melakukan olahraga sehingga pelaksanaan diet hipertensi tidak berjalan dengan semestinya.
Tingkat stress juga mendukung terjadinya hipertensi untuk kalangan ibu rumah tangga, dimana masalah keluarga dan masalah finansial menjadikan
tekanan darah meningkat secara abnormal. Hasil ini didukung hasil dari tabulasi silang antara variabel pekerjaan dengan derajat hipertensi, dimana didapatkan
proporsi tertinggi adalah ibu rumah tangga dengan derajat 2 sebesar 66,7. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Ganda Sigalingging di Rumah
Sakit Umum Herna tahun 2011, yang memperoleh jumlah penderita hipertensi tertinggi pada Ibu Rumah Tangga sebesar 50,0 Sigalingging, 2012.
f. Status Perkawinan
Proporsi penderita hipertensi dengan komplikasi berdasarkan status perkawinan rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang Kabupaten Deli Serdang
tahun 2014 dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 5.6 Diagram Pie
Proporsi Penderita
Hipertensi Dengan
Komplikasi Berdasarkan Pekerjaan Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang Kabupaten Deli Serdang
Tahun 2014
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Gambar 5.6, dapat dilihat bahwa proporsi penderita hipertensi dengan komplikasi rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang
Kabupaten Deli Serdang tahun 2014 berdasarkan status perkawinan tertinggi adalah pasien yang telah menikahkawin sebesar 97,1 dan terendah adalah
pasien yang belum menikah sebesar 2,9. Hal ini dapat dihubungkan dengan hasil penelitian berdasarkan umur
penderita yang tertinggi adalah ≥40 tahun 95,2, pada usia tersebut mayoritas
sudah menikah. Pada status yang telah menikahkawin, tingkat stress lebih tinggi dan permasalahan yang dihadapi oleh penderita lebih banyak di tempat pekerjaan
dan di rumah tangga, sehingga tekanan darah yang diakibatkan oleh stress semakin meningkat Sianipar, 2014.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Agustina Sianipar di Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012 , yang memperoleh jumlah
penderita hipertensi dengan komplikasi tertinggi berdasarkan status perkawinan terdapat pada pasien yang telah menikah kawin sebesar 91,6 Sianipar, 2014.
g. Tempat Tinggal
Proporsi penderita hipertensi dengan komplikasi berdasarkan tempat tinggal rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang Kabupaten Deli
Serdang tahun 2014 dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.7 Diagram Pie
Proporsi Penderita
Hipertensi Dengan
Komplikasi Berdasarkan Tempat Tinggal Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang Kabupaten Deli
Serdang Tahun 2014
Berdasarkan Gambar 5.7, dapat dilihat bahwa proporsi penderita hipertensi dengan komplikasi rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang
Kabupaten Deli Serdang tahun 2014 berdasarkan tempat tinggal tertinggi adalah pasien yang tinggal di Luar Kecamatan Lubuk Pakam 59,6 dan terendah adalah
pasien yang tinggal di Kecamatan Lubuk Pakam 40,4. Hal ini dikarenakan Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang merupakan
satu-satunya rumah sakit umum yang terletak di Deli Serdang dengan fasilitas yang memadai dan memberikan pelayanan gratis kepada semua masyarakat Deli
Serdang, sehingga masyarakat di Luar Kecamatan Lubuk Pakam seperti kecamatan Tanjung Morawa, Batang Kuis, Percut Sei Tuan, dan Galang rela
menempuh jarak yang cukup jauh untuk berobat di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang.
