigma sebagai serangkaian keyakinan-keyakinan dasar basic beliefs atau metafisika yang berhubungan
dengan prinsip-prinsip pokok. Paradigma in menggambarkan suatu pandangan dunia worldview
yang menentukan, bagi penganutnya sifat dari “dunia” sebagai tempat individu dan kemungkinan hubungan dengan dunia tersebut beserta
bagian-bagiannya Sunarto dan Hermawan, 2011:4. Keyakinan-keyakinan ini bersifat dasar dalam penegertian harus diterima secara sederhana semata-mata
berdasarkan kepercayaan saja disebabkan tidak ada suatu cara untuk menentukakn suatu kebenaran akhir.
Macam paradigma itu sendiri ternyata bervariasi. Guba dan Lincoln menyebutkan empat macam paradigma, yaitu: positivisme, post positivism,
konstruktivisme dan kritis. Neuman menegaskan tiga paradigma dalam ilmu pengetahuan sosial: positivisme, interpretif dan kritis. Sedangkan Cresswel
membedakan dua macam paradima, yaitu kuantitatif dan kualitatif Sunarto dan Hermawan, 2011:9
Paradigma kritis yang sering menjadi landasan berpikir dalam analisis semiotika berupaya mempertautkan hubungan antara media massa dan keberadaan
struktur sosial. Ragam analisis kritis umumnya menguji kandungan-kandungan makna ideologis media melalui pembongkaran terhadap isi media atau teks.
Paradigma kritis mendasarkan penelitian pada penafsiran teks yang menjadi objek penelitian ini yaitu foto-foto pada rubrik Exposure majalah Popular edisi Oktober
2011. Dengan penafsiran tersebut, peneliti menyelami teks dan menyingkap makna yang ada dibaliknya. Ketika menafsirkan teks, pengalaman, latar belakang,
keberpihakan bahkan perasaan peneliti dapat mempengaruhi hasil penelitian. Penelitian paradigma kritis mempunyai beberapa karakteristik, yaitu:
meyakini bahwa refleksi dan kritik metode untuk menghasilkan pengetahuan bukan melalui observasi, lebih dari sekedar data kuantitatif dan kualitatif, ideologi
dan kekuasaan ada dalam pengalaman sosial dan tujuan penelitian untuk perubahan sosial Sunarto dan Hermawan, 2011:9.
Universitas Sumatera Utara
Dikategorikan ke dalam penelitian kualitatif kritis karena sangat mengandalkan kemampuan peneliti dalam menafsirkan teks ataupun tanda yang
dikaitkan dengan konteks sosial, budaya, ekonomi dan historis. Selain itu teori pendukung dalam penelitian ini seperti feminisme eksistensialis merupakan
bagian dari aliran pemikiran kritis.
2.2. Kajian Pustaka 2.2.1. Semiotika