tekanan darah akan menurun. Bahkan pada orang tertentu akan menjadi normal kembali Sheps, 2005. Pada sekitar 5-10 penderita hipertensi, penyebabnya
adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2 penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakain obat tertentu misalnya pemakaian pil KB Depkes, 2014.
Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder Ruhyanudin, 2007: 1.
Penyakit Ginjal
seperti: Stenosis
arteri renalis,
Pielonefritis, Glomerulonefritis, Tumor-tumor ginjal, Penyakit ginjal polikista, Trauma
pada ginjalluka yang mengenai ginjal, Terapi penyinaran yang mengenai ginjal
2. Kelainan Hormonal seperti: Hiperaldosteronisme, Sindroma Cushing,
Feokromostioma 3.
Obat-obatan seperti: Pil KB, Kortikosteroid, Siklosporin, Eritropoiten, Kokain, Penyalahgunaan alkohol, Kayu manis yang dikonsumsi dalam
jumlah sangat besar 4.
Penyebab lainnya seperti: Koartasio aorta, Preeklamsi pada kehamilan, Porfiria intermiten akut, Keracunan timbal akut
2.3 Gejala Klinis Hipertensi
Hipertensi disebut juga the silent killer, sebab sering tanpa dibarengi tanda atau gejala yang memberi peringatan akan adanya masalah. tanpa dibarengi
adanya masalah Sheps, 2005. Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi
bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi. Gejala yang
Universitas Sumatera Utara
dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan pada hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan Ruhyanundin, 2007.
Jika penyakit hipertensi tidak ditangani dengan segera akan berlanjut menjadi hipertensi berat dan dapat menimbulkan gejala seperti sakit kepalapusing
dibagian belakang kepala terutama pada pagi hari, jantung berdebar-debar, mudah marah, sulit bernafas setelah bekerja keras atau mengangkat beban berat,
dunia terasa berputar vertigo, penglihatan kaburmata berkunang-kunang, mimisan, rasa berat ditengkuk, sering buang air kecil terutama pada malam hari
dan telinga berdengung tinnitus Kaplan dkk., 1991. Hipertensi berat yang tidak ditangani segera dapat mengakibatkan
komplikasi dengan meningkatkan kerusakan pembuluh darah yang meliputi arteri kecil tahanan dan arteriol serta arteri besar saluran. Semua lesi ini bisa
mengakibatkan morbiditas jantung, ginjal dan pembuluh darah otak serta kematian, Laporan Komisi Pakar WHO, 2001 Gejala lain akibat komplikasi
hipertensi seperti gangguan penglihatan, gangguan saraf, gejala gagal jantung, dan gejala lain akibat gangguan fungsi ginjal sering di jumpai. Gagal jantung dan
gangguan penglihatan banyak dijumpai pada hipertensi maligna, yang umumnya disertai pula dengan gangguan pada ginjal bahkan sampai gagal ginjal. Gangguan
cerebral akibat hipertensi dapat merupakan kejang atau gejala-gejala akibat pendarahan pembuluh darah otak yang mengakibatkan kelumpuhan, gangguan
kesadaran bahkan sampai koma Riyadina, 2002.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Epidemiologi Hipertensi