Universitas Sumatera Utara
5.1.2 Derajat Hipertensi
Proporsi penderita hipertensi dengan komplikasi berdasarkan derajat hipertensi rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang Kabupaten
Deli Serdang tahun 2014 dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 5.8 Diagram Pie
Proporsi Penderita
Hipertensi Dengan
Komplikasi Berdasarkan Derajat Hipertensi Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang Kabupaten Deli
Serdang Tahun 2014
Berdasarkan Gambar 5.9, dapat dilihat bahwa proporsi penderita hipertensi dengan komplikasi rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang
Kabupaten Deli Serdang tahun 2014 berdasarkan derajat hipertensi tertinggi adalah derajat hipertensi 2 sebesar 76,9 dan terendah adalah derajat hipertensi 1
sebesar 23,1. Pengukuran tekanan darah yang umum dilakukan adalah dengan
menggunakan alat tensimeter yang dipasang atau dihubungkan dengan pada lengan pasien yang dalam keadaan duduk bersandar. Derajat tekanan darah
ditentukan sesuai dengan hasil pemeriksaan tekanan darah dari dua bacaan yaitu tekanan sistolik dan diastolik Sustrani, 2005
Universitas Sumatera Utara
Jika bacaan sistolik berada pada kondisi yang menyimpang sedangkan diastoliknya normal, maka yang dilihat adalah bacaan sistolik. Jika tekanan
sistolik tercatat 140mmHg atau lebih, tetapi tidak terjadi gangguan dari gejala hipertensi, maka kasus ini disebut ISH Isolated Sistolic Hypertension.
Umumnya sistolik akan meningkat sejalan dengan usia, sedangkan diastolik akan meningkat sampai usia 55 tahun kemudian menurun lagi Sustrani, 2005.
Hasil penelitian ini lebih banyak usia ≥40 tahun 95,2, yang mempengaruhi tingginya derajat tekanan darah. Hal ini sesuai dengan penelitian
Lastiar Silitonga di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Tahun 2005-2007, yang memperoleh jumlah penderita hipertensi tertinggi hipertensi derajat 2 sebesar
52,7 Silitonga, 2009.
5.1.3 Keluhan Utama
Proporsi penderita hipertensi dengan komplikasi berdasarkan keluhan utama rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang Kabupaten Deli
Serdang tahun 2014 dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 5.9 Diagram Bar
Proporsi Penderita
Hipertensi Dengan
Komplikasi Berdasarkan Keluhan Utama Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang Kabupaten Deli
Serdang Tahun 2014
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Gambar 5.8, dapat dilihat bahwa proporsi penderita hipertensi dengan komplikasi rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang
Kabupaten Deli Serdang tahun 2014 berdasarkan keluhan utama tertinggi adalah nyeri di bagian dada 28,8 dan terendah adalah stroke 4,8.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa keluhan utama tertinggi adalah nyeri di bagian dada. Sebagian besar pasien yang datang berobat di Rumah Sakit
Umum Daerah Deli Serdang adalah nyeri di bagian dada karena didukung oleh komplikasi yang terbanyak adalah penyakit gagal jantung 69,2. Rasa nyeri di
dada pada saat sedang melakukan aktivitas dan akan reda bila melakukan istirahat. Rasa nyeri di dada atau yang disebut angina ini dapat terjadi karena sel-sel
jantung tidak mendapatkan cukup oksigen karena berkurangnya airan darah ke otot-otot jantung Susanti, 2015.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Agustina Sianipar di Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012, penderita hipertensi dengan
komplikasi menurut keluhan utama adalah sesak nafas 44,9.
5.1.3 Jenis Komplikasi
Proporsi penderita hipertensi dengan komplikasi berdasarkan jenis komplikasi rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang Kabupaten
Deli Serdang tahun 2014 dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.10 Diagram Pie
Proporsi Penderita
Hipertensi Dengan
Komplikasi Berdasarkan Jenis Komplikasi Hipertensi Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang Kabupaten
Deli Serdang Tahun 2014
Berdasarkan Gambar 5.10, dapat dilihat bahwa proporsi penderita hipertensi dengan komplikasi rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Deli
Serdang Kabupaten Deli Serdang tahun 2014 berdasarkan jenis komplikasi hipertensi tertinggi adalah Gagal Jantung 69,2 dan terendah adalah Gagal
Ginjal Kronik 3,8. Adanya hipertensi meningkatkan risiko terjadinya penyakit gagal jantung
kongestif lebih dari tiga kali lipat. Penderita hipertensi sering mengalami struktur dan fungsi jantung yang abnormal meliputi hipertrofi ventrikel kiri, disfungsi
sistolik, disfungsi diastolik dan akhirnya gagal jantung. Ada dua mekanisme mengenai hubungan hipertensi dengan peningkatan resiko terjadinya gagal
jantung. Pertama, hipertensi merupakan faktor risiko terjadinya infark miokard akut yang dapat menyebabkan gangguan fungsi sistolik ventrikel kiri dan gagal
jantung. Kedua, hipertensi menyebabkan terjadinya hipertrofi ventrikel kiri yang dihubungkan dengan terjadinya disfungsi diastolik dan meningkatkan risiko gagal
jantung sistolik Prawishanti, 2014.
