6.2 Saran
6.2.1 Perlu dilakukan penyuluhan atau konseling kepada keluarga penderita agar lebih cepat tanggap terhadap keluhan dan gejala-gejala terjadinya
komplikasi dini agar tidak terjadinya komplikasi yang lebih berat serta memantau secara berkala penderita dalam mengonsumsi obat dengan
benar agar tekanan darah pasien dapat stabil. 6.2.2 Diharapakan kepada petugas rekam medik Rumah Sakit Umum Daerah
Deli Serdang untuk melengkapi pencacatan mengenai faktor determinan hipertensi yang berkaitan dengan gaya hidup penderita hipertensi dengan
komplikasi seperti pola makan, merokok, pola istirahat dan olahraga. 6.2.3 Kepada tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang
agar memberikan penyuluhan kepada ibu rumah tangga di daerah Deli Serdang mengenai penyajian makanan di rumah, diantaranya mengurangi
konsumsi garam, makanan yang bersantan, dan disertai buah-buahan. Melakukan olahraga yang ringan secara teratur serta meyakinkan ibu
rumah tangga agar dapat memeriksakan tekanan darah secara rutin agar tekanan darah lebih terkontrol bagi seluruh ibu rumah tangga. Penyuluhan
dapat dilakukan di daerah dimana ibu rumah tangga sering berkumpul seperti misalnya pengajian.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian 2.1.1 Pengertian Tekanan Darah
Tekanan darah adalah kekuatan yang diperlukan agar darah dapat mengalir di dalam pembuluh darah dan beredar mencapai semua jaringan tubuh manusia.
Darah yang dengan lancar beredar ke seluruh bagian tubuh berfungsi sangat penting sebagai media pengangkut Oksigen serta zat-zat lain yang diperlukan bagi
kehidupan sel-sel tubuh. Selain itu, darah juga berfungsi sebagai sarana pengangkut sisa hasil metabolisme yang tidak berguna lagi dari jatingan tubuh
Gunawan, 2001. Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi sistolik,
sementara angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi diastolik Ruhyanudin, 2007.
Tekanan Darah Sistolik TDS menunjukkan tekanan pada arteri bila jantung berkontraksi denyut jantung atau tekanan maksimum dalam arteri pada
suatu saat. TDS dinyatakan oleh angka yang lebih besar jika dibaca pada alat pengukur tekanan darah. TDS normal 90
– 120 mmHg. Tekanan Darah Diastolik TDD menunjukkan tekanan darah dalam arteri bila jantung berada dalam
keadaan relaksasi di antara dua denyutan. TDD dinyatakan dalam angka yang lebih kecil jika dibaca pada alat pengukur tekanan darah. TDD normal 60 -80
mmHg. Tingginya TDS berhubungan dengan curah jantung, sedangkan TDD berhubungan dengan besarnya resistensi perifer Kaplan dan Joseph, M.D., 2006.
Universitas Sumatera Utara
Tekanan darah memiliki berbagai macam variasi tergantung pada keadaan, akan meningkat sesuai dengan aktivitas fisik, emosi, dan stres,dan akan turun
selama tidur Gray dkk., 2002. Stres, baik fisik maupun emosional, menyebabkan kenaikan sementara pada tekanan darah Marvyn, 1995.Tekanan darah dalam
satu hari juga berbeda, paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari Ruhyanudin, 2007.
Tekanan darah biasanya diukur secara tidak langsung menggunakan sfigmomanometer raksa dan metode dengar bunyi atau metode aukultasi.
Beberapa piranti pengukur tekanan darah menggunakan aneroid sebagai pengganti manometer raksa dan sebaikya harus selalu di kalibrasi dan dicek secara teratur.
Alat pengukur tekanan darah ini sering disebut tensi meter, dan penggunaannya biasanya menggunakan alat bantu dengar yakni stetoskop Laporan Komisi Pakar
WHO, 2001. Pengukuran tekanan darah dilakukan minimal 2 kali setiap kesempatan dalam jarak waktu yang cukup lama yaitu 5-10 menit, dengan tidak
ada perbedaan hasil pada kedua lengan. Jika terdapat perbedaan, lengan yang mempunyai angka yang lebih tinggi digunakan sebagai patokan untuk pengukuran
berikutnya Gray dkk., 2002.
