Berdasarkan Gambar 5.8, dapat dilihat bahwa proporsi penderita hipertensi dengan komplikasi rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang
Kabupaten Deli Serdang tahun 2014 berdasarkan keluhan utama tertinggi adalah nyeri di bagian dada 28,8 dan terendah adalah stroke 4,8.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa keluhan utama tertinggi adalah nyeri di bagian dada. Sebagian besar pasien yang datang berobat di Rumah Sakit
Umum Daerah Deli Serdang adalah nyeri di bagian dada karena didukung oleh komplikasi yang terbanyak adalah penyakit gagal jantung 69,2. Rasa nyeri di
dada pada saat sedang melakukan aktivitas dan akan reda bila melakukan istirahat. Rasa nyeri di dada atau yang disebut angina ini dapat terjadi karena sel-sel
jantung tidak mendapatkan cukup oksigen karena berkurangnya airan darah ke otot-otot jantung Susanti, 2015.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Agustina Sianipar di Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012, penderita hipertensi dengan
komplikasi menurut keluhan utama adalah sesak nafas 44,9.
5.1.3 Jenis Komplikasi
Proporsi penderita hipertensi dengan komplikasi berdasarkan jenis komplikasi rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang Kabupaten
Deli Serdang tahun 2014 dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.10 Diagram Pie
Proporsi Penderita
Hipertensi Dengan
Komplikasi Berdasarkan Jenis Komplikasi Hipertensi Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang Kabupaten
Deli Serdang Tahun 2014
Berdasarkan Gambar 5.10, dapat dilihat bahwa proporsi penderita hipertensi dengan komplikasi rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Deli
Serdang Kabupaten Deli Serdang tahun 2014 berdasarkan jenis komplikasi hipertensi tertinggi adalah Gagal Jantung 69,2 dan terendah adalah Gagal
Ginjal Kronik 3,8. Adanya hipertensi meningkatkan risiko terjadinya penyakit gagal jantung
kongestif lebih dari tiga kali lipat. Penderita hipertensi sering mengalami struktur dan fungsi jantung yang abnormal meliputi hipertrofi ventrikel kiri, disfungsi
sistolik, disfungsi diastolik dan akhirnya gagal jantung. Ada dua mekanisme mengenai hubungan hipertensi dengan peningkatan resiko terjadinya gagal
jantung. Pertama, hipertensi merupakan faktor risiko terjadinya infark miokard akut yang dapat menyebabkan gangguan fungsi sistolik ventrikel kiri dan gagal
jantung. Kedua, hipertensi menyebabkan terjadinya hipertrofi ventrikel kiri yang dihubungkan dengan terjadinya disfungsi diastolik dan meningkatkan risiko gagal
jantung sistolik Prawishanti, 2014.
Universitas Sumatera Utara
Stroke dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu stroke iskemik dan stroke haemoragik. Stroke iskemik terjadi bila karena suatu sebab suplai darah ke otak
terhambat atau terhenti. Walaupun berat otak hanya sekitar 1.400 gram, namun menuntut suplai darah yang relatif sangat besar yaitu sekitar 20 dari seluruh
curah jantung. Stroke hemoragik merupakan penyakit gangguan fungsional otak akut fokal maupun global terjadi bila terhambatnya aliran darah ke otak yang
disebabkan oleh perdarahan suatu arteri serebralis. Darah yang keluar dari pembuluh darah dapat masuk ke dalam jaringan otak, sehingga terjadi hematom
Junaidi, 2011 Dari hasil penelitian didapatkan dari 28 penderita hipertensi dengan
komplikasi stroke, terdapat 27 orang dengan stroke iskemik dan 1 orang dengan stroke haemoragik. Penderita hipertensi didiagnosa mengidap komplikasi stroke
melalui tahapan CT Scan di RSUD Deli Serdang. Hipertensi merupakan faktor risiko utama terjadinya stroke iskemik. Semakin tinggi tekanan darah pasien
kemungkinan stroke akan semakin besar, karena hipertensi dapat mempercepat pengerasan dinding pembuluh darah arteri dan mengakibatkan penghancuran
lemak pada sel otot polos sehingga mempercepat proses aterosklerosis. Hipertensi berperan dalam proses aterosklerosis melalui efek penekanan pada sel
endotellapisan dalam dinding arteri yang berakibat pembentukan plak pembuluh darah semakin cepat. Jika serangan stroke terjadi berkali-kali, maka kemungkinan
untuk sembuh dan bertahan hidup akan semakin kecil Junaidi, 2011. Hipertensi bisa berakibat gagal ginjal. Sedangkan bila sudah menderita
gagal ginjal sudah pasti terkena hipertensi. Bahkan hipertensi pada gilirannya
Universitas Sumatera Utara
menjadi salah satu faktor risiko meningkatnya kematian pada pasien hemodialisis pasien ginjal yang menjalani terapi pengganti ginjal dengan cara cuci
darahhemodialisis di rumah sakit. Naiknya tekanan darah di atas ambang batas normal bisa merupakan salah
satu gejala munculnya penyakit pada ginjal. Beberapa gejala-gejala lainnya seperti berkurangnya jumlah urine atau sulit berkemih, edema penimbunan cairan dan
meningkatnya frekuensi berkemih terutama pada malam hari. Bila sudah dinyatakan gagal ginjal tahap akhir, maka pasien harus
menjalankan terapi pengganti ginjal seumur hidupnya. Ada 3 jenis terapi pengganti pengganti ginjal yaitu Transplantasi cangkok ginjal, Hemodialisis
sering disebut cuci darah, Peritoneal Dialisis CAPD = continous ambulatory peritoneal dialysis yang semuanya membutuhkan dana yang cukup besar IKCC,
2014.
6.1.3 Lama Rawatan Rata-rata