Universitas Sumatera Utara
Stroke dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu stroke iskemik dan stroke haemoragik. Stroke iskemik terjadi bila karena suatu sebab suplai darah ke otak
terhambat atau terhenti. Walaupun berat otak hanya sekitar 1.400 gram, namun menuntut suplai darah yang relatif sangat besar yaitu sekitar 20 dari seluruh
curah jantung. Stroke hemoragik merupakan penyakit gangguan fungsional otak akut fokal maupun global terjadi bila terhambatnya aliran darah ke otak yang
disebabkan oleh perdarahan suatu arteri serebralis. Darah yang keluar dari pembuluh darah dapat masuk ke dalam jaringan otak, sehingga terjadi hematom
Junaidi, 2011 Dari hasil penelitian didapatkan dari 28 penderita hipertensi dengan
komplikasi stroke, terdapat 27 orang dengan stroke iskemik dan 1 orang dengan stroke haemoragik. Penderita hipertensi didiagnosa mengidap komplikasi stroke
melalui tahapan CT Scan di RSUD Deli Serdang. Hipertensi merupakan faktor risiko utama terjadinya stroke iskemik. Semakin tinggi tekanan darah pasien
kemungkinan stroke akan semakin besar, karena hipertensi dapat mempercepat pengerasan dinding pembuluh darah arteri dan mengakibatkan penghancuran
lemak pada sel otot polos sehingga mempercepat proses aterosklerosis. Hipertensi berperan dalam proses aterosklerosis melalui efek penekanan pada sel
endotellapisan dalam dinding arteri yang berakibat pembentukan plak pembuluh darah semakin cepat. Jika serangan stroke terjadi berkali-kali, maka kemungkinan
untuk sembuh dan bertahan hidup akan semakin kecil Junaidi, 2011. Hipertensi bisa berakibat gagal ginjal. Sedangkan bila sudah menderita
gagal ginjal sudah pasti terkena hipertensi. Bahkan hipertensi pada gilirannya
Universitas Sumatera Utara
menjadi salah satu faktor risiko meningkatnya kematian pada pasien hemodialisis pasien ginjal yang menjalani terapi pengganti ginjal dengan cara cuci
darahhemodialisis di rumah sakit. Naiknya tekanan darah di atas ambang batas normal bisa merupakan salah
satu gejala munculnya penyakit pada ginjal. Beberapa gejala-gejala lainnya seperti berkurangnya jumlah urine atau sulit berkemih, edema penimbunan cairan dan
meningkatnya frekuensi berkemih terutama pada malam hari. Bila sudah dinyatakan gagal ginjal tahap akhir, maka pasien harus
menjalankan terapi pengganti ginjal seumur hidupnya. Ada 3 jenis terapi pengganti pengganti ginjal yaitu Transplantasi cangkok ginjal, Hemodialisis
sering disebut cuci darah, Peritoneal Dialisis CAPD = continous ambulatory peritoneal dialysis yang semuanya membutuhkan dana yang cukup besar IKCC,
2014.
6.1.3 Lama Rawatan Rata-rata
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa rata-rata lama rawatan 5,35 hari, Standar Deviasi SD = 3,745 dengan koefisien of varian 10 artinya hari
rawatan penderita hipertensi bervariasi dengan lama rawatan paling singkat adalah 1 hari dan paling lama adalah 23 hari. Dari hasil estimasi interval dapat
disimpulkan bahwa 95 diyakini rata-rata lama rawatan penderita hipertensi diantara 4,62 sampai dengan 6,08 hari.