2.1.2 Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus-menerus lebih dari suatu periode Udjianti,
2010. Hipertensi didefinisikan oleh Joint National Committee on Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure JIVC sebagai tekanan yang
lebih tinggi dari 14090 mmHg dan dapat diklasifikasikan sesuai derajat
Universitas Sumatera Utara
keparahannya Ruhyanudin, 2007. Hipertensi merupakan penyakit dari masa dewasa tengah termasuk diatas 60 juta orang, diperkirakan bahwa 1 dari 6
individu mempunyai tekanan darah tinggi. Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Depkes, 1996
Menurut WHO, batasan tekanan darah yang masih dianggap normal adalah 14090 mmHg, sedangkan tekanan darah ≥16595 mmHg dinyatakan
sebagai hipertensi. Tekanan darah di antara normotensi dan hipertensi disebut borderline hypertension Garis Batas Hipertensi. Batasan WHO tersebut tidak
membedakan usia dan jenis kelamin Udjianti,2010. Batasan hipertensi dengan memperhatikan perbedaan usia dan jenis
kelamin menurut Udjianti 2010 yang mengutip pendapat Kaplan adalah sebagai berikut :
a. Laki-
laki, usia ≤ 45 tahun di katakan hipertensi apabila tekanan darah ≥ 13090 mmHg,
b. Laki-
laki, usia 45 tahun di katakan hipertensi apabila tekanan darah ≥ 14595 mmHg,
c. Perempuan, dikatakan hipertensi apabi
la tekanan darah ≥ 16095 mmHg. Hipertensi umumnya berkembang dengan lambat. Pada kebanyakan kasus
dimulai dengan tekanan darah normal yang berkembang menjadi prahipertensi lalu akhirnya menuju hipertensi. Jika dibiarkan tidak diobati, hipertensi dapat
merusak banyak organ dan jaringan tubuh, Semakin tinggi tahap hipertensinya dan semakin lama dibiarkan tak terkontrol, risiko cedera serangan akan makin
besar Sheps, 2005. Peningkatan tekanan darah memberikan gejala yang akan
Universitas Sumatera Utara
berlanjut ke suatu organ target tertentu seperti stroke untuk otak, penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung, dan hipertrofi ventrikel kanan
untuk otot jantung Bustan, 2007. Klasifikasi derajat tekanan darah menurut Joint National Commite JNC
VII on Detection Evaluation mc and Treatment of Hight Blood Preasure tahun 2003 adalah:
a. Tekanan darah normal 120-130 mmHg TDS dan 80-89 mmHg TDD b. Hipertensi derajat I adalah 140-159 mmHg TDS dan 90-99 mmHg TDD
c. Hipertensi derajat II adalah 160 mmHg TDS dan 100 mmHg TDD Sementara itu, ESH Europian Society of Hypertension dan ESC
Europian Society of Cardiology tahun 2013 juga memakai batasan sebagai berikut untuk mengetahui tingkat keparahan penyakit hipertensi berdasarkan TDS
dan TDD Mancia dkk., 2013: Sistolik
Diastolik Optimal
120 80
Normal 120-129
80-84 Normal Tinggi
130-139 85-89
Hipertensi Derajat 1 140-159
90-99 Hipertensi Derajat 2
160-179 100-109
Hipertensi Derajat 3 180
≥110 Hipertensi Terisolir
≥ 140 90
Prahipertensi tidak termasuk dalam kategori patologis. Istilah ini digunakan untuk pasien dengan faktor risiko tinggi hipertensi sehingga pasien
Universitas Sumatera Utara
atau petugas kesehatan menjadi waspada akan risiko ini dan dapat melakukan tindakan pencegahan Siti dkk., 2008.
