dan kuasa perempuan atas tubuhnya sendiri. Di dalam objektivikasi perempuan, misalnya dalam pornografi, perempuan seolah kehilangan eksistensi atas tubuhnya
sendiri.
2.2.4 Foto
Foto sering digunakan dalam karya-karya desain visual dikarenakan foto memiliki sebuah kekuatan yang tak dimiliki oleh elemen lainnya, yakni
kredibilitasnya atau kemampuannya untuk member kesan sebagai bukti yang dapat dipercaya karena foto memiliki tingkat kemiripan yang tinggi dengan
keadaan asli obek. Daya tarik sebuah foto, terutama dalam sebuah majalah sangat besar bagi pembacanya. Teknik pengambilan suatu gambar dapat memiliki kode-
kode yang mempunyai makna tersendiri. Kode-kode tersebut menginformasikan hampir seluruh aspek tentang keberadaan kita dan menyediakan Konsep yang
bermanfaat bagi analisis seni populer dan media. Berbagai elemen terdapat dalam kode, terutama yang berhubungan dengan bahasa gambar yang biasa dilihat secara
lebih detail. Jelasnya dapat diperlihatkan melalui tabel berikut:
Tabel 1 Teknik Dalam Pengambilan Gambar
Penanda Signifier Petanda Signified
Pengambilan Gambar
Ekstreme Long Shot Kesan luas dan keluarbiasaan
Full Shot Hubungan Sosial
Big Close Up Emosi, dramatik, moment pentin
Close Up Intim atau dekat
Medium Shot Hubungan personal dengan subjek
Long Shot Konteks perbedaan dengan publik
Sudut Pandang Angle Pengambilan Gambar:
High Dominasi, kekuasaan dan otoritas
Eye-Level Kesejajaran, kesamaan dan sederajat
Low Didominasi, dikuasi dan kurang otoritas
Fokus
Selective Focus Meminta perhatian tertuju pada satu
Universitas Sumatera Utara
objek Soft Focus
Romantis serta nostalgia Deep Focus
Semua unsur adalah penting melihat secara keseluruhan objek
Pencahayaan
High Key Riang, cerah
Low Key Suram, muram
High Contras Dramatikal, teatrikal
Low Contras Realistik dan terkesan dokumenter
Pewarnaan
Warm kuning,oranye, merah, abu-abu Optimisme, harapan, hasrat, agitasi Cool biru, hijau
Pesimisme Black and White
Realisme, aktualitas, faktual Sumber : Keith Selby dan Ron Coedery,. How to Study Television 1995. London
: Mc Millisan. Pengambilan gambar yang dapat menandakan sesuatu merupakan salah
satu elemen penting. Pengambilan gambar akan menentukan bagaimana akhirnya gambar foto maupun film dihasilkan. Pengambilan gambar secara extreme long
shot dapat menggambarkan wilayah yang luas yang diambil dari jarak yang sangat jauh. Pengambilan gambar secara long shot membuat subjek hanya sebagai bagian
kecil saja dari objek yang ditampilkan dalam gambar. Kesan yang muncul adalah ketidakberatian subjek. Penonjolan dari subjek atau orang tersebut tidak ada
apabila long shot yang dipilih. Kecuali jika ada sebuah kejadian atau suatu peristiwa yang tampak dari gambar tersebut.
Pengambilan gambar secara medium shot, bentuk subjek yang ditampilkan sama ukurannya dengan objek yang menjadi latar.. Kesan yang nampak dari
gambar seperti ini adalah kesan personal. Pengambilan gambar dalam bentuk close up, ukuran subjek lebih besar daripada setting atau latar subjek. Kesan yang
muncul dalam gambar seperti ini adalah kesan intim dan dekat dengan subjek. Pembaca atau orang yang melihat diajak untuk lebih memperhatikan.
Universitas Sumatera Utara
Pengambilan gambar dalam bentuk big close up, subjek bukan hanya ditampilkan dalam ukuran besar tetapi juga detail ditonjolkan dalam gambar.
Selain pengambilan gambar, bagian penting dalam memaknai suatu gambar adalah sudut pandang pengambilan gambar angle. Apakah gambar yang
diambil sejajar dengan camera person, diambil dari atas atau diambil dari bawah. Sudut pengambilan gambar bukan hanya persoalan teknis tetapi teknik ini akan
memberi makna pada gambar dan menghadirkan penafsiran berbeda dari khalayak yang melihatnya. Gambar yang diambil dari atas high angle shot, memposisikan
khalayak atau orang berada diatas subjek. Posisi semacam ini secara tidak langsung memposisikan orang yang ada diatas lebih powerfull kekuasaan dan
lebih mempunyai otoritas. Subjek yang diambil dari bawah low angle shot, sebaliknya membuat
subjek lebih besar dan memposisikan subjek yang ditampilkan dalam gambar mempunyai posisi lebih tinggi dari mata pemandang. Kesan yang muncul dalam
angle seperti ini subjeklah yang lebih terkesan lebih powerfull, lebih otoritatif dibandingkan dengan posisi khalayak atau pemandang. Gambar yang diambil
dengan eye level shot, memposisikan subjek dan pemandang sama. Kesan yang muncul baik dari subjek maupun pemandang mempunyai tingkat yang sejajar dan
setara. Fokus dari pengambilan gambar merupakan elemen lain yang perlu
diperhatikan dalam menganalisis foto. Fokus adalah kegiatan mengatur ketajaman objek foto yang telah dijadikan point of interest pada saat komposisi. Dilakukan
dengan cara memutar ring fokus pada sehingga terlihat pada kaca pembidik, obek yang tadinya tidak tajam dan tidak jelas, menjadi fokus dan tajam serta jelas
bentuk dan tampilannya Mirza, 2004:48.
2.2.5 Objektivikasi Perempuan Dalam Media Massa