Lama rawatan 3 hari lebih besar karena penderita pulang berobat jalan. Hal ini terjadi kemungkinan disebabkan masalah biaya dan hanya untuk
Universitas Sumatera Utara
pengontrolan hipertensi dari yang sudah normal saat dirawat agar tidak terjadi lebih fatal lagi dengan mengontrol tekanan darah di poli umum, sedangkan lama
rawatan 23 hari pada penderita hipertensi yang membutuhkan perawatan secara spesifik lebih lama
karena harus ditangani semaksimal mungkin oleh tenaga medis di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang.
6.1.4 Sumber Biaya
Proporsi penderita hipertensi dengan komplikasi berdasarkan sumber biaya rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang Kabupaten Deli
Serdang tahun 2014 dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 5.11 Diagram Pie
Proporsi Penderita
Hipertensi Dengan
Komplikasi Berdasarkan Sumber Biaya Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang Kabupaten Deli Serdang
Tahun 2014
Berdasarkan Gambar 5.11, dapat dilihat bahwa proporsi penderita hipertensi dengan komplikasi rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Deli
Serdang Kabupaten Deli Serdang tahun 2014 berdasarkan sumber biaya tertinggi adalah BPJS 54,8 dan terendah adalah Umum 12,5.
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil penelitian di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang didapatkan sumber pembiayaan untuk pasien hipertensi dengan komplikasi
menggunakan BPJS menjadi yang tertinggi disebabkan oleh karena adanya program dari pemerintah yang menjadikan kesehatan sebagai prioritas sehingga
masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang terbaik dan gratis oleh BPJS dengan cara membayar iuran bulanan.
6.1.5 Keadaan Sewaktu Pulang
Proporsi penderita hipertensi dengan komplikasi berdasarkan keadaan sewaktu pulang rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang
Kabupaten Deli Serdang tahun 2014 dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 5.12 Diagram Pie
Proporsi Penderita
Hipertensi Dengan
Komplikasi Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang Kabupaten
Deli Serdang Tahun 2014
Berdasarkan Gambar 5.12, dapat dilihat bahwa proporsi penderita hipertensi dengan komplikasi rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Deli
Serdang Kabupaten Deli Serdang tahun 2014 berdasarkan keadaan sewaktu
Universitas Sumatera Utara
pulang tertinggi adalah Pulang Berobat Jalan 90,4dan terendah adalah Meninggal 3,8.
Penderita hipertensi dengan komplikasi yang pulang berobat jalan dikarenakan keadaan penderita yang sudah lebih baik dengan tekanan darah yang
telah kembali normal dan dengan adanya pertimbangan dokter hingga memperbolehkan pulang berobat jalan. Penderita hipertensi yang pulang atas
permintaan sendiri kemungkinan karena ingin dirawat di rumah sendiri atau ingin mendapatkan perawatan yang lebih baik dari rumah sakit lain. Sedangkan
penderita hipertensi dengan komplikasi yang meninggal disebabkan oleh kondisi komplikasi dari hipertensi yang sudah parah dan pasien yang datang ke rumah
sakit sudah berada pada tahap kritis sehingga penanganan maksimal yang diberikan oleh pihak medis Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang tidak
berhasil secara medis. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Rissa Kurnia di Rumah Sakit
Umum Kota Padang Panjang Tahun 2002-2006, penderita hipertensi menurut keadaan sewaktu pulang tertinggi adalah Pulang Berobat Jalan sebesar 50,0.