WHO menggunakan tekanan diastolik sebagai bagian tekanan yang dipakai dalam kriteria diagnosis dan klasifikasi. Tekanan darah manusia meliputi
tekanan darah sistolik tekanan darah waktu jantung menguncup dan tekanan darah diastolik yakni tekanan darah waktu jantung istirahat. Shadine, 2010
Pentingnya perhatian terhadap diastolik dalam manajemen hipertensi berkaitan dengan lebih tinginya prevalensi hipertensi diastolik dibandingkan
dengan prevalensi sistolik sehingga diastolik sangat penting dalam menegakan diagnosis hipertensi. Diastolik dapat digunakan dalam pengukuran keberhasilan
pengobatan hipertensi dan menjadi pegangan dalam melakukan prognosis serta pedoman dalam evaluasi atau pengontrolan pengobatan. Shadine, 2010
2.2 Klasifikasi Hipertensi
2.2.1 Klasifikasi Berdasarkan Etiologi a.
Hipertensi Primer atau Esensial
Hipertensi Primer atau Esensial adalah persisten tekanan arteri yang dihasilkan oleh ketidakteraturan mekanisme kontrol homeostatik normal tanpa
penyebab sekunder yang jelas Sobel, 1996. Hipertensi esensial merupakan tipe paling umum dan termasuk 35-95 dari individu dengan penyakit ini. Tidak
ada penyebab yang mengidentifikasi hipertensi dan onsetnya tidak tampak dan perlahan-lahan, perkembangan meningkat tinggi pada tekanan darah dalam
periode bertahun-tahun Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Depkes, 1996. Menurut Kotchen 2010, hipertensi esensial cenderung bersifat familial dan besar
Universitas Sumatera Utara
kemungkinannya merupakan akibat dari interaksi antara faktor lingkungan dan genetik. Prevalensi hipertensi esensial meningkat seiring usia, dan orang dengan
tekanan darah yang relatif tinggi ketika muda berisiko lebih tinggi mengalami hipertensi di kemudian hari.
Selama 75 tahun terakhir telah banyak penelitian untuk mencari etiologinya Gray, dkk., 2002. Pada tahap awal hipertensi primer curah jantung
meninggi sedangkan tahanan perifer normal. Keadaan ini disebabkan peningkatan aktivitas simpatik. Pada tahap selanjutnya curah jantung kembali normal
sedangkan tahanan perifer meningkat yang disebabkan oleh refleks autoregulasi. Yang dimaksud dengan refleks autoregulasi adalah mekanisme tubuh untuk
mempertahankan keadaan hemodinamik yang normal. Peninggian tekanan darah tidak jarang merupakan satu-satunya tanda hipertensi primer. Bergantung pada
tingginya tekanan darah gejala yang timbul dapat berbeda-beda. Kadang hipertensi primer berjalan tanpa gejala dan baru timbul gejala setelah terjadi
komplikasi pada organ target seperti pada ginjal, mata, otak dan jantung E J, Kapojos, 2001.
b. Hipertensi Sekunder atau non Esensial
Disebut hipertensi sekunder karena hal ini disebabkan oleh penyakit atau kelainan lain. Hipertensi sekunder biasanya terjadi lebih cepat dan menyebabkan
kenaikan tekanan darah lebih tinggi dibandingkan dengan hipertensi esnsial atau primer, yang berkembang secara bertahap selama bertahun-tahun.
Dibandingkan dengan hipertensi esensial, hipertensi sekunder kadang- kadang bisa disembuhkan. Bila penyakit atau kondisi pasien diperbaiki maka
Universitas Sumatera Utara
tekanan darah akan menurun. Bahkan pada orang tertentu akan menjadi normal kembali Sheps, 2005. Pada sekitar 5-10 penderita hipertensi, penyebabnya
adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2 penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakain obat tertentu misalnya pemakaian pil KB Depkes, 2014.
Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder Ruhyanudin, 2007: 1.
Penyakit Ginjal
seperti: Stenosis
arteri renalis,
Pielonefritis, Glomerulonefritis, Tumor-tumor ginjal, Penyakit ginjal polikista, Trauma
pada ginjalluka yang mengenai ginjal, Terapi penyinaran yang mengenai ginjal
2. Kelainan Hormonal seperti: Hiperaldosteronisme, Sindroma Cushing,
Feokromostioma 3.
Obat-obatan seperti: Pil KB, Kortikosteroid, Siklosporin, Eritropoiten, Kokain, Penyalahgunaan alkohol, Kayu manis yang dikonsumsi dalam
jumlah sangat besar 4.
Penyebab lainnya seperti: Koartasio aorta, Preeklamsi pada kehamilan, Porfiria intermiten akut, Keracunan timbal akut
2.3 Gejala Klinis Hipertensi