Universitas Sumatera Utara
5.2 Analisis Statistik
5.2.1 Umur Berdasarkan Jenis Komplikasi Hipertensi
Proporsi umur penderita hipertensi dengan komplikasi berdasarkan jenis komplikasi hipertensi rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang
Kabupaten Deli Serdang tahun 2014 dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 5.13 Diagram Bar Proporsi Umur Penderita Hipertensi Dengan Komplikasi Berdasarkan Jenis Komplikasi Hipertensi Rawat
Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014
Berdasarkan Gambar 5.13, dapat dilihat bahwa seluruh penderita hipertensi dengan komplikasi stroke berumur
≥40 tahun 100 , 75 penderita hipertensi dengan komplikasi gagal ginjal kronik berumur
≥40 tahun dan 94,4 penderita hipertensi dengan komplikasi gagal jantung berumur
≥40 tahun. Stroke yang menyerang kelompok usia diatas 40 tahun adalah kelainan
otak nontraumatik akibat proses patologi pada sistem pembuluh darah otak. Peningkatan frekuensi stroke seiring dengan peningkatan umur berhubungan
dengan proses penuaan, dimana semua organ tubuh mengalami kemunduran fungsi termasuk pembuluh darah otak. Pembuluh darah menjadi tidak elastis
Universitas Sumatera Utara
terutama bagian endotel yang mengalami penebalan pada bagian intima, sehingga mengakibatkan lumen pembuluh darah semakin sempit dan berdampak pada
penurunan aliran darah otak Sofyan dkk, 2015. Semakin bertambah usia, semakin berkurang fungsi ginjal dan
berhubungan dengan
penurunan kecepatan
ekskresi glomerulus
dan memburuknya fungsi tubulus. Penurunan fungsi ginjal dalam skala kecil
merupakan proses normal bagi setiap manusia seiring bertambahnya usia, namun tidak menyebabkan kelainan atau menimbulkan gejala karena masih dalam batas-
batas wajar yang dapat ditoleransi ginjal dan tubuh. Namun, akibat adanya hipertensi dapat menyebabkan kelainan dimana penurunan fungsi ginjal terjadi
secara cepat atau progresif sehingga menimbulkan berbagai keluhan dari ringan sampai berat, kondisi ini disebut gagal ginjal kronik GGK Pranandari, 2014.
Dengan meningkatnya umur seseorang akan semakin tinggi kemungkinan terjadi penyakit jantung. Peningkatan gejala penyakit jantung pada tekanan
diastolik yang rendah mungkin disebabkan karena rendahnya tekanan perfusi koroner, yang dengan miokard yang menebal disertai resistensi arteriol yang
meninggi akibat proses hipertensi. Gray dkk, 2002 Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Chi-square tidak
memenuhi syarat untuk dilakukan karena terdapat 4 cells 66,7 yang memiliki nilai expected count kurang dari dari 5.
Universitas Sumatera Utara
5.2.2 Jenis Kelamin Berdasarkan Jenis Komplikasi Hipertensi
Proporsi jenis kelamin penderita hipertensi dengan komplikasi berdasarkan jenis komplikasi hipertensi rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah
Deli Serdang Kabupaten Deli Serdang tahun 2014 dapat dilihat pada gambar
dibawah ini :
Gambar 5.14 Diagram Bar Proporsi Jenis Kelamin Penderita Hipertensi Dengan Komplikasi Berdasarkan Jenis Komplikasi Hipertensi
Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014
Berdasarkan Gambar 5.14, dapat dilihat bahwa proporsi jenis kelamin penderita hipertensi dengan komplikasi berdasarkan jenis komplikasi hipertensi
rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang Kabupaten Deli Serdang tahun 2014 yang tertinggi adalah jenis kelamin perempuan pada penyakit stroke
sebesar 64,4, jenis kelamin laki-laki pada penyakit gagal ginjal kronik sebesar 75 dan jenis kelamin perempuan pada penyakit gagal jantung sebesar 58,3.
Secara klinik laki-laki mempunyai risiko mengalami gagal ginjal kronik dua kali lebih besar daripada perempuan. Hal ini dimungkinkan karena
perempuan lebih memperhatikan kesehatan dan menjaga pola hidup sehat
Universitas Sumatera Utara
dibandingkan laki-laki, sehingga laki-laki lebih mudah terkena gagal ginjal kronik dibandingkan perempuan. Perempuan lebih patuh dibandingkan laki-laki dalam
menggunakan obat karena perempuan lebih dapat menjaga diri mereka sendiri serta bisa mengatur tentang pemakaian obat Pranandari dkk., 2014.
Kejadian stroke pada perempuan juga dikatakan meningkat pada usia pasca menopause, karena sebelum menopause wanita dilindungi oleh hormon
esterogen yang berperan dalam meningkatkan HDL, dimana HDL berperan penting dalam pencegahan proses aterosklerosis Sofyan dkk, 2015.
Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Chi-square tidak memenuhi syarat untuk dilakukan karena terdapat 2 cells 33,3 yang memiliki
nilai expected count kurang dari dari 5.
5.2.3 Derajat Hipertensi Berdasarkan Jenis Komplikasi Hipertensi
Proporsi derajat hipertensi penderita hipertensi dengan komplikasi berdasarkan jenis komplikasi hipertensi rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah
Deli Serdang Kabupaten Deli Serdang tahun 2014 dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.15 Diagram Bar Proporsi Derajat Hipertensi Penderita Hipertensi Dengan Komplikasi Berdasarkan Jenis Komplikasi Hipertensi
Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014
Dari Gambar 5.15, dapat dilihat bahwa proporsi derajat hipertensi pada penderita hipertensi dengan komplikasi berdasarkan jenis komplikasi rawat inap
di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang Kabupaten Deli Serdang tahun 2014 adalah tertinggi terdapat pada kelompok derajat hipertensi dengan jenis
komplikasi penyakit stroke adalah derajat 2 sebesar 67,9 dan jenis komplikasi
penyakit gagal jantung adalah derajat 2 sebesar 81,9.
Insidensi stroke meningkat sekitar 25 setiap kenaikan tekanan sistolik 10 mmHg, dan tekanan diastolik lebih dari 110 mmHg. Baik stroke iskemik maupun
haemoragik memiliki hubungan yang kuat dengan hipertensi. Setiap kenaikan tekanan sistolik 20 mmHg risiko terjadinya stroke dan haemoragik meningkat
2,23-3,18 kali Astuti, 2012.
Universitas Sumatera Utara
Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Chi-square tidak memenuhi syarat untuk dilakukan karena terdapat 2 cells 33,3 yang memiliki
nilai expected count kurang dari dari 5.
5.2.4 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Jenis Komplikasi Hipertensi
Proporsi lama rawatan rata-rata penderita hipertensi dengan komplikasi berdasarkan jenis komplikasi hipertensi rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah
Deli Serdang Kabupaten Deli Serdang tahun 2014 dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 5.16 Diagram Bar Proporsi Lama Rawatan Rata-rata Penderita Hipertensi Dengan Komplikasi Berdasarkan Jenis Komplikasi
Hipertensi Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014
Dari Gambar 5.16, dapat dilihat bahwa dari 104 orang yang menderita hipertensi dengan komplikasi rawat inap di Rumah Sakit Umum Deli Serdang
tahun 2014, penderita hipertensi dengan komplikasi stroke sebanyak 28 orang memiliki rata-rata lama rawatan 7,43 hari , penderita hipertensi komplikasi gagal
ginjal kronik sebanyak 4 orang memiliki rata-rata lama rawatan 9,25 dan penderita hipertensi dengan komplikasi gagal jantung sebanyak 73 orang memiliki
Universitas Sumatera Utara
rata-rata lama rawatan 4,32 hari. Dari gambar diatas bisa disimpulkan bahwa penderita hipertensi dengan komplikasi gagal ginjal kronik membutuhkan waktu
perawatan yang lama untuk ditangani oleh tenaga medis di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang.
Berdasarkan hasil uji anova diperoleh p0,05 artinya ada perbedaan bermakna antara lama rawatan rata-rata dengan jenis komplikasi yang diderita
oleh pasien. Karena hasilnya bermakna maka dilanjutkan dengan Post Hoc Test dengan uji Bonferroni. Dari hasil uji Bonferroni, terdapat perbedaan bermakna
lama rawatan rata-rata penderita hipertensi komplikasi stroke dengan penderita hipertensi komplikasi gagal jantung dan terdapat perbedaan bermakna lama
rawatan rata-rata penderita hipertensi komplikasi gagal ginjal kronik dengan penderita hipertensi komplikasi gagal jantung.
5.2.5 Jenis Komplikasi Hipertensi Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang
Proporsi keadaan sewaktu pulang penderita hipertensi dengan komplikasi berdasarkan jenis komplikasi hipertensi rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah
Deli Serdang Kabupaten Deli Serdang tahun 2014 dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.17 Diagram Bar Proporsi Jenis Komplikasi Hipertensi Penderita Hipertensi Dengan Komplikasi Berdasarkan Keadaan Sewaktu
Pulang Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014
Dari Gambar 5.17, dapat dilihat bahwa proporsi jenis komplikasi hipertensi pada penderita hipertensi dengan komplikasi berdasarkan keadaan
sewaktu pulang rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang Kabupaten Deli Serdang tahun 2014 adalah dari 94 orang penderita hipertensi
yang pulang berobat jalan yang tertinggi terdapat pada komplikasi gagal jantung sebesar 72,3, dari 6 orang penderita hipertensi yang pulang atas permintaan
sendiri yang tertinggi terdapat pada komplikasi gagal jantung sebesar 66,7 dan dari 4 orang penderita hipertensi yang pulang dengan keadaan meninggal yang
tertinggi terdapat pada komplikasi gagal ginjal kronik sebanyak 3 orang 75,0. Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa hampir seluruh penderita
hipertensi pulang dengan keadaan meninggal 75 menderita komplikasi gagal ginjal kronik, diakibatkan ginjal pasien yang rusak bertambah parah dan sisa-sisa
Universitas Sumatera Utara
metabolisme tubuh dan cairan berlebih tertimbun di dalam tubuh yang kemudian membuat ginjal berhenti berfungsi yang berujung pada kematian.
Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji Chi-square tidak memenuhi syarat untuk dilakukan karena terdapat 7 cells 77,8 yang memiliki
nilai expected count kurang dari dari 5.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
6.1.1 Distribusi proporsi tertinggi penderita hipertensi dengan komplikasi berdasarkan sosiodemografi rawat inap di di Rumah Sakit Umum Daerah
Deli Serdang Kabupaten Deli Serdang tahun 2014 berdasarkan sosiodemografi, terbanyak pada umur ≥40 tahun 95,2 dan jenis
kelamin perempuan 58,7, suku Jawa 39,4, agama Islam 72,0, pendidikan SDsederajat 33,7, pekerjaan Ibu Rumah Tangga 40,4,
status Kawin 97,1, dan tempat tinggal Luar Kecamatan Lubuk Pakam 59,6.
6.1.2 Proporsi tertinggi penderita hipertensi dengan komplikasi berdasarkan jenis komplikasi hipertensi rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Deli
Serdang Kabupaten Deli Serdang tahun 2014 adalah Gagal Jantung 69,2.
6.1.3 Proporsi tertinggi penderita hipertensi dengan komplikasi berdasarkan keluhan utama rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang
Kabupaten Deli Serdang tahun 2014 adalah nyeri di bagian dada 28,8. 6.1.4 Proporsi tertinggi penderita hipertensi dengan komplikasi berdasarkan
derajat hipertensi rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang Kabupaten Deli Serdang tahun 2014 adalah derajat 2 76,9.
Universitas Sumatera Utara
6.1.5 Lama rawatan rata-rata penderita hipertensi dengan komplikasi rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang Kabupaten Deli Serdang
tahun 2014 adalah 5,35 hari. 6.1.6 Proporsi tertinggi penderita hipertensi dengan komplikasi berdasarkan
sumber biaya rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang Kabupaten Deli Serdang tahun 2014 adalah BPJS 54.
6.1.7 Proporsi tertinggi penderita hipertensi dengan komplikasi berdasarkan keadaan sewaktu pulang rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Deli
Serdang Kabupaten Deli Serdang tahun 2014 adalah Pulang Berobat Jalan 94.
6.1.8 Penderita hipertensi rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang Kabupaten Deli Serdang tahun 2014 menderita komplikasi disaat
berumur ≥40 tahun 95,2. 6.1.9 Penderita hipertensi rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Deli
Serdang Kabupaten Deli Serdang tahun 2014 menderita komplikasi jika memiliki derajat hipertensi 2 76,9.
6.1.10 Penderita hipertensi dengan komplikasi gagal ginjal kronik yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang Kabupaten Deli Serdang
tahun 2014 mayoritas pulang dengan keadaan meninggal 75. 6.1.11 Ada perbedaan bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan jenis
komplikasi hipertensi p0,001.
Universitas Sumatera Utara
6.2